Atla dan Zofan

118 21 0
                                    

"Woy! Atla!" Zofan berlari dari parkiran menghampiri Atla yang juga ada di sana sebenarnya, hanya saja keduanya dari ujung ke ujung.

Tentu Zofan mendapatkan tatapan tajam dari Papanya, sungguh baginya itu adalah hal yang sangat lebay sekali. Zofan ini anak laki kalau jatuh pun seharusnya tidak masalah.

Keluarganya saja yang terlalu berlebihan, ia jadi berpikir kelak setelah lulus dari sma ingin melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.

"Aman lo? Udah sembuh?" Zofan menempelkan punggung tangannya pada dahi Atla, langsung ditepis oleh sang mpu.

"Malu anjir!"

"Ah elahh, gue temen yang perhatian. Bersyukur lo!"

Keduanya berpamitan kepada papa mereka dan masuk ke dalam kelas, hari ini Atla dan Zofan ada latihan basket jadi pulangnya pasti sore.

Memang setelah berteman baik, Zofan mengajak Atla untuk masuk club basket sekolah dan tentu itu adalah kegemaran Atla dalam hal olahraga, jadi tidak akan menolak.

Selama bersekolah di sini, Atla sudah dua kali mengikuti latihan basket. Dan jangan salah meskipun dulu tinggal di pesisir, ia suka bermain di lapangan bersama orang asing.

"Gimana? Dia masih suka bikin ulah di rumah lo?" hampir setiap hari Zofan selalu bertanya hal demikian.

Sampai Atla saja bosan untuk membalasnya, kenapa anak ini kepo banget. Apakah Atla harus menjadi cctv-nya?

Ataukah harus Atla bawa Zofan untuk menginap di rumahnya, agar anak itu bisa melihat langsung tingkah Genzi seperti apa. Sebab Atla selalu malas-malasan jika harus menceritakan Genzi.

"Hah ... ya gitu deh. "

"Ah elu gak asik, entar malam minggu gue mau nginep di rumah lo deh. "

"Demi liat dia? Lo mau nginep?" Atla menggeleng, tidak habis pikir dengan temannya ini.

"Terserah lo deh, gue pusing. "

Atla meninggalkan Zofan begitu saja, "Ahaha, pokoknya gue harus nginep di rumah lo. Nama lo bakal gue jual ke keluarga gue hihi "

Zofan berlari mengejar Atla yang sudah memasuki lift. Yang tanpa mereka sadari ada Genzi tidak jauh dari sana, meskipun tidak menyebutkan langsung namanya tapi ia tahu hal itu membicarakan dirinya.

Kedua tangannya terkepal, memang sejak kedatangan Atla hidupnya jadi kacau. Ia mudah sekali gelisah, kesenangannya hancur. Beberapa hari ini dirinya tidak melakukan pembullyan karena pikirannya kacau.

"Lo jangan sampai buat masalah, hidup lo bakal tambah susah. " ucap Apow, yang baru saja datang.

Mendengar hal itu jelas Genzi sakit hati, ucapan Apow itu bagai belati yang menancap di jantung langsung.

Keduanya berteman sejak kelas sepuluh, dari sana Genzi tahu bahwa Apow ini orang yang banyak diam, tidak ingin ikut campur, bahkan terbukti Genzi melakukan pembullyan pun Apow tidak ikut dan tidak bertidak.

Tapi kenapa sekarang ia banyak bicara yang justru ucapan-ucapannya itu menyakiti Genzi. Lebih baik Apow ini menjadi bisu saja.

"Terserah gue mau buat masalah atau enggak, lo bukan temen gue!"

"Gue gak peduli, lo temen gue atau enggak. Yang jelas gue udah memberikan peringatan sama lo."

Apow lebih dahulu meninggalkan Genzi yang masih berdiri di parkiran, kebenciannya menambah kepada Apow. Apakah teman-teman yang lainnya akan bersikap seperti Apow pula?

Sementara itu Atla di kelas sedang menutup telinganya rapat-rapat, karena Zofan tidak berhenti berbicara.

"Gue semalem liat twitter kan, "

MISTERI LAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang