Aleo menatap bingung pada Alan yang sekarang memakai seragam sekolah dengan rapi. Bukannya dia merasa Alan yang rapi itu aneh, Aleo hanya bingung kenapa baru kali ini dia melihat Alan memakai seragam sekolah.
"Kak Alan,"
Si pemilik nama menoleh dan menyahut dengan riang, "Ya, kenapa? Butuh sesuatu?" Aleo menggeleng.
"Aku nggak butuh apa-apa, aku cuma penasaran. Kok Kak Alan hari ini pakai seragam sekolah?"
Alan terkekeh dan menjawab, "Ya pastinya karena mau sekolah dong."
"Iya aku tahu, maksudku itu kok baru kali ini Kak Alan sekolah? Soalnya kemarin-kemarin Kak Alan nggak sekolah walaupun kemarin bukan hari libur, makanya aku bingung."
"Oh itu.. Kakak diskors! Yuk turun, yang lain pasti nungguin." Ajak Alan ceria sambil melampirkan tas sekolahnya di pundaknya.
"Bukannya diskors itu nggak bagus, ya? Tapi kok Kak Alan ceria-ceria aja?" Aleo bingung dengan sikap Alan yang ceria padahal kena skorsing.
[][][]
Di meja makan.
Seluruh anggota keluarga Scottravis sudah duduk dengan rapi dan sekarang mereka tengah menunggu Aleo dan Alan—hanya Aleo saja.
Saat sampai di meja makan Aleo bergumam ragu, dia ingin menyapa dengan panggilan akrab tapi rasanya canggung, yang berarti mereka belum seakrab itu. Aleo melirik Alan yang tersenyum tipis seakan memberi semangat, melihat itu Aleo jadi yakin untuk menyapa.
Yah, walau Alan tersenyum bukan untuk memberi semangat tapi karena gemas pada Aleo. Lagian Alan mana sudi membagi kehangatan Aleo dengan yang lain.
"Pagi Kakek, Kakak, Daddy ... um Nyonya Freya."
Alasan kenapa Aleo tidak menyapa Freya dengan panggilan 'Nenek' adalah karena wanita tua itu pernah mengurungnya, jadi Aleo tidak sudi untuk memanggil Freya 'nenek'. Lagipula Alan dan yang lainnya juga tidak memanggil Freya 'nenek'.
"Duduklah."
Aleo pun duduk dengan patuh dan ketika Zayn memulai kegiatan makannya yang lain mengikuti.
"Oh ya Aleo, setelah sarapan kau ikut Richard." Ujar Zayn memecah keheningan di meja makan.
Aleo tersentak sebelum melirik Richard yang menampilkan senyum aneh. Itu senyum kesenangan, tapi karena Richard yang melakukannya jadi terasa horor.
"B-baik..."
Setelah sarapan seperti yang sudah dikatakan Zayn, Aleo ikut Richard pergi ke suatu tempat. Yang mana tempat itu adalah SMA Hidrom, sekolah yang berlokasi di dekat rumah Aleo dulu.
"Nah, ayo turun." Ajak Richard saat mobil sudah terparkir di parkiran.
Sekarang masih jam pelajaran karena itulah mobil sport, hot daddy, dan sweet baby tidak menarik perhatian banyak orang. Kecuali untuk beberapa siswa yang bolos atau sedang ke toilet atau memang ada keperluan di luar kelas.
"D-daddy, Daddy mau apa ke sini?" Aleo sebenarnya berasumsi kalau Richard ke SMA Hidrom karena ingin mendaftarkannya tapi self-doubt membuat Aleo membuang jauh-jauh pemikiran itu.
Richard berhenti melangkah dan berbalik menatap Aleo dengan satu alis terangkat. Itu ekspresi yang jarang ia tampilkan, paling-paling kalau Richard sedang menghina musuhnya baru dia menunjukkan ekspresi itu.
"Tentu saja untuk mendaftarkanmu," Richard yang melihat wajah terkejut Aleo dengan iseng pun berkata, "Kalau baby tidak mau sekolah di sini, apa mau di sekolah yang sama dengan Alan saja?"
Aleo langsung menggeleng ribut, dia tidak mau kalau harus sekolah ditempat yang kelewatan elitnya. "Tidak! Aku mau kok sekolah di sini!"
Melihat kepanikan juga sedikit antusias yang Aleo tunjukkan Richard tidak bisa menahan kekehannya. Memang benar anak bungsunya itu yang paling imut, tidak seperti anak-anaknya yang lain mirip batu es abadi.
"Baiklah, ayo."
Richard merangkul pundak sempit Aleo dan melanjutkan langkahnya menuju ruangan kepsek.
[][][]
Sudah sore saat Aleo memasuki mansion dengan senyum sumringah, di tangannya ada tas berisi seragam sekolah dari Senin sampai Jumat dan perlengkapan sekolah yang lengkap seperti tas, buku, peralatan menulis, dll. Di belakang Aleo yang tersenyum sumringah ada Richard yang tersenyum tipis.
"Baby,"
"Ya?"
"Kamarmu sudah selesai direnovasi nanti kamu bisa tidur di sana, oke?" Aleo mengangguk dengan sedikit, hanya sekilas, ekspresi kecewa karena tidak akan tidur bersama Alan lagi. Namun, kegembiraan karena memiliki kamar tersendiri membuat perasaan kecewa itu menghilang dengan cepat.
Richard memperhatikan ekspresi itu dan dia mengerti apa yang dipikirkan Aleo, dan dia tidak mau menghibur Aleo dengan kata-kata seperti “Jangan sedih, kamu masih bisa tidur bareng Alan kok.” Richard mah ogah, mendingan dia bujuk Aleo buat tidur sendiri daripada tidur bareng Alan.
"Daddy..!"
Richard tersadar dari lamunannya setelah mendengar panggilan itu, dia kembali menatap Aleo dan bertanya, "Apa?"
"Uhm... M-makasih, aku senang..." Cicit Aleo dengan wajah memerah, dia malu.
Richard yang melihat itu tidak bisa menahan rasa gemasnya, jadi dia memeluk Aleo dan menghujani anak itu dengan kecupan di pipi.
"D-daddy!"
Richard menghentikan aksinya dan dengan senyuman ia berkata, "Sama-sama, Baby."
Mendengar itu ditambah kehangatan yang disalurkan Richard lewat pelukan Aleo mengurungkan niatnya untuk melepaskan diri, dia lebih memilih untuk membalas pelukan itu.
Itu suasana yang harmonis dan hangat, sangat. Tapi seonggok manusia berusia 20 tahun mengganggu suasana itu. Siapa lagi kalau bukan Rune, si anti-romantic.
"Tolong jangan menghalangi jalan, orang-orang jadi kesusahan pas mau lewat." Seru Rune dengan nada kesal.
Bukan, Rune bukannya kesal karena Aleo dan Richard menghalangi jalan, yang dia kesali adalah keakraban diantara keduanya.
Rune kan jadi iri.
"M-maaf, Kak Rune!"
Aleo yang bereaksi cepat langsung melepaskan diri dari pelukan Richard dan berpindah tempat. Richard yang melihat itu langsung berdecak, menatap sinis pada Rune yang juga balik menatapnya jengkel.
"Anak durhaka emang," pikir Richard kesal.
"Nah, begini kan bagus jadinya nggak menghalangi jalan." Gumam Rune sambil pergi menuju kamarnya.
Meninggalkan Aleo dalam rasa bersalah karena sudah menghalangi jalan dan Richard dalam rasa kesal karena diganggu saat menikmati waktu harmonis bersama si bungsu.
Bagaimanapun, di rumah itu tidak ada yang namanya jalan karena semuanya adalah jalan:)
•
.
.
.
Ⓣ︎Ⓑ︎Ⓒ︎FYI;
Hidrom = Hidrogen, Magnesium.Hi👋~ nice to meet you after ... 1 month? Dunno.
Aku agak mengalami writer block, awalnya, tapi pas ide udah muncul aku nggak sempet ngetik karena sibuk:) hehe. Emang semua orang juga sibuk sih😗..
Anyway, aku update sekalian mau kasih pengumuman kalau selama bulan Maret sampai awal April aku nggak bakal bisa update. Why? Simple, aku kan kelas sembilan aka 3 SMP ya, dan sekarang masanya ujian sekolah juga persiapan kelulusan jadi aku nggak bakal bisa update dulu karena harus fokus sama school.
Tapi ini bukan berarti aku Hiatus, lagian cerita ini emang slow update. Nggak ya aku nggak Hiatus, paling cuma kurang aktif aja. Hehe:)
Just that and don't forget your comment, see you😘~
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleo
General Fiction[Slow Update] Aleo. Itu nama si pemuda yang tidak yakin dirinya yatim piatu atau bukan. Karena yang bisa dipastikannya adalah dia sebatang kara. Dan entah kesialan atau keberuntungan, semenjak Aleo memberikan selembar lima ribu kepada seorang laki-l...