Bandung🔥

22 7 3
                                    

Aku sampai di rumah baruku melihatnya dengan takjub karna tak terbayang aku akan memiliki rumah sebesar ini namun satu sisi aku juga berfikir ini beresin nya gimana?, Tapi entahlah biar waktu yang menjawab.

"Ayo masuk"
Ucap Adit membawa koperku aku juga membawa tas ransel di pundaku kala itu aku tersenyum ke arah dit lalu menyusulnya dari arah belakang.

"Asalamualaikum"
Ucapku mulai memasuki ruangan aku cukup terkesima ternyata di dalam sudah ada barang-barang seperti sofa,meja makan,tv, dan lainnya, Adit lalu Merebahkan badannya di sofa dan aku langsung menuju wc karna dari tadi tak tahan rasanya aku ingin pipis, azan berkumandang sekalian aku wudhu kala itu ku lihat Adit yang masih tiduran di sofa aku menghampirinya lalu membangunkannya.

"Mmm maaf udah duhur solat dulu yu"
Ajaku padanya yang masih memejamkan mata.

"Iah duluan aja nanti nyusul"
Ucapnya menutup mata dengan lengannya itu.

"Solat itu harus segera di lakuin kalo udah waktunya loh"
Ucapku padanya seraya melihatnya cukup kesal.

Hufff
Suara hembusan nafas dalam

"Iah iah kamu duluan aku nyusul"
Jawabnya seraya membangunkan dirinya langsung, aku tersenyum ke arahnya lalu naik duluan ke atas.

"Aku duluan cepetan yah wudhunya"
Ajaku padanya yang masih mengumpulkan nyawa di sofa.

"Hemmm"
Jawabnya nunutan Tak lama dari itu Adit datang ke atas membuka pintu lalu melihat ke arahku dengan tatapan yang masih segar bangun tidurnya itu, aku memberikan sarung dan kopiah hitam disana.


"Allahu Akbar"
Ucap laki-laki yang berada di depanku dan sekarang menjadi suamiku cukup geli dan gemetar aku ketika mendengarnya membacakan takbiratul Ikrom, solat selesai aku lalu Salim ke arahnya dia awalnya nampak ragu ketika melihat aku menghampirinya namun tetap akhirnya aku Salim padanya.

"Aku pengen ngobrol sama kamu boleh?"

"Boleh emang kamu mau ngobrol apaan"
Ucapnya melepas kopiah dari kepalanya itu yang membuat rambut nya menjadi berantakan.

"Aku mau ngobrol soal panggilan aku ke kamu sih?"

"Emmm"

"Kira-kira aku panggil kamu apa?"
Ucapku bingung.

"Adit"
Ucapnya lempeng tak berdosa aku melihat itu lantas sedikit terkejut mataku juga spontan terbelalak.

"Ko Adit kan kamu suami aku masa sih aku manggil kamu Adit?"

"Yah gak papa aku fine-fine aja sih"
Ucapnya lagi-lagi tak merasa berdosa.

"Kamu fine aku enggak"
Ucapku menolak usulan Adit.

"Yaudah kamu maunya apa?"
Tanya balik Adit.

"Bebas"
Jawabku juga sebenarnya bingung.

"Yaudah Adit"
Ucap Adit lagi-lagi yang membuat diriku sangat uring-uringan akan perkataannya sedari tadi.

TAKDIR YANG TERPILIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang