𝐁𝐀𝐁 𝟏𝟏

13 2 0
                                    

Warning! Takut overdosis 😣

Doyoung ini sudah bangun atau sedang mengigau sih? Kenapa dia tiba-tiba begini. Hingga wajah nya semakin dekat dengan wajah Jihan, apakah dia? Enggak, mungkin aku yang ngelantur, batin Jihan.

Doyoung merapatkan bibirnya dengan bibir Jihan, bibir itu semakin ingin masuk kedalam mulut Jihan. Tidak, first kiss nya sudah di ambil oleh Doyoung. Atau mungkin belum. Hal ini wajar untuk seorang pasutri, tapi tidak wajar untuk Jihan yang tidak rela segala harga dirinya di renggut orang lain selain orang yang ia cintai, bukan Doyoung sih.

"Please, kak! Aku gak mau kayak gini, kita udah janji sebelumnya! Dan kita udah telat untuk berangkat kerja maupun kuliah!" ucap Jihan yang seakan baru tersadar dari kejadian sesingkat tadi.

"Oh. Kalau begitu yasudah biarkan aja. Ayo kita senang senang bersama"

"Ma-maksud nya apa, kak?" Jihan sangat tak mengerti dengan apa yang Doyoung katakan barusan.

"Masa nggak ngerti, sih?"

"Kak? Kamu lagi ngelantur kan? Makannya tingkah nya begini?"

"Enggak. Kata siapa gue ngelantur? Gue sadar dan udah bangun dari tidur"

"Ja-jadi..? Ya-yang tadi itu kamu nggak ngelantur??" tanya nya, gawat sekali. Kenapa jiwa liar Doyoung harus keluar.

"Iya, gue ga ngelantur Jihan"

"U-udah kak. Ayo sarapan, aku udah terlambat masuk kuliah sekarang. Jadi mau ga mau kakak bawa surat izin ku"

"Hari ini gue ga mau kemana mana selain meluk lo"

"Ka-kakak ini apaan sih?! Inget janji yang kita buat, kak! Aku gak mau hal itu ke jadi, aku cuma mau sama orang yang aku cintai!"

"Itu ga penting sekarang" kali ini Doyoung benar-benar mencium bibir Jihan. Oh tidak! Kali ini benar-benar first kiss nya sudah di renggut oleh Doyoung! Ciuman itu berlangsung selama 1 menit mungkin karena cukup lama.

"U-udah kak.. A-aku ga bisa nafas, hahh.."

Doyoung hanya melihat saja ia tak bereaksi apapun melihat Jihan sesak nafas nya. Ia kembali memeluk Jihan dan kepala nya ia letakkan di pundak Jihan.

"Kak?, ke-kenapa kakak langgar janji itu?"

"Gue ga tau. Yang pasti, gue cuma mau lo sekarang"

"Please kak, aku ga mau. Ayo kita sarapan" wajah Jihan sangat merah sekarang, ia sangat malu untuk melakukan hal seperti tadi walaupun mereka ini pasutri.

"Thanks for morning kiss, Jihan" mendengar itu, telinga nya sangat sakit untuk mendengar perkataan Doyoung tadi.

. . .

Sarapan terjadi selama 10 menit, makanan yang tadi Jihan buat sudah sangat dingin karena tak di jajah oleh mereka berdua saat jam setengah 7 tadi.

"Kakak kenapa ga mau kerja? Kan hari ini ada rapat"

"Malas" jawab nya singkat.

"Oh"

"Jadi aku harus ngapain kalau ga kuliah?" tanya nya lagi pada Doyoung yang sedang tenang makan.

"Ya ngapain aja gitu, biasanya kalau libur ngapain dirumah?" tanya balik Doyoung. Bisa dilihat oleh Doyoung, Jihan sedang mengingat ingat sesuatu.

"Ga ada selain liat drakor, kan rumah diurus sama bibi" ucapnya dengan santai lalu menegak setengah air yang ada di gelas.

"Terus kakak sendiri ngapain di rumah kalau ga pergi ke kantor? Mau ajak Kak Jisoo kesini? Atau ke butik nya dan bermesraan disana? Atau pula mau mengajak kak Jisoo jalan-jalan hingga malam?" Damn. Ucapan Jihan kali ini langsung ke inti. Memang begitu alasan nya agar tidak ke kantor hari ini.

Perjodohan Paksa [Enerwon] ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang