Brian menghampiri Vera yang tengah menunggu di depan kelas X-2, dia menunggu Aleo yang sedang menelepon ayahnya untuk izin pulang telat. Biasanya dia tidak akan ikut campur urusan klub teman masa kecilnya itu, tetapi dalam penglihatannya Vera dan Aleo tengah menyembunyikan banyak hal jadi Brian tidak bisa menahan rasa ingin tahunya sekarang.
"Vera!"
"Oh Brian, ada apa?"
"Kamu sama Aleo ada kegiatan klub lagi?" Vera mengangguk.
"Aku ikut!" Pernyataan itu mengejutkan, bahkan Liam dan Noah yang hendak pergi duluan mengurungkan niatnya untuk pergi, Aleo saja sampai tidak fokus dengan pembicaraannya bersama Richard.
"Loh ngapain?!" Vera mendekat ke Brian dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa suhu tubuh laki-laki itu.
Brian menurunkan tangan Vera dari dahinya. "Aku penasaran aja soalnya kamu sama Aleo kayak punya rahasia besar,"
"Hah? Ya itu kan urusan kami sebagai Klub TeaSippers! Nggak kamu nggak boleh ikut!" Tolak Vera keras.
"Eh tapi kalau dipikir-pikir emang Vera sama Aleo kayak lagi ada rahasia besar," sahut Noah.
"Nah iya makanya itu aku mau ikut, kali aja kalian malah terlibat hal yang aneh demi gosip kan?"
"Ya tapi-"
"Udahlah Ver izinin aja, kamu tahu sendiri itu kepala batu nggak bakal nyerah kamu tolak berapa kali juga." Sahutan dari Liam membuat Vera semakin bimbang. Dia ingin mengizinkan tapi nantinya Brian akan terseret ke dalam masalah yang nggak ada hubungannya sama sekali sama dia.
"Tapi kalau aku tolak ini bocah bakal ngambek sebulan penuh, uhh... lagian ngapain juga Brian tiba-tiba mau ikut,"
"Kita izinin aja Ver, tapi kita jelasin dulu masalahnya sama dia." Vera mengangguk lemas akan usulan Aleo, kalau anggota klubnya sudah berpendapat begini memangnya mau diapakan lagi?
Dengan itu rencana Klub TeaSippers pergi bertiga menjadi berempat, meski tadinya akan jadi berlima karena Noah juga ingin ikut. Untung saja Liam menahannya dan menyeretnya pergi.
Di rumah sakit.
Leon menatap tajam Brian yang sekarang berdiri di samping Vera. "Apa maksudnya ini?" Leon mendekati Brian dan memberinya ekspresi datar. Dia tidak mengharapkan kehadiran orang keempat dalam aksi yang akan dia lakukan.
"Uh.. dia bakalan ikut kita Kak, kami udah jelasin situasinya gimana kok jadi Kakak jangan khawatir." Jelas Aleo berusaha membuat Leon setuju.
Brian mengangguk. "Aku di sini cuma untuk menjaga Aleo sama Vera kok,"
Leon menatap tidak percaya sebelum akhirnya setuju setelah melihat tatapan memohon dari kedua adik kelasnya yang lain.
Dia menghela napas. "Ya udah gue setuju tapi inget! Lo nggak boleh umbar ke siapapun perihal ini." Brian mengangguk patuh.
Mereka kemudian bersiap-siap untuk aksi pertama, kabur dari pengawasan orang dewasa. Ringkasnya, Vera akan berpura-pura berpapasan dengan pengasuh Leon dan mengajaknya mengobrol untuk mencegatnya kembali ke bangsal, dan Aleo serta Brian akan mengikuti Leon ke parkiran tempat kendaraan Leon berada.
"Tapi kok bisa kendaraan Leon ada di sana?"
"Gue minta bengkel langganan gue buat nganterin mobil gue yang udah selesai mereka modif ke sini," Brian dan Aleo mengangguk, akhirnya mereka paham alasan mobil Leon berwarna-warni dan ada pernak-pernik yang nggak wajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleo
General Fiction[Slow Update] Aleo. Itu nama si pemuda yang tidak yakin dirinya yatim piatu atau bukan. Karena yang bisa dipastikannya adalah dia sebatang kara. Dan entah kesialan atau keberuntungan, semenjak Aleo memberikan selembar lima ribu kepada seorang laki-l...