00.04 | bule, pecel lele & grup

253 24 1
                                    

Gak lama sehabis pembagian kamar dan jadwal piket kebersihan tadi, keluarga garang alias keluarga Atmaja itu pamit undur diri.

Sekarang sisa anak-anak Sandykala yang sibuk sendiri. Yugan yang handphonenya lowbat dan dia gak punya temen bicara gabut dong, dia berdehem dan anak-anak yang lainnya langsung ngalihin pandangan ke Yugan.

"Ngapain ya? Kenalan udah, tour guide juga udah." celetuk Yugan yang ngerasa dirinya diliatin para anak kost.

"Tour guide palalo lima!" sahut Jiyo ngegas.

"Ngapain woy, masa kenalan lagi?" Bram juga ikutan gabut.

"Udahlah, kita naruh barang-barang dulu ke kamar, terus abis itu ngumpul lagi dah disini." perintah Jihan.

Semuanya ngangguk terus gantian masuk lift, agak ribet emang pake lift harus nunggu dulu, tapi daripada pake tangga kan pegel juga.

Sekitar 40 menitan mereka semua udah ngumpul lagi diruang kumpul, masih dengan duduk lesehan dibawah. Padahal ada sofa, tapi mereka lebih milih duduk dilantai, tolil memang.

"Laper." keluh Minggu ngusap perutnya.

"Makan apaan coba? Kita belum beli apa-apa." jawab Jihan yang baru keluar dari lift lalu duduk disebelah Chassey.

"Iya juga." Dheka ikut nyahut.

"Eh btw lo bule ya?" tanya Serena nunjuk Rosie yang lagi fokus nonton si kembar botak di tv.

Yang ditanya noleh, "I don't know." balas Rosie dengan logat bulenya

"Tuhkan! Lo bule anjir!" heboh Liza ngeguncang bahu Rosie yang disebelahnya.

"Stop it! Pusing bodoh!" maki Rosie ke Liza, sedangkan Liza cuma cengengesan gak jelas.

"Kayaknya gua emang bule, gua lahir di Bali but my Dad and Mom asli Aussie." aku Rosie masih memfokuskan pandangan ke layar tv.

"Bahasa lo nyampur gitu kek gado-gado." cibir Jeffrey, Rosie natap Jeffrey kesel.

"Terserah gua lah!"

"Kok lo mau sih di Bandung? Padahal keknya enakan di Aussie." tanya Unay.

"Gak! Gua gak suka di Aussie." bantah Rosie.

"WOY PLIS GUA LAPER!!" teriak Minggu yang kelaperan, dia belum makan dari tadi pagi soalnya.

"GAK ADA MAKANAN MINGGU!" Jihan ikut ngegas, emosi dia tu lama-lama.

"Nanti sore aja ya aku beli bahan buat masak? Siang gini panas banget soalnya." ucap Mina pake suara paling lembut yang dia punya.

"Tapi gua laper." rengek Minggu.

"Beli ajalah, tadi gua liat didepan ada yang jual pecel lele." saran Rosie, semua langsung nengok lagi ke Rosie.

"Lah? Bule juga bisa makan pecel lele?" heran Dheka.

"Lo kira gua bule apaan?!"

"Ya kali aja lo gak pernah makan gituan. Apalagi kan elo dari keluarga Xaquila." jelas Dheka.

"Terus apa hubungannya malih?! Kalo gua dari keluarga Xaquila gak boleh makan pecel gitu?!" Rosei udah emosi banget ini.

"Bukan gitu, lo kan dari keluarga kaya raya. Kirain gak bisa makan gituan." Hao membantu Dheka menjelaskan maksudnya.

"Oh." semua cengo, OH doang?! Tadi aja marah-marah gak jelas!

"Nih beli makan." Jeffrey ngasih uang warna merah 3 lembar.

"Sekalian beli minumannya juga, kalo gak cukup talangin." lanjut Jeffrey.

"Oke siap!" Minggu sama Juna langsung lari keluar buat beli pecel.

SandykalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang