Part 1 // Thalia Inka

220 14 0
                                    

halo! selamat datang di cerita thalia dan sadam! semoga pada suka ya <3

***

Suara sirine ambulan menggema di sebuah rumah sakit membawa korban-korban dari peristiwa kecelakaan beruntun. Satu persatu korban kecelakaan diturunkan dari ambulan. Para tenaga kesehatan di rumah sakit itu bergegas untuk menangani korban.

Terdapat lima korban, tiga di antaranya berjenis kelamin laki-laki, sedangkan dua di antaranya perempuan. Brankar-brankar didorong oleh para tenaga kesehatan menuju ruang IGD, untuk kemudian segera ditangani.

Kejadian seperti ini merupakan hal rumlah yang terjadi di rumah sakit. Kesibukan-kesibukan para tenaga kerja menangani pasien dalam berbagai keadaan. Termasuk ketika kondisi darurat seperti yang baru saja terjadi.

Hal ini yang juga menjadi tugas Thalia yang menjadi dokter di rumah sakit Hadian Medika. Kesibukannnya menjadi seorang dokter kadang membuatnya melupakan kondisi dirinya sendiri. Ia sering kali mengabaikan makan dan istirahat karena harus mondar-mandir menangani pasien.

Setelah selesai ikut menangani pasien-pasien kecelakaan tadi, wanita yang tengah memakai snelli itu memasuki sebuah ruangan yang difungsikan sebagai tempat istirahat bersama para dokter. Di sana ia mendapati beberapa rekan sejawatnya yang juga tengah beristirahat.

"dokter Thalia, sudah makan siang?" salah satu dokter bertanya padanya, dokter Diana namanya.

Thalia menanggapinya dengan gelengan kepala, jangankan makan siang sarapan saja belum, bahkan tidak ingat kapan terakhir kali memasukkan makanan ke perutnya.

"Kita pada mau pesen ayam goreng, mau sekalian nitip dok?" giliran dokter Rian yang bertanya.

"Makasih ya atas tawarannya dok, tapi saya mau beli soto di kantin aja, lagi pengen yang berkuah." Jawab Thalia dengan senyuman.

Selain memang sedang ingin makan soto, Thalia memilih untuk makan di kantin sendirian dari pada bergabung dengan yang lain. Sifatnya yang anti sosial sejak dulu membuatnya jarang bergabung dengan teman-temannya dan lebih memilih menyendiri.

Awal-awal dia bergabung di rumah sakit ini, Thalia ikut bergabung saat makan siang atau saat bersantai sejenak. Namun kini tidak lagi karena ketika sedang berkumpul ia beberapa kali sempat ditanya tentang hal-hal pribadi yang membuatnya kurang nyaman. Setiap diajak, Thalia akan berusaha menolak dengan sehalus mungkin.

Semangkuk soto panas dengan nasi sudah ada di hadapannya, asapnya masih mengepul, mengeluarkan aroma gurih yang semakin membuat perutnya keroncongan. Ia ambil sesendok dan meniupnya kemudian menyuapkan ke mulut, begitu ditelan rasa hangat memenuhi perutnya.

Seusai makan siang Thalia bergegas membersihkan diri untuk bersiap pulang karena shiftnya sudah selesai. Ia membawa tasnya lalu berpamitan pada rekan-rekan dokter dan perawat yang ada disana.

Thalia memasuki mobilnya kemudian menyalakan mesin untuk segera pulang ke rumah. Ia ingin segera sampai dan merebahkan badan di kasur kamarnya. Wanita itu sangat butuh tidur sekarang.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

jangan lupa vote dan comment, thank you <3

DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang