ADIT?

7 1 0
                                    

Pagi mentari sudah hampir terbit dan aku sudah siap dengan segalanya menjalani hari yang seperti biasanya "melelahkan dan membosankan".
    Adit terbangun lalu melihat ke arahku dengan tatapan yang masih lesu.

"Mau kuliah?"
Tanya Adit yang masih memejamkan matanya itu aku menatap Adit sebentar lalu memberi sedikit polesan bedak pada wajahku.

"Iah apa gitu?biasanya juga kan kuliah"
  Ujarku pada Adit yang masih fokus dengan riasan ku sendiri.

"Lo ngambil jurusan apa sih?"
  Tanya Adit lagi.

"Psikolog emang ada apa tumben banget nanya?"
    Tanya balik ku lalu sedikit meratakan lips ice yang ku pakai.

"Gak"
Jawab Adit yang langsung menutup wajahnya dengan selimut.

"Dih gh bet"
Ujarku.

"Eh nama Lo siapa sih?"
   Tanya Adit yang membuatku syok setengah mati aku tau sebegitu renggangnya aku dan Adit tapi tidak dengan lupa nama juga.
  
"Dit beneran?"
  Tanyaku menatap Adit tak percaya, Adit membuka lagi selimut yang ia tutupi dari wajahnya.

"Maksud gue tuh nama panjang Lo gue tau nama Lo syila"
   Jawab Adit.

"Ngomong makannya yang bener namaku putri syilla,putri syila inget"
   Jawabku.

"Putri Syila?"
   Ucap Adit yang di andai dengan nada tanya.
Aku selesai berdandan lalu keluar tanpa berpamitan pada Adit karena Adit tidur lagi namun saat pintu di buka Adit membuka selimutnya yang menutupi tubuhnya itu dan melihat ke arahku.

"Heh Lo mau kemana?"
  Tanya Adit melihatku dengan tatapan seakan marah.

"Kuliah lah"
  Ucapku menunjukkan wajah cukup kesal.

"Lo belum Salim"
  Ucap Adit menyodorkan tangannya, aku mendengus kesal lalu menghampiri Adit yang masih terbaring di ranjang.

"Asalamualaikum!"

"Walaikumsalam"
    Jawab Adit.

#KULIAH

Hari yang sangat melelahkan semua matkul membuatku meledak rasanya dan kini aku sedang merebahkan tubuhku di musola kampus bersama Nita yang sedang solat.

"Asalamualaikum warohmatulloh"
   Kepala Nita menghadap kiri dan kanan lalu melihat ke arahku.

"Dih nit?"
  Tanyaku pada Nita, Nita mengangguk-anggukkan kepalanya lalu tersenyum ke arahku.

"Kenapa?"
  Tanyaku pada Nita.

"Gak kamu pake cream apa sih syil? Ke sejuk gitu aku liat kamu?"
  Tanya Nita tiba-tiba yang membuatku salah tingkah.

"Ih ih ih modus"
  Jawabku sedikit tertawa.

"Ih asli loh syil"
  Goda Nita padaku lalu mulai keluar masjid.

"Syil dengar-dengar Deket kampus ada tukang baso syil"

"Terus?"

"Enak katanya"

"Bener?"

"Heem terus work it"

"Boleh tuh di coba nit"
  Jawabku yang membuat Nita histeris aku menatap Nita yang cukup histeris itu.

"Kamu kenapa nit?"

"Akhirnyaaaaaa selama ini aku ajak kamu jajan gak mau dan untuk kali ini kamu mau nit"
  Jawab Nita tak percaya akan yang terjadi aku sedikit tersenyum karena kalau di fikir-fikir benar juga perkataan Nita.

"Dasar kamu ini nit"
     Jawabku, Saat sedang lewat koridor aku dan Nita melihat seorang laki-laki keluar dari ruang administrasi yang membuat langkah kami terhenti rasanya tak aneh aku melihat perawakannya terus ku amati ia secara diam begitupun dengan Nita yang kegirangan karena ada laki-laki yang bisa di bilang idealnya Nita.

TAKDIR YANG TERPILIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang