| HARBOR FEELINGS, HOW IS VERA LIFE? |
Apa kalian ingin mengetahui bagaimana sebenarnya hidup Vera? Glavera Cathiya Aysele.
Vera dikenal sebagai gadis yang pintar, ramah, sopan, dan baik hati terhadap orang lain. Tapi, kekurangan nya ialah, Vera sangat gampang dimanfaatkan teman-teman nya sendiri.
Vera memiliki banyak prestasi yang Ia raih baik di dalam sekolah, maupun di lingkungan masyarakatnya. Vera selalu suka mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan memiliki keuntungan untuk diri nya sendiri.
Walau terkadang, Vera selalu sibuk dengan kegiatan-kegiatannya karena ia mempunyai banyak tanggung jawab.
Tak tahu mengapa, ada orang yang suka dengan keberadaan Vera, tapi ada orang yang tidak suka dengan keberadaan nya, sehingga mereka membuat cerita yang bertolak belakang dengan diri Vera.
Mungkin banyak orang yang ingin menjadi diri nya. Tapi dibalik itu semua, dibalik senyum dan tawa yang ia berikan, sebenarnya Vera sedih, marah, benci, overthinking, kecewa, dan stress. Vera memiliki tanggung jawab tersendiri di rumah, sekolah, bahkan kegiatan yang ada di luar sekolah.
"Gue nggak bisa, dan gue udah gak tahan!"
Vera berpikir kalau tidak ada gunanya menceritakan isi hati nya kepada orang lain.
"Buat apa nyeritain semuanya kalo cuman gue yang ngerti gimana terlukanya diri gue? Gimana dalamnya pisau yang di tusuk didalam hati gue?"
Seringkali, Vera benci dengan semua yang ada padanya.
Vera berpikir, apakah orangtua nya tidak tahu bagaimana perasaan anaknya? Vera sangat lelah pulang dari sekolah, lalu disambut dengan ocehan orangtua nya.
Vera selalu melampiaskan amarah dan kesedihan nya pada diri nya sendiri. Terkadang, hanya bantal di kamar lah yang mendengar semua tangisan yang berisi rasa marah, kecewa, dan kesedihan yang berat.
Yang memeluk ketika kita sedih, kecewa, marah, dan stress hanyalah selimut, dan yang selalu bersedia untuk kita peluk hanyalah guling yang ada di kamar.
"Apa gue terlalu banyak nyimpan dendam, amarah, kesedihan, dan kekecewaan didalam diri gue? Mungkin iya." ucap Vera yang sedang menangis di malam hari di dalam kamar.
Vera sangat ingin membalas perilaku orang-orang yang meremehkan, merendahkan, dan membuat mental Vera jatuh. Vera bisa saja terpikirkan akan hal diluar nalar. Tapi ia sadar akan perilaku itu.
"Kenapa temen-temen gue datang pas mereka butuh, kemudian pergi jika tak perlu. Hahahaha...."
"Terus, kenapa mereka coba pura-pura baik di depan gue? Padahal gue tau sifat asli mereka sebenarnya."
"Gue tau kok, tapi gue diam. Tapi diam bukan berarti gue takut."
"Gue pikir mereka semua orang baik kayak gue. Ternyata, gue yang bodoh, gak pandai ngeliat sifat asli mereka."
"People come and go. Begitulah hidup gue sekarang..."
"Gue cengeng banget... Gitu aja udah nangis..."
"Kalo waktu bisa di ulang, gue nggak mau kenal orang-orang munafik yang datang di hidup gue."
"Gue takut kalo gue percaya seseorang lagi, hati gue bakal hancur kembali."
"Emang kalian nggak pernah mikirin hati gue?"
"Emang bener yah, didunia ini nggak ada yang bener-bener teman. Padahal gue juga mau nemu temen yang bener-bener temen."
"Gue sangat berusaha ngebuat kalian bahagia, dan gue selalu berusaha untuk ngebuat kalian suka sama gue, tapi kenapa kalian malah berusaha jatuhin dan nyiksa gue?"
"Orang-orang berlagak baik agar terlihat mereka peduli pada diri kita sendiri."
Vera membenci People come and go, Vera membenci teman yang baik didepan tapi perlahan menusuk nya dari belakang. Vera juga benci orang-orang yang pura-pura peduli terhadap dirinya sendiri.
"Kalo lo nggak peduli sama gue, nggak usah pura-pura peduli sama gue!"
Teman-teman nya tak tahu banyaknya effort yang Vera berikan pada mereka disaat mereka membutuhkan pertolongan nya.
Tapi sebaliknya, teman-temannya justru tak ingin menolong nya jika ia meminta bantuan mereka. Mereka tiba-tiba menjadi orang paling sibuk di dunia ini.
Jika Vera hanya melakukan satu kesalahan kecil saja, mereka akan terus membesarkan dan mempermasalahkan kesalahan kecil itu.
Orang-orang hanya melihat satu kesalahan kecil yang kita perbuat, dan mengabaikan seribu kebaikan yang kita lakukan.
"Kenapa semua orang hanya mencari-cari dimana letak kesalahan gue?"
Vera tidak tahu apa yang teman-teman nya bicarakan tentang diri nya. Vera hanya ingin mencoba untuk tidak peduli dengan omongan orang lain, tapi ia tak bisa melakukan hal tersebut.
Kadang manusia punya otak, namun belum tentu punya hati. Mereka tidak berpikir sebelum mereka berbicara. Mereka berbicara seakan-akan tahu segalanya.
"Kadang, kita hanya ingin kembali ke masa dimana segala sesuatu tidak serumit ini. Pada akhirnya, yang kita pelajari dari hidup adalah bagaimana menjadi kuat sendirian."
-Vera-
***
KAMU SEDANG MEMBACA
- HARBOR FEELINGS - [COMPLETE]
Teen Fiction[DILARANG MEMPLAGIAT/MENGKOPY CERITA INI TANPA IZIN] -HARBOR FEELINGS- "Like a gloomy twilight stuck in clouds, I drifted away in waiting for love that never ends." "Seperti senja yang murung terpasung mendung, aku hanyut dalam penantian cinta yang...