28. Tobat tapi Telat (REV)

43 4 0
                                    

Jadwal kehidupan Chimon terlalu padat. Dia masih harus kuliah, ngurusin proses nikahnya, dan ngurusin si Abang yang lagi nunggu pemilihan wahana untuk intership. Dia gak keberatan kalo ditinggal barang setahun, tapi kata Abang akan memilih lokasi yang deket Chiangmai. Kalo kemarin dia yang dimanjain, sekarang gantian dia yang manjain Abang.

Setelah berguru dari situs yoihap, Chimon tambah mahir dalam urusan ranjang. Gak melulu Abang yang kerja keras, Chimon juga makin aktif.

Tapi masih ada satu yang mengganjal. Hubungannya dengan Ohm. Dia masih belum memutuskan akan bagaimana, jadi Ohm berlaku kayak biasanya. Deket, deket banget malah. Walopun tiap kali diajak ngewe selalu ditolak, tapi Ohm gak pantang menyerah.

Kayak sekarang misalnya. Chimon lagi ditindih sama Ohm di atas ranjang Nanon. Si empunya pulang ke rumah lagi ngambil perlengkapan kuliahnya. Dan Ohm memanfaatkan keadaan yang sepi untuk memulai agendanya.

Tubuh bagian bawah Chimon diduduki, sementara kedua tangannya yang telentang ditahan oleh tangan Ohm. Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa Ohm benar-benar terangsang.

Chimon harus jujur dari sekarang. Gak bisa kayak gini lagi. Ini salah, dan harus berhenti. Chimon mengumpulkan keberaniannya, "Ohm..."

KLEK

Pintu kamar terbuka. Ia kira hanya Nanon, tak disangka Abang Pluem juga berdiri di sana. Seketika Chimon kaget dan berusaha melepaskan diri dari rengkukan Ohm. Matanya membelalak lebar. Si Abang hanya berdiri di sana untuk beberapa saat memandangi posisinya sekarang. Kemudian balik badan dan pergi, tanpa bicara apapun.

"BANG PLUEM!!!" panggilnya berlarian mengejar sang pacar. Dia mengejar hingga keluar gedung, tapi bahkan bayangan si Abang sudah hilang. Chimon mengusak rambutnya frustasi.

"Mon, gue anter balik. Abang gue butuh waktu sepertinya." Kata sahabatnya yang kemudian membantunya berdiri. Mengantarnya ke mobil dan membawanya pulang.

Pikiran Chimon kalut. Ini hasilnya kalo dia menunda-nunda jujur. Ketika dia benar-benar berkomitmen, malah salah jalan.

Chimon memejamkan mata sejenak, membayangkan wajah kecewa Bang Pluem yang terus berputa-putar di kepalanya. Pasti sangat kecewa. Dia sudah melukai hatinya.

Tolol.

"Non, lu pulang gapapa. Biar gue merenungi kesalahan gue." 

"Jangan lama-lama ya, Abang gue..." Chimon mengangguk. Setelah sahabatnya pergi, Chimon meringkuk di atas tempat tidur.

Dia gak tau apa permintaan maafnya akan diterima. Ataukah kejujurannya masuk akal ketika menjelaskan alasannya. Dia ingin sekali memeluk si Abang yang sekarang entah bagaimana kondisinya.

Abang Pluem pasti berpikiran kalo selama ini dia hanya memberi harapan palsu. Janji untuk menikah hanya omong kosong. Chimon gak tau pasti gimana kelanjutan proses pernikahan mereka yang tinggal beberapa hari.

Kalau pun si Abang ingin berhenti, Chimon akan terima. Tapi dia tetap ingin lebih dulu menjelaskan ini semua. Memberi keyakinan bahwa cintanya tulus. Dia sayang beneran kok sama Bang Pluem.

Chimon terisak, hatinya pedih. Mengingat bagaimana Pluem memperlakukannya selama ini, dia berasa bersalah. Bagaimana dengan orangtuanya? Dan juga calon mertuanya? Pernikahannya gagal.

Ia kemudian mengirim pesan ke si Abang. Menjelaskan perselingkuhannya. Berikut alasan kenapa dia melakukannya. Chimon menangis tersedu-sedu, dadanya sesak, ulu hatinya terasa nyeri. Sesekali ia mengusap air mata yang jatuh di layar ponselnya. Menulis semua yang ingin dia ungkapkan, karena tak bisa bertemu.

***

Patah hati pertamanya. Dan dia melukai seseorang untuk pertama kalinya. Sejak ia pulang dari dorm sahabatnya, Chimon gak beranjak dari tempat tidur. Memandangi layar ponselnya, menunggu si Abang membalas pesannya.

OffGun's Son In Law (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang