Saat ujian semester, biasanya anak kelas akan merencanakan pergi berlibur bersama.
Dan tempat yang dituju adalah sebuah tempat berkemah, dimana diikuti 9 orang teman kelas termasuk Satya dan pacarnya_sean.
"Lagi kumpul gini, enaknya kita main apa ya?"
"game truth or dare "
Azka menjauh enggan ikut dalam permainan, sebelum Riki tarik tangannya untuk kembali duduk beralaskan tikar " Gak boleh ada yang cabut duluan, nanti makin keliatan jonesnya "
"Bacot Rik.. ngaca, Lo juga jones "
"Yaudah diem, karena kita sama sama jones jadi harus solid. Jangan mau kalah sama Satya, dari tadi gandengan Mulu sama pacarnya"
Mata Azka bergulir melihat Satya yang tengah sibuk mencari tempat duduk nyaman dengan Sean disampingnya. Bahkan hanya dengan penerangan api unggun, Satya masih terlihat tampan tanpa celah.
"Oke, kita mulai _"
Botol berputar dan berhenti tepat kearah Azka.
"Yoiii Azka anak papa sunghoon, mau truth atau dare?"
"Gua mager, jadi kasih gua pertanyaan "
Saka siketua kelas tersenyum dan berujar tenang " sebutin nama orang yang lagi Lo sukai"
Semua orang menatapnya, menunggu jawaban untuk pertanyaan yang justru membuat hatinya kembali sakit.
Dengan asal Azka jawab " bang hesa " dengan bola mata tak sengaja beradu tatap dengan manik kelam Satya.
Detik berikutnya, azka disoraki karena diam diam suka kating dari fakultas hukum
"_Nolak banyak cowok fakultas bisnis, ternyata demennya sama anak hukum, tapi cocok... Pepet lah azka"
"Udah udah .. Lanjut_"
Permainan berjalan 5 menit penuh kericuhan, sampai akhirnya botol tersebut berhenti mengarah kepada Satya.
"Sat, mau truth or dare"
"Dare"
Semua panik karena yang akan memberikan dare adalah Bastian_ orang yang dikenal dengan segudang ide gilaannya.
"Kiss your boyfriend, berani GK?"
Wajah Azka pias, menatap penuh kearah Satya berharap menolak ide gila dari temannya.
Don't Satya! Please
Tapi sayang, Azka remat kencang cangkir nya saat menyaksikan Satya mencium Sean tepat dibibirnya.
Ciuman yang terjadi beberapa detik bersamaan dengan basah nya kedua ujung mata Azka.
Uhukk uhukk
Azka tunduk terbatuk-batuk merasakan sesak di dada " gua pamit duluan ya, asepnya gak tahan banget gua !"
Tanpa menunggu persetujuan teman kelasnya, Azka pergi masuki tenda.
Menutup diri bersama pecahnya tangisan yang sedari tadi sempat tertahan.
"Satya, why _ why do that to me?
Why satya ?"