KULIAH

20 7 2
                                    

Adit sampai di rumah lalu turun dari motornya.

"Hadeuh"
Keluh Adit lalu membuka pintu rumah menyimpan helm yang ia bawa sedari tadi di meja ruang tamu.

"Eh ni anak ko tidur disini sih?"
   Ujar Adit melihatku yang tertidur di sofa dengan buku resep makanan yang berserakan, membuka beberapa buku resep makanan bingung.

"Mau ngapain ni anak baca buku resep makanan sebanyak ini?"
  Lalu melemparnya ke tempatnya lagi, menepuk pundaku cukup kasar.
 
"Syil Lo pindah Napa gue mau tidur"
   Keluh Adit yang juga sama-sama capek.

"Adit syila juga capek Adit aja yang tidur di atas males syilla bangunnya"
    Ucapku dengan mata yang masih tertutup Adit melihatku seraya meraba-raba pundaknya enggan.

"Yaudah ini kemauan Lo ya"

"Iaaaah ke atas aja sana aditnya"
    Ucapku padanya, Adit lalu naik ke atas dan langsung merebahkan tubuhnya, jam setengah 5 aku terbangun persiapan untuk memulai hari pertama ngampus dan menjadi Maba sebenarnya aku sangat antusias sekali hari ini karena impianku juga salah satunya ingin berkuliah bukan hal yang mudah untuk melanjutkan pendidikan  ke tingkat ini karena banyak keraguan yang harus di labrak sendiri olehku belum lagi faktor adat istiadat yang bersebaran di kalangan masyarakat luas yakni perkataan yang berbunyi bahwa setinggi apapun pendidikan seorang perempuan ujung-ujungnya tetap ia akan kembali ke dapur tapi pernyataan ini sangat tak masuk akal menurutku ini pernyataan yang lazim dan pernyataan yang sepertinya tak usah di ucapkan karena memang hakekat perempuan bukannya untuk melayani suami dan anak-anaknya suatu saat nanti yang membedakan menurutku adalah dari hidangan,perabotan dapur, dan dari interior dapur pun juga berbeda.

(Sumber gambar google)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sumber gambar google)

  Ginilah singkat padat jelasnya mah yah guys.
     Setelah selesai dari persiapan untuk pergi ke kampus aku baru sadar bahwa aku belum menyiapkan makanan untuk Adit dan saat semuanya telah selesai aku kembali ke atas untuk berpamitan kepada Adit.

"Dit Adit Adit"
   Ucapku membangunkan.

"Apa sih Lo syill ganggu tau gak sih"

"Idih ganggu aku? Aku mau pamitan mau kuliah"

"Emang keterima Lo?"

"Ya iyalah"

"Udahlah kalo ngantuk tidur lagi aja Salim"
   Ucapku menyodorkan tanganku, Adit memelekan matanya sedikit lalu mengambil tanganku aku meletakannya  ke arah jidatku kadang-kadang ke arah pipi untuk mencium tangan Adit jujur saja aku masih malu.

"Yaudah syila kuliah dulu, syila udah nyiapin makan buat Adit asalamualaikum"
   Ucapku berpamitan.

"Walaikunsalam"
    Jawab Adit beberapa langkah kaki aku daratkan di lantai Adit memanggilku dari arah belakang yang membuatku terhenti lalu melihat ke arahnya.

TAKDIR YANG TERPILIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang