13. Payung Hitam Misterius

977 107 19
                                    









📓






"Fey.. Fey... bangunnn.."

Nana menggoyang-goyangkan pundak Fey secara lembut. Sudah 15 menit Fey terlihat tertidur pulas di perpustakann saat mereka bertiga memutuskan untuk belajar di dalam perpustakaan. Sebenarnya ini idenya Fey, namun dirinya malah tertidur pulas disana.

"Hhhnggggg.... Hoam.." Fey akhirnya terbangun, ia sedikit mengucak matanya yang masih ingin tertutup menikmati mimpi indahnya itu, "Jam berapa ini?"

"Jam 6 Fey.. Lo gak ketinggalan bus?"

"Shit! 15 menit lagi Ga, Na!"

"Iya makanya Nana bangunin, ayok Nana bantu beresin bukunya"

Nana dan Saga bergegas membantu Fey untuk merapihkan buku-bukunya. Tak mau dirinya ketinggalan bus malam ini, jadi Fey terlihat terburu-buru.

"Gua duluan ya, lo pada pulang pake kereta kan?" Fey telah beranjak dan menggendong tas nya di pundak. Berbalik sebentar untuk berpamitan dengan sahabatnya.

"Huum" Nana dan Saga mengangguk.

"Gue pulang ya! Bye! Sampe ketemu minggu depan!" Dirinya sedikit berlari keluar dari gedung perpustakaan, mengundang banyak sekali atensi siswa-siswi yang sedang fokus belajar.

Nana tertawa pelan dan Saga menggelengkan kepalanya, temannya memang aneh semuanya. Saga sempat berfikir, bagaimana ia bisa tahan dengan Fey yang selalu gaduh dan heboh, sedangkan Nana yang polos dan keras kepala? Berbeda dengan Canda yang dingin, hangat hati, dan penuh kebaikan.

Ngomong-ngomong soal Canda, sedari pagi Saga tak melihat keberadaan Canda sama sekali. Sejak kemarin sore Saga secara tak sengaja menyatakan perasaannya karena terbawa suasana, Canda seperti menjauhinya. Inilah yang Saga tak suka.

"Cancan dari pagi mana ya? Gak keliatan.. Cancan sekolah kan ya?" Nana juga merasakan bahwa Cancan tak terlihat sedari pagi.

"Gatau, iya kali..." Jawab Saga singkat.

"Saga..." Nana berbalik ke samping, menatap Saga dan menaruh pena kesayangannya dengan gantungan pororo pemberian Fey tahun lalu.

"Hum? Apa Na?" Saga masih saja serius menulis.

"Kemarin... Cancan—"

Mendengar nama itu, jelas Saga terdiam. Seketika seluruh atensinya tertuju pada Nana.

"Nembak lo?" Saga langsung menyambung perkataan Nana yang sempat tercekat itu, "Lo gak suka sama Canda? Canda baik banget sama kita, specifically sama lo Na"

"Saga.. Pertama Nana makasih banyak sama kalian, udah mau temenan sama Nana, baik sama Nana tanpa berharap ibalan apapun-" Nana memegang telapak tangan Saga yang bertengger di senderan kursi, "Nana ngerasa Cancan emang baik banget sama kita, perhatian juga. Tapi Saga sadar gak sih? Perasaan Cancan buat Nana itu cuman sebatas pengen ngejagain Nana karna Nana ceroboh.." Tatapannya mengisyaratkan bahwa dirinya percaya diri dengan apa yang ia bicarakan, agar Saga benar-benar percaya padanya.

"Rasa sayang Cancan sama Nana bukan rasa sayang ingin memiliki Ga, tapi sayang sebatas kakak ke adik-" Nana tersenyum, menatap Saga yang masih kebingungan, "-beda kalo ke Saga.."

CRUSH | minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang