Timezone ramai pengunjung, Azka sibuk lempari bola basket menuju ring hingga poin menunjukkan 19. Dan lemparan bola terakhir, Azka berseru bangga karena berhasil memasukkan semua bolanya.
"Goalll ...! "
"Cuma beda satu poin kok, sebenernya aku sengaja ngalah. Liat nih, kali ini aku beneran menang"
Azka tertawa melihat Satya kembali menggesekkan kartu nya untuk kembali bermain basket
"Padahal gak apa apa, bilang aja klo aku lebih jago.. iya kan"
Drtt drtttt
Satya urung saat hendak melempar bola, lalu mengangkat satu telfon yang Azka tau dari Sean.
"Halo yang !.. aku lagi main, kenapa?..jemput_ sekarang?_"
Mood Azka hancur saat melihat gelagat Satya yang akan kembali tinggal kan dirinya sendirian,
Jadi Azka memilih pergi menyibukkan diri hanya untuk sembunyikan wajah sedihnya."Azka, kayanya aku harus pamit duluan deh.. soalnya Sean kejebak hujan diperpustakaan, jadi aku harus jemput dia sekarang "
Susah payah Azka telan rasa kecewanya, dan tersenyum persilahkan satya untuk pergi.
"Its oke, aku bisa pulang naik grab "
"Sorry Azka, janji pulang ngampus aku traktir ramen"
"Hmm.."
Untuk yang kesekian kalinya azka kecewa, tapi untuk sekedar mengeluh pun tak ada gunanya. Pacar Satya lebih masuk akal untuk dijadikan prioritas utama dibandingkan dirinya.
Karena Azka sadar diri, Hubungannya dengan satya hanya sebatas sahabat.
"Its over, And my heart is broken again"