"Lo pulang sama siapa?"
"Dijemput kayaknya, lo?"
"Gue bawa motor, gue duluan ya ..."
Atla berpisah dengan Zofan, sebab anak itu pergi ke parkiran sedangkan Atla akan menunggu dijemput di halte. Ia bahagia sekali, di hari pertamanya sekolah sudah bisa akrab dengan Zofan. Pasalnya anak itu banyak bicara sehingga Atla pun senang untuk menjadi lawan bicaranya.
Awalnya Atla kira Zofan itu orangnya pendiam, karena saat melihatnya pertama kali waktu Atla perkenalan diri, ia tidak menyimak. Ternyata setelah dekat justru Zofan lebih banyak bicara dari pada Atla.
Ketika Atla sedang asik menunggu jemputan, ia mendengar suara ribut dari arah gerbang. Karena penasaran Atla berdiri dan sedikit menyerongkan badannya, sebab halte itu dengan dengan gerbang sekolah.
"Zi, nanti malam kayak biasa?"
"Gas lah, sampe subuh lagi "
"Heh! Lo manusia miskin!" teriak Genzi.
"Buddy, kau sedang melihat apa?" Atla mendengus, jantungnya berdegup kencang mendengar suara Omnya itu, bahkan Omnya sudah berada dibelakang Atla.
"Apa yang sedang mereka lakukan? Seperti orang gila ..." setelah berucap demikian, Deo segera membawa Atla masuk ke dalam mobil.
"Ayah ke mana, Om?"
"Ayahmu sedang rapat penting. "
Mobil yang dikendarai Deo melesat membelah jalanan yang ramai, keduanya hanyut dalam keheningan. Entah apa yang ada dalam benak mereka.
"Om tau Genzi?"
Kentara kerutan pada dahinya, menandakan Deo sedang berpikir atas pertanyaan yang diberikan oleh keponakannya itu.
"Siapa Genzi? Om tidak tahu "
"Itu yang tadi ribut-ribut, kata teman Atla dia itu anak pemilik sekolah. "
"Rumor maksudnya?"
"Entah "
"Kalau rumor belum bisa dipercaya, lagi pula Om tidak terlalu dekat dengan pemilik sekolah itu. Kalau ayahmu sih mungkin tahu. " terlihat senyuman mengejek, karena Deo yakin pertanyaan sederhana dari Atla itu akan sangat membingungkan untuk Tio jawab. Lihat saja nanti.
"Memangnya kenapa menanyakan hal itu?"
"Kata teman Atla, dia itu suka membully terus tadi juga Atla liat langsung. Kenapa pihak sekolah gak hukum dia? Atau karena dia anak pemilik sekolah jadi guru-guru termasuk kepala sekolah gak berani bertindak ya?"
"Tapi kau tidak menjadi sasaran dia kan?"
"Enggak, tapi kasian juga sama korbannya. Emangnya kayak gitu ya Om? Karena orang tua punya jabatan tinggi jadi anak itu bisa melakukan segalanya dengan semena-mena?"
"Tidak Buddy, itu hal yang buruk. Seharusnya diberikan tindakan karena bagaimanapun juga pembullyan itu tindakan kejahatan. "
Setelah kesunyian tadi melanda, kini mobil itu diisi oleh suara kedua orang yang berbeda generasi itu. Yang didominasi oleh Atla, dengan banyak bercerita selama di sekolah tadi.
Sampai rumah Atla masih setia berceloteh, dan Deo pun senantiasa menimpalinya. Keduanya tertawa riang, seperti tidak ada beban apapun.
"Istirahat ya, nanti makan malam Om panggil. "
"Siap!"
Energi Atla terkuras habis untuk hari ini, jadi ia sangat lelah sekali. Padahal tidak terlalu mengeluarkan tenaga, ia hanya banyak bicara saja untuk hari ini. Karena terlalu excited.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTERI LAUT
Mystery / ThrillerAtla sangat suka laut. Atla sangat mengagumi keindahan laut. Atla jatuh cinta dengan laut! Ketika banyak masalah yang menimpa Atla, maka laut adalah pelarian yang tepat untuknya. Bagi Atla laut itu indah, penuh misteri, dan kejam. Meskipun sudah mer...