CCTV- 9. Permainan Seluruh Karyawan

410 7 0
                                    

CCTV
9. Permainan Seluruh Karyawan
- Esa Oentono -

Tertahan semalam di rumah sang polisi bernama Didik ini. Setelah mereka puas memakai tubuh gue kemarin, pagi harinya kami bertiga terbangun dengan cukup panik sebab keluarga Didik yang mengabari bahwa mereka sudah hampir sampai ke rumah. Jadilah gue disuruhnya segera pulang sementara mereka mulai membereskan rumah. Bukan urusan gue juga, dan gue juga tak masalah diperlakukan seperti itu pula.

Rasanya badan ini lelah sekali, meski sudah cukup terlatih badan ini dipakai sembarangan oleh karyawan gue kemarin-kemarin, namun jika sekarang gue langsung pulang ke kosan yang ada gue akan segera dipakai lagi oleh mereka ini dengan jumlah yang lebih banyak. Jadilah gue putuskan untuk pulang kembali ke rumah dan beristirahat sehari lagi sebelum menghampiri para karyawan pejantan gue yang pasti akan menikmati badan gue seenak mereka.

—————

Di dalam kamar mess yang remang-remang ini gue sudah berlutut di kelilingi oleh keempat karyawan gue. Ada Asman, Yusril, Ijong, dan Dono (karyawan yang sempat cuti pulang kampung). Di bawah temaram lampu kuning remang ini membuat lekuk tubuh mereka menjadi sangat indah untuk dilihat. Belum lagi keringat sebab ruangan pengap minum sirkulasi udara di mess, tertampak sangat eksotis sekali empat karyawan gue.

Tanpa basa-basi, Yusril lah yang memulai menyodorkan kontolnya. Gue kulum kontol Yusril, lanjut berganti pada kontol Asman, Ijong, dan Dono terakhir. Gue rasakan ada ludah yang mengenai wajah gue, Ijong yang sengaja meludahi ini. Tak sampai disana, kontol-kontol mereka secara serentak ditampar-tamparkan ke wajah gue. Aroma kontol dan keringat badan mereka, belum lagi aroma khas pejantan di kamar mess ini. Sungguh begitu hebat membakar gairah nafsu yang tak mampu lagi terbendung begitu kuat.

Pagi hari sebelum itu semua terjadi, gue terbangun dan mendapati Jay duduk di kursi meja kerja di kamar gue sambil bermain HP.
"Bangun juga lo. Capek ya kemarin jalan-jalan?" Katanya datar.

"Lo ngapain di kamar gue?"

"Pinjem baju, gue ga bawa baju kan." Jawabnya.
"Udah gue sekalian pamit, mau cabut lagi. Titip usaha kita ya." Katanya langsung melengos keluar kamar dan tak lama suara pintu utama terbuka dan tertutup kembali.

Meski aneh melihat sikap Jay ini tapi gue coba acuhkan saja. Jay memang punya karakter yang unik dimana terkadang gue sendiri tak dapat menebaknya.
Jadilah gue bersiap-siap untuk berangkat kembali ke tempat surga gue, car wash dan kosan. Siang hari terik gue memasukan mobil dan parkir ke area kosan. Disana gue melihat Yusril yang sedang merokok duduk santai menatap gue tajam.

"Baru balik lo ko. Kemana aja?" Katanya dengan nada tegas, tak ada segannya lagi.

"Habis keluar sama Jay, liburan." Balas gue yang ikut duduk di kursi berhadapan dengan Yusril.

"Hah! Liburan apa abis cari kontol?!" Sergah Yusril.
"Sok-sokan liburan aja lo. Udah berapa hari lo cabut dari sini, untung gue sama Asman ga acak-acak usaha lo."

"Gue kan udah percaya sama lo. Masak lo berani sih ngacoin usaha gue?"

"Hahahaha!" Tawa Yusril tanpa menjawab pertanyaan gue.

Gue rasa saat ini ia sedang tak ingin mengeksekusi gue, begitu juga dengan karyawan lain yang pasti melihat mobil gue masuk ke area kosan. Jadilah gue memanggil Asman dan kami bertiga memulai untuk meeting seperti biasa membahas tentang usaha gue yang dipegang mereka.
Tak ada yang spesial pula, semua berjalan normal selayaknya seperti dulu. Asman dan Yusril bergantian menjelaskan tentang apa yang terjadi selama ini. Pembahasan normal, meeting pada umumnya saja.

Sampai sore hari menjelang malam tiba, gue berkumpul sekarang masih di area umum kosan untuk menyantap makan malam. Bergantian para karyawan di car wash datang untuk makan bersama dan bercengkrama dengan gue. Tatapan mereka sama semua, tajam dan memandang gue tersenyum nakal. Gue tahu apa yang mereka pikirkan, secara berita ini sudah tersebar di kalangan seluruh karyawan gue, bukan?

Kini menyisakan gue bersama Yusril, Asman, Ijong, dan Dono. Sisa karyawan lain masih sibuk dengan pekerjaan yang memang sudah seharusnya mereka lakukan.
"Ahh udah keisi tenaga, sekarang saatnya eksekusi." Kata Asman melirik ke arah gue.
Semuanya kini tengah tersenyum nakal, gelagatnya terlihat sange, tak sabar ingin segera memakai tubuh gue ini.

"Eksekusi apaan ini?" Tanya gue pura-pura bodoh.

"Eksekusi badan lo ko! Jangan pura-pura bego deh lo, lo juga udah nunggu-nunggu dari tadi kan?" Ijong menyergah.

"Bawa aja ke mess, biar anak-anak lain bisa pake juga nih bos kita semua." Balas Yusril sekarang. Dono sendiri hanya diam karena ia hanya mengikuti temannya yang lain.

*****

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.

Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!

Kisah lengkap "CCTV" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/deansius

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" ; "Keluarga Berbeda II" ; "Gairah Kosan Lelaki" ; "B Chi Hyper" ; "Para Pejantan III" ; "Scandal Dua Sahabat Chinese" ; "Tersesat" ; "Fun World" ; "Succubus" ; "Sang Pri-Cin" ; "Keturunan Genetik"dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

RG Deansius

CCTVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang