Mereka kini sudah sampai di rumah sakit kebingungan semakin menjadi-jadi ketika stok darah habis untuk golongan darah Adit, mereka sudah mencoba yang terbaik hingga ketika mereka akan mendonorkan darah mereka tak ada golongan darah yang pas dengan Adit.
"Jadi gimana?"
"Gimana kalo sekarang telfon dulu istrinya"
Jawab Bryan."Lo yang nelpon?"
"Gue gak punya nomornya"
"Gue juga"
Ujar Ryan."Handphone Adit!!"
Ucap ke dua sahabat Adit berbarengan, lalu mencari handphone Adit."Gue telpon yah"
Ujar Bryan."Tringgggg......tringgggggg.......tringgggg"
Suaranya sangat nyaring hingga membangunkan syilla dari tidurnya mengelap air liur yang keluar dari mulutnya lalu mengangkat telpon dari adit"Iah asalamualaikum,kapan kamu pulang?Adit jawab aku?!"
Tanya syilla terus menerus mencerca Adit yang tak syila ketahui padahal sebenarnya yang menelponnya adalah sahabat Adit Bryan."Maaf ini temennya Adit"
"Ooh Adit mana?"
Tanyaku pada orang yang tak ia ketahui Bryan menarik nafas dalam."A a Adit sekarang ada di rumah sakit"
Pernyataan yang membuat ku syok."Hah! Apa!! Gimana kondisi Adit sekarang"
Tanyaku khawatir setengah mati dan kini mimpi yang tak ku harapkan terjadi di waktu yang perbedaannya hanya jam saja"Kondisi Adit sekarang kritis dan masih ada di UGD"
"Astagfirullah hal'azim, innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, sekarang ini sama siapa yang nelpon syila"
"Temannya Bryan"
"Ooh boleh jemput syila gak syilla mau liat kondisi Adit hiks hiks hiks"
Ucapku mulai menangis. Tersedu-sedu."Iah saya nanti jemput ke
Rumah Adit""Okeh makasi"
Ucapku lalu mengakhiri telepon dan mulai memasukan beberapa barang yang di perlukan mengambil sebagian uang milik Adit dan miliku di lemari, setelah beberapa menit suara ketukan pintu terdengar aku keluar membuka pintu."Bryan?"
Tanyaku."Iah yaudah ayo"
"Ayok"
Ucapku keluar lalu mengunci pintu, setelah sampai aku tertegun sebentar karna ada satu laki-laki di depan ruangan yang aku curigai itu ruangan Adit aku melihat ke arah Bryan."Dia siapa?"
"Ryan"
Aku langsung berlari setelah Bryan mengatakan dia Ryan bukan berarti aku mengenalnya tapi sudah pasti dia juga teman Adit aku lalu menanyakan Adit padanya."Adit dimana?"
"Ada di dalem"
Saat aku mengetahui bahwa Adit ada di dalam ruangan yang sedang aku belakangi aku langsung melangkahkan kakiku ke arah ruangan itu namun tanganku ditarik oleh Ryan aku menepisnya lalu melihat ke arahnya dengan kondisi perasaan yang gundah akhirnya menyebabkan ku sedikit tempramen."Apaansih!"
"Sekarang Adit dalam keadaan Krisis jadi gak boleh ada yang masuk"
"Kalo gitu kenapa gak langsung di bawa ke IGD biar cepat sadar?!"
Ucapku cukup nyolot pada teman Adit mereka tertegun kaku menunduk."Kenapa? Kenapa kalian diem?!"
Pikiranku kalut pada ke-2 teman Adit yang sekarang berdiri di depanku, terpikir kenapa mereka tak mengambil inisiatif atau bahkan setidaknya mencoba mendonorkan darah mereka untuk Adit.
"Kenapa kalian gak nyari bantuan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR YANG TERPILIH
RomanceMuhamad Adit rahendra anak tunggal dari keluarga yang berkecukupan, namun memiliki kehidupan yang terbilang buruk club' malam,geng motor adalah tempat dimana kebahagian menurutnya di dapat, namun semua juga bukan karna kemaunnya itu terjadi karna ke...