The Bride & Spicy Wedding
Pencet bintang di kiri bawah dan komentar gratis beb :")
Happy Reading!
*****
Pukul 10 malam, Nathan masih duduk di meja kerjanya. Padahal ia sudah pulang lebih awal, tetapi ternyata pekerjaan belum juga usai. Ia harus mencari cara yang tepat untuk bisa mengembalikan kerugian sebesar 2 juta dolar karena insiden Texas.
Nathan menutup dokumen terakhirnya. Ia meletakkan pena dan kacamata ke atas meja. Ia menyandarkan punggungnya seraya menghela napas panjang. Merasa lehernya yang tegang, Nathan menyentuh dan mengurut lehernya. Entah kenapa tubuhnya seketika merasa begitu lelah. Mungkin ia harus mandi dengan air hangat agar tubuhnya bisa kembali bugar. Sejak pulang tadi dan berhadapan dengan Annabelle, ia belum sempat mandi dan lanjut bekerja lagi di ruangannya.
Pria tinggi itu bangkit berdiri dan menuju ke kamar mandi. Begitu ia membuka pintunya, refleks helaan napas panjang meluncur dari mulutnya. Ia lupa jika kamar mandi di ruang kerjanya tidak ada bath up maupun keran untuk air hangat.
"Apa aku harus menunggu renovasi baru bisa mandi?" Nathan kembali menutup pintu kamar mandi dengan kesal. Ia akhirnya keluar dari ruang kerjanya dan pergi menuju ke kamar utama. Kaki Nathan berhenti sejenak di depan daun pintu. Ia sedikit ragu untuk masuk ke dalam.
"Apa dia akan mengusirku? Tidak mungkin dia berani melakukannya."
"Apa sebaiknya lupakan saja soal mandi?"
"Tidak, aku benar-benar lelah dan butuh berendam air hangat."
Nathan terus berbicara seorang diri sambil mengusap tengkuknya. Nathan yang masih berdiri di sana sontak membulatkan mata saat pintu itu terbuka dan memperlihatkan Annabelle yang sama terkejutnya sepertinya.
"Ada apa kamu berdiri di sini?"
"Tidak ada apa-apa." Nathan menjawabnya dan seketika terdiam. Ia mengerutkan keningnya dan kini bersidekap dada. "Jika kamu lupa, ini juga kamarku. Jadi wajar jika aku berdiri di sini."
Annabelle menganggukkan kepalanya beberapa kali dengan ekspresi wajah yang menyebalkan. Gadis itu menggoda Nathan. "Biar aku ingatkan kalau kamu sudah menyerahkan kamar ini padaku, karena kamu lebih memilih tidur di ruang rahasiamu itu."
"Baiklah, ini kamarmu. Dan aku merendahkan diriku untuk bisa mandi di kamar mandi itu."
"Bagaimana, ya? Masalahnya aku tidak bisa mengizinkan orang asing mandi di kamar mandiku."
Nathan berdecak tak suka. "Bukankah kamu keterlaluan menyebutku orang asing lagi," ujarnya sambil berkacak pinggang.
"Apa yang akan aku dapatkan jika mengizinkanmu mandi di sini?"
"Wah ... kepribadianmu ini rupanya semakin menarik. Kamu bahkan memintaku bersepakat denganmu?"
Annabelle menaikkan kedua bahunya santai. "Jika tidak ingin mandi, maka ya sudah," ujar Annabelle hendak menutup pintu kamar. Satu kaki Nathan sontak menghalangi pintu yang hendak tertutup dengan cepat.
"Aku akan mengabulkan satu permintaanmu."
Bibir Annabelle langsung merekahkan senyum. Dengan ringan kakinya mendorong daun pintu itu ke belakang. Ia menggeser tubuhnya agar tidak menghalangi Nathan yang hendak masuk.
"Silakan pergunakan kamar utama beserta isinya sesuka Anda, Tuan Muda," ucap Annabelle yang hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar.
Nathan menahan lengan Annabelle di genggamannya. "Kamu ingin pergi ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride & Spicy Wedding
DragosteNathan adalah seorang pria keturunan keluarga Hamilton yang memiliki perusahaan minyak gas terbesar kelima di dunia. Sehari-hari Nathan hanya sibuk dengan dunia pekerjaannya. Ia hanya tahu bagaimana caranya menjalani perusahaan dengan baik dan membu...