18. Kekecewaan Elvano

1K 100 36
                                    







📓






Selama seminggu ini El tengah disibukan dengan latihan untuk pertandingan Baseball minggu depan, alhasil dirinya sangat jarang sekali melihat Nathan akhir-akhir ini. Setelah sepulang sekolah, El dan tim Baseball sekolahnya diwajibkan untuk berlatih hingga larut malam setiap harinya, seperti hari ini El sedang berlatih di lapangan, dan seperti biasa  juga para penggemar El pun ikut meramaikan dan menyorakinya dari pinggir lapangan. Di tengah kerumunan siswa/i yang menyorakinya, manik hazel milik El menemukan sosok yang ia rindukan, yaitu Nathan. Tak apa kan jika El rindu pada Nathan?

Terlihat seorang Nana yang sedang berjalan di sisi lapangan dengan pakaian yang terlihat sangat identik dengannya, jas nya ia lepas, dasinya sudah setengah longgar, baju kemejanya setengah di keluarkan.  Sangat berantakan dan sangat Nathan. Di sela percakapannya dengan Saga, Nana melirik ke arah dimana para atlet baseball sedang berlatih, meskipun jauh sekali tetapi Nana bisa saja melihat sosok El yang sedang memakai atribut baseball di tengah lapangan yang luas.

Nana tersenyum pada El lebih dahulu, El pun membalas senyumannya meskipun Nathan mungkin tak akan melihat senyum paling indah milik El. Tangannya yang memakai glove baseball itu melambai kecil pada Nathan. Nana yang melihat El sepertinya melambaikan tangan pada dirinya pun dengan percaya diri memberikan lambaian balik, namun ternyata dugaan Nana salah. El ternyata menyapa seseorang yang tengah duduk di bawah pohon yang berada tak jauh dari tempat Nana berdiri. Itu Milly.

Tangan lentik nan cantik milik Milly melambai dengan tinggi, membalas lambaian tangan milik kakak kelas kesayangannya itu. Dengan senyum merona sesekali Milly berteriak 'kak El' yang membuat atensi seluruh pemandu sorak pribadi El tertuju padanya. Ada yang acuh, ada juga yang malah merasa senang.

Nana yang melihat itupun langsung menurunkan tangannya. Mungkin ia terlalu percaya diri, mana mungkin El akan menyapa dirinya terlebih dahulu, dan ini adalah ruangan terbuka. El pasti menyapa Milly. Pikirnya. Seketika percaya dirinya turun. Nana segera berlari menghampiri Saga dan Fey yang sudah terlebih dahulu berjalan meninggalkannya tanpa sengaja. Langkahnya terburu-buru dan wajahnya menunduk. El yang melempar sapaan pada Nathan pun tiba-tiba terhenti dan mengikuti arah kemana Nathan beranjak. Kenapa Nathan? Kenapa dia tidak membalas lambaian tangannya?

Senyum Milly tiba-tiba pudar kembali, menyadari arah pandang kak El tak melihat padanya, ia pun berbalik dan menemukan sosok yang ia benci, kak Nathan. Ish! Nyebelin banget! Milly pun duduk kembali dan memperhatikan kak El yang kembali melakukan latihan. Teman-teman dari Milly pun menghampirinya dan ikut duduk di sampingnya. Dengan senyum yang ramah Milly menyapa.



"Milly! Ciee makin deket nih sama kak El!" Salah satu temannya mengejek Milly, yang membuat dirinya tersipu malu.

"Hah kata siapa? Nggak kok! hehe" Milly menggelengkan kepalanya seolah dirinya menolak akan apa yang teman-temannya katakan.

"Tuh tadi gue liat kalian dadah-dadah gitu apa coba bikin iri aja!"

"Ih nggak kok, aku sama kak El kan satu kelompok belajar.. jadi kak El nyapa sebagai senior" dirinya kembali merendah.

"Gue bisa liat sih kak El suka tau sama lo"

"Masa sih? Nggak deh masa kak El suka sama aku? Aku kan biasa aja..."

"Lo tuh cantik, pinter, kesayangan guru juga, panutan sama kaya kak El, kalian tuh kalo pacaran udah kaya couple goals banget!"

"Ish nggak ah nggak.."



Sikap rendah hatinya adalah salah satu dari rencananya untuk membuat semua orang menyukainya dan terus tak sengaja menghubungkan dirinya dengan kak El. Dilihat memang Milly dan kak El begitu sempurna jika disatukan, semuanya mengakui itu. Banyak sekali rumor yang mulai merambat tentang kedekatan keduanya. Kak El yang super dingin, pintar dan berbakat dalam segi apapun dan Milly siswi cantik, baik hati, polos dan pintar. Sangat sempurna. Namun kebaikannya hanyalah topeng semata.

CRUSH | minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang