The Bride & Spicy Wedding
Pastikan kamu tap love dan berikan komentar :')
*****
Pagi ini Annabelle bangun pukul enam pagi. Berkat tekad dan alarm yang sepanjang waktu berbunyi, ia bisa bangun tanpa kesiangan. Gadis itu bahkan memutuskan mandi lebih awal agar tubuhnya merasa segar. Tinggal di rumah besar, tentu saja ia harus sering menghilangkan energi negatif dari dirinya. Entah sudah berapa hari ia tinggal di rumah besar itu, tetapi perasaannya masih tidak tenang dan nyaman.
Annabelle menyisir rambut panjangnya. Ia membiarkan rambutnya tergerai. Karena masih akan terus mendekam di rumah, Annabelle memilih memakai kaos kebesaran dengan celana jeans pendek yang memamerkan kaki putihnya. Gadis itu tersenyum menatap wajahnya dari balik cermin sambil menyisir rambutnya dengan jemari. Ia bertekad hari ini akan jauh lebih baik dibandingkan hari-hari yang sudah berlalu.
Suara ketukan terdengar dari balik pintu. Annabelle menatap ke arah pintu yang terlihat dari dalam cermin. Ia mendengus pelan dan berdiri. Satu alisnya refleks terangkat dan bibirnya tersenyum miring melihat siapa yang kini sedang berdiri di depan kamarnya. Ya, karena kamar utama itu sudah menjadi miliknya.
Nathan berdeham keras karena tatapan Annabelle yang begitu menyebalkan dilihat. Pria itu kini berdiri di depan kamar Annabelle dengan masih mengenakan pakaian tidurnya yang dari bahan satin. Satu kancing baju atas tidur itu terbuka, memperlihatkan dada Nathan yang berbentuk karena otot.
Hhhh.... Annabelle selalu ingin mencoba pakaian tidur dari bahan satin. Apalagi jika tidur sambil memeluk tubuh atletis di hadapannya itu, mungkin saja ia bisa lebih nyenyak tertidur.
Annabelle menggeleng, mengesampingkan pikirannya yang melenceng.
"Apa yang kamu lakukan?"
Annabelle mengerutkan keningnya heran mendengar pertanyaan Nathan. "Harusnya aku yang bertanya, apa yang kamu lakukan di sini?"
"Aku ingin mengambil jas berwarna biru di dalam. Minggir, kamu menghalangi jalanku."
Annabelle menoleh ke kanan-kiri tubuhnya, ia memang berdiri tepat di ambang pintu, di tengah. "Ini adalah kamarku. Aku rasa tidak ada bajumu di dalam sini."
Nathan membulatkan matanya. "Apa katamu?"
"Ini adalah kamarku. Tidak baik menyimpan barang orang asing di kamar sendiri."
Nathan berdecih tak terima. "Kamu menyebutku orang asing?"
Annabelle bersidekap dada. Ia tersenyum tenang sambil menatap wajah Nathan. "Memangnya kita ini apa? Bukankah kita seperti tetangga yang tinggal dalam satu atap rumah yang sama?" Nada bicara tenang Annabelle sangat menjengkelkan bagi siapa saja yang mendengarnya bicara.
"Apa? Tetangga?" Nathan mengepalkan tangannya. Sepertinya Annabelle memang berniat untuk membuat tensi darahnya tinggi pagi ini.
"Tidak pernah saling sapa. Tidak pernah mengobrol. Tidak pernah makan bersama. Tidak tidur dalam satu kamar yang sama. Menurutmu sebutan apa yang pantas untuk kita berdua?"
"Apa kamu lihat aku sedang bercanda?" Raut wajah Nathan berubah sinis. Ia menatap Annabelle dengan tatapan tajam. "Aku sedang terburu-buru, jadi biarkan aku mengambil jas itu hari ini."
"Aku tidak peduli." Annabelle mengangkat kedua bahunya tak acuh.
"Apa?!"
"Kenapa aku harus peduli?"
"Annabelle!"
Annabelle refleks memejamkan matanya, karena terkejut dengan suara Nathan yang meninggi memanggil namanya. Gadis itu masih berusaha tampil tenang walau dalam hatinya sudah bergetar karena takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride & Spicy Wedding
RomanceNathan adalah seorang pria keturunan keluarga Hamilton yang memiliki perusahaan minyak gas terbesar kelima di dunia. Sehari-hari Nathan hanya sibuk dengan dunia pekerjaannya. Ia hanya tahu bagaimana caranya menjalani perusahaan dengan baik dan membu...