00.07 | Nowie

148 17 1
                                    

halooo aing kembaliiii, siapa kangen??

jangan lupa vote dan komen ya!

happy reading.

***

Mobil fortuner hitam punya Juna udah terparkir rapih di halaman kost Sandykala.

Abara, Juna dan Erlan yang masih ada di teras pun menghampiri, berniat membantu.

"Jun, bantuin gue naruh ni beras." suruh Hao ke Juna yang lagi ppkm (planga-plongo kayak monyet).

Juna ngangguk doang, soalnya dia nggak pernah liat belanjaan sebanyak itu.

Kedua cowok yang baru kenal itu mengangkat karung beras yang lumayan besar dan berat.

Saat melewati ruang kumpul, ternyata udah ada anak-anak yang lain lagi duduk sambil ngobrol-ngobrol santai.

"Semangat, gue bantu doa aja." kata Liza waktu ngeliat Juna dan Hao.

"Gue juga Jun, Hao. Cuma bisa bantu doa dalam hati." Yugan ikut menyahut.

"Anjing." umpat Juna kesal.

"Anjing teriak anjing." balas Rosie sambil mainin handphone berlogo apel di gigit punya dia.

Untung yang bilang gitu Rosie, kesayangannya Juna. Coba kalo bukan, udah Juna lempar ke selokan depan kost.

"Cepetan bangke, berat nih." protes Hao. Yaiyalah berat, karungnya aja lebih gede dari badan dia.

Akhirnya Juna dan Hao melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda.

Tak lama, anak-anak yang tadi ada diluar ikut masuk sambil bawa kantong plastik atau kardus.

Serena menghampiri Rosie sambil bawa kardus bertuliskan ultramilk.

"Nih." Serena menyodorkan kardus itu, Rosie dengan senang hati menyambutnya.

"Choki-choki, yupi sama cokelatnya mana?" tanya gadis berambut blonde itu.

Serena natap Jihan, dan Jihan malah natap Erlan sebentar.

"Di Erlan." jawab Jihan.

Erlan langsung nyodorin kantong plastik yabg dipegangnya ke Rosie.

"Makasih."

"Punya gue mana?" tanya Jeffrey.

"Nih Jeff, gue beliin 5 doang nggak apa-apa kan?"

Jeffrey berdehem, cowok itu ngambil beberapa duit warna merah yang ada didalam dompetnya terus dikasih ke Jihan.

"Thanks."

"Yoi."

Rosie bangkit dari duduknya, ngebawa kardus dan kantong plastik itu sendirian.

"Kemana Ros?" tanya Dheka sedikit berteriak.

"Kamar!" balas Rosie.

Nggak lama abis Rosie masuk lift, Juna dan Hao kembali ke ruang kumpul.

"Nanti malem mau makan apa?" suara lembut Mina terdengar.

"Terserah aja sih." jawab Jiyo diangguki yang lain.

"Jangan terserah dong." Mina kesel banget sama jawaban anak-anak yang enggak sesuai ekspetasi dia. Dia itu nanya biar nggak bingung mau masak apa, eh malah dijawab terserah, kan jadi makin bingung.

"Eum, chiken spicy?" saran Yebin ragu.

Mina langsung sumringah denger perkataan Yebin.

"Boleh aja, tapi jangan terlalu pedes ya hehe." cengir Chassey, beliau ini memang enggak terlalu suka pedes.

"Oke deh."


Mereka akhirnya ngobrol dan bercanda bareng, tanpa Rosie karena Rosie masih belum keluar kamar juga dari tadi.

"Rosie mana deh?" tanya Juna yang nggak tahu menahu.

"Ke kamar dia." ini Bram yang jawab.

"Ngapain?" tanya Juna lagi.

"Nggak tau."

Ting!

Itu suara lift yang baru aja ke buka. Rosie keluar dari lift dengan pakaian yang lebih rapih.

"Mau kemana?" tanya Minggu.

"Ada urusan. Sebentar doang kok." jawab Rosie.

Semuanya ngangguk, "mau dianterin?" tawar Bram.

"Enggak, gue sama Nowie." jawab Rosie.

"Nowie siapa? Temen lo? Atau pacar lo?" tanya Jiyo beruntun.

Rosie yang denger itu langsung ketawa ngakak.

"Yakali! Nowie itu mah motor gue."

"Anjirlah, scoopy putih yang di depan itu ya?" tanya Juna, soalnya dia tadi ada ngeliat satu-satunya motor yang ada di depan kost.

Rosie ngangguk-ngangguk.

"Yaudah hati-hati, jangan ngebut." peringat Mina.

"Kalo ada lampu merah berenti ye." tambah Yugan.

"Jangan lupa pake helm." ini Minggu yang bilang.

"Jangan atraksi ya, Sie." timpal Yuli yang langsung di tabok Rosie.

"Adoh!" ringis Yuli.

"Bye-bye, gue pergi dulu." pamit Rosie lalu pergi.

Setelah Rosie nggak terlihat, mereka sibuk lagi dengan aktifitasnya masing-masing.

"Nanti bantuin gue masak ya!" celetuk Mina.

"Oke Min." sahut Jihan dan Serena barengan.

"Maap ye Min, gue nggak bisa masak hehehe." cengir Unay yang di setujui Chassey, Binnie dan Yuli.

"Kalo gue bisa sih, dikit. Tapi nanti gue mau pergi ke rumah temen." kata Yebin merasa nggak enak.

"Kalo gue sama Jiyo lagi mager Min." Liza dan Jiyo cengengesan.

"Gue oke." sahut Bara.

"Kalo Win nggak bisa masak." jawab Winata masang muka polos.

"Nggak ada yang nyuruh lo juga!" cibir Dheka.

"Mina cantik, kami sebagai kaum laki-laki tidak bisa memasak, jadi alangkah baiknya kaum perempuan aja yang masak." kata Minggu yang di iyain semua anak cowo kecuali Bara.

Mina mendelik sinis, kalem-kalem gini Mina juga bisa kesel ya!

"Dasar, untung kita tinggal satu atap."

***

Padahal aing mau update senin kemaren, eh hape aing malah kena sita, seminggu pula😭.

Ini baru dibalikin gess, jadi aing cepet-cepet update.

Spam vote dan komen untuk chapter berikutnya!

SandykalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang