Suara dentuman musik terdengar keras, orang orang kumpul bersenang-senang ditengah kerlipan lampu hanya untuk sekedar melepas penat.
"Sebat bro ?"
Satu batang rokok Azka pandangi tak minat " nggak ah, asma gua"
"Bohong Bae sekebon .. yuk lah gabung sama yang lain"
"Kemana?"
"Joget lah.."
Azka menggeleng, dia tidak suka dicium dan dipeluk orang asing " duluan aja, ntar gua nyusul"
Riki pergi tinggalkan Azka sendirian didepan meja bartender, hingga tak lama seseorang menyapa dan duduk tepat disebelahnya.
"Hi Azka, sendirian? "
Mata Azka memicing untuk tatap Kakak tingkat nya dikampus " oh bang hesa_ nggak, aku bareng yang lain tadi"
Semua tingkah laku hesa tak luput dari perhatian Azka. Dari cara duduk, bersandar dan juga tangan yang dengan tenang mainkan gelasnya.
"Boleh coba?"
Hesa menoleh, ikuti arah tunjuk Azka yang mengarah pada minuman nya " jangan, ntar mabok"
"Kadar alkohol ku kuat kok!"
"Kamu ngomong gitu makin keliatan bohongnya "
Kesal karna permintaan nya ditolak, Azka menoleh kearah barista untuk meminta pesanan " alkohol nya satu"
Tapi jawaban barista membuat pipi Azka memerah lantaran diketawai Kakak tingkat nya
"Alkohol? Adek baru pertama Dateng kesini ya, jus jeruk aja mau?"
"Yaudah gak jadi pesen"
Hesa panik melihat Azka yang beranjak siap untuk pergi " eh, mau kemana?"
Uluran tangan hesa ditepis, mencoba acuh walaupun dia tau hesa akan tetap mengejar dibelakangnya.
"Tunggu!!"
Sekali tarikan, Azka berhasil diam tak berkutik didalam rengkuhan kakak tingkatnya, dengan semerbak harum maskulin tercium hingga menimbulkan rasa nyaman tersendiri.
"Do you want to try? Oke, go ahead _"
Tatapan mereka terkunci hingga Azka alihkan pada gelas berisikan cairan yang sisa setengah.
Dengan pelan bibirnya mendekat, menegak sedikit cairan yang membuatnya terbatuk seketika.
Uhuk uhukk..
"What's that? It doesn't taste good"
"Kan aku udah bilang, jangan coba.. kamu gak akan tahan"
Masih sibuk hilangkan rasa aneh di tenggorokannya, diam diam Azka resapi bagaimana cairan itu mampu hilangnya rasa pening dalam sekejap. Jadi dengan berani Azka rebut gelas dari tangan hesa, lalu meminum semua cairan didalamnya tanpa jeda.
"Oh my God, What are you doing!!
Hesa panik dan segera mungkin membawa Azka pergi sebelum rasa mabuk menguasai.
"_I'll take you home now"
.....
"Azka, abis dari sini kita kemana lagi?"
"Belok kanan, nanti turunin aku didepan post satpam"
Hesa menoleh, menatap Azka yang melamun disela rasa mabuknya. Hingga didepan post hesa berhentikan laju mobilnya " aku anterin sampai rumah yah"
"Gak usah_" sabuk pengaman Azka lepas, lalu menoleh sebentar untuk kembali bertemu tatap dengan hesa "_ thanks bang, udah anterin aku pulang. And, thanks buat minuman nya juga"
"Hmm "
Pintu mobil dibuka, tapi Azka urungkan niatnya untuk keluar saat tangannya kembali digenggam " Azka, Listen to me . Aku gak tau kata kata ku bantu kamu atau enggak, tapi.. Ada banyak kebahagiaan dimuka bumi ini, dimana gak harus kamu dapatkan hanya dari satu pria_ You deserve to be happy"
Disela renungan nya Azka tersenyum, mengangguk faham maksud dari perkataan hesa " I know.. thanks bang buat hari ini"
Hesa telah pergi bersama mercy hitamnya, meninggalkan Azka dengan rasa hampanya yang kembali menghampiri.
Jalanan menuju rumahnya sepi, karena waktu sudah menjukan pukul 12 malam. Sampai langkahnya terhenti, angin malam tertiup kencang menghunus tubuh Azka yang hanya berbalut kaos hitam. Maniknya menatap lurus pada satya yang tengah menunduk didepan pagar rumahnya, hingga detik berikutnya tatapan keduanya bertemu.
"Azka.. "
"What are you doing here?"
Satya mendekat dengan tatapan khawatirnya.
"Aku nunggu kamu dari tadi, papa mu bilang kamu keluar_" ucapnya terhenti saat tak sengaja mencium sesuatu dibalik kaus temannya, lalu berbisik tak percaya "_kamu mabuk?"
Tak ada respon, Azka hanya diam menyisir rambutnya agar tak menghalangi pandangan.
"Hmm "
"Azka, Satya kan udah bilang berapa kali klo main jangan ke club', gak baik az.. siapa yang ajakin kamu kesana, bilang ? Aku_"
"Shut up satya. Wherever I go, it's none of your business"
"Az, What happened? Kamu marah_" rengkuhan nya ditolak, Azka buang tatapannya dan pergi meraih pintu pagar. Dimana perbuatannya membuat Satya diam tak berkutik "_ what's wrong Azka, Aku ada salah sama kamu?"
"Pulang.. gak ada yang salah (aku yang salah karena cinta sama kamu ) Aku cuma cape, kepala ku sakit. Aku pengen cepet-cepet istirahat _" tanpa repot menoleh, Azka kembali berujar lirih membiarkan lelehan airmata basahi kedua pipinya "_ tanggal 14 kan resepsi nya? Kamu gak perlu khawatir, aku pasti Dateng kok"
Setelah nya Azka pergi, berhambur kedalam pelukan sang papa yang berdiri dibalik pintu, Meninggalkan Satya yang diam dengan tatapan sendunya.
Tak apa Azka, dunia pun tau kamu perlu sedikit obat untuk semua luka lukamu itu.
Bukankah begitu?
..