Koridor kampus sepi, hanya menyisakan Azka yang diam merenung menatap lapangan sepi karena turun hujan.
"Az.. sorry lama, tadi abis dipanggil pak sandi bentar"
"Iya, santuy_" dengan cepat Azka bangun, kembali tenteng tas hitamnya "_yuk, mau nge ramen dimana?"
"Wait, tadi Bastian bilang ada kedai ramen baru di perempatan Deket pom bensin. Mau coba?"
"Kuy lah, akhir akhir ini aku sibuk banget. Jadi kangen pengen makan ramen diluar, apalagi makannya sama kamu"
Satya tersenyum tak enak hati. karena dibandingkan dengan teman kecilnya, waktu luang selalu dia gunakan untuk pergi bersama Sean.
"Maaf, lain kali jangan terlalu sungkan sama temen temen mu yang lain. Sesekali ajakin makan bareng, soalnya Satya sekarang gak bisa luangin banyak waktu buat Azka lagi"
Ucapan satya singkat berharap Azka mengerti, tanpa sadar jika ucapan nya secara tidak langsung telah menyuruhnya untuk pergi.
"Hmmm.. lain kali deh Azka janji ajakin makan yang lain _walaupun sebenarnya bukan yang lain yang Azka mau, tapi kamu satya"
"Hayu lah keburu sore_"
Drttt drttt
Satu panggilan Satya angkat, menghubungkan dengan suara pacarnya yang terdengar lirih
"Satya, kamu dimana?"
"Dikampus, kenapa yang?"
"Mau pergi sama Azka yah?"
"Iya_ kamu kenapa? Mau aku jemput biar sekalian kita makan ramen bareng bareng "
Ada jeda lama, dan Satya tau ada yang tidak beres dari pacarnya " Sean?"
"Tante ku Dateng lagi ke kampus, aku takut.. "
Satya panik saat suara sambungan terdengar putus putus, lalu tanpa fikir panjang menghadap pada Azka yang tengah kebingungan.
"Azka _" melihat binar mata Azka bikin Satya merasa bersalah, akhirnya Satya hanya diam tidak tau harus dengan cara apa lagi meninggalkan azka untuk yang kesekian kalinya.
"Gak bisa yah? Gak apa apa sat, lain kali kita coba ramenya"
"Maaf " hanya itu yang bisa Satya sampai kan, Sebelum tangan dingin Azka menahan nya.
"Bawa, fakultas kedokteran jauh. Stay healthy, Satya"
Dengan ragu Satya ambil payung biru yang Azka berikan, lalu tersenyum teduh untuk utarakan rasa bersalah dan terimakasihnya.
"Thanks Azka. You're still the best, forever "
Detik berikutnya azka hanya bisa menyaksikan Satya yang kembali pergi, meninggalkan beribu luka yang terus tertimbun tanpa ada yang mengobati.
"I'm the best, I succeeded in being your best friend, but not with my love story "