Bab 1

350 15 0
                                    

✾ Gardenia  ✾


"Gila, panas banget! Kapan selesainya sih ini upacara?" keluh seorang siswi dengan name tag Kiara Amalia yang berdiri di barisan paling belakang.

Maklum saja karena matahari pagi ini memang cukup terik dan menyengat. Padahal sekarang jam baru menunjukkan pukul setengah delapan, tapi rasanya sudah seperti pukul sepuluh. Pemanasan global benar-benar terasa semakin nyata.

"Ra, gimana kalau gue pura-pura pingsan aja? Lumayan bisa ngadem di UKS." Kiara kembali berbisik pada temannya yang berdiri tepat di depannya. Namun, sayang sekali tidak ada sahutan dari sang empunya.

"Ra, lo kok diam aja-"

BRUK!

Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya, temannya sudah lebih dulu ambruk.

"Nadira!" pekik Kiara yang otomatis menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Seorang siswa yang kebetulan berada di dekat sana, langsung berlari menghampiri mereka. "Biar gue yang bawa ke UKS. Lo fokus aja sama upacaranya."

"Tolong jagain temen gue ya, Jun." Kiara berpesan dengan raut wajahnya khawatirnya.

Siswa yang dipanggil 'Jun' itu hanya mengangguk dan bergegas membawa Nadira menuju UKS.

✾ Gardenia  ✾

Tubuh mungil Nadira diletakkan di atas brankar UKS. Wajahnya tampak begitu pucat. Sepertinya gadis itu memang sedang tidak dalam keadaan fit.

"Tolong lo tangani dia dulu. Gue mau beli minum sama makanan buat dia," ucap Arjuna—siswa sekaligus Ketua OSIS yang menolong Nadira barusan.

Anggota PMR yang bertugas di sana pun mengangguk patuh. "Baik, Kak."

Seperginya Arjuna, anggota PMR itu langsung memberikan pertolongan pertama untuk Nadira. Namun, saat kakinya yang dingin hendak diolesi minyak, Nadira mendapatkan kembali kesadarannya.

"Kak?" panggil si anggota PMR mencoba memastikan jika Nadira benar-benar siuman.

"Gue tadi pingsan?" tanya Nadira pada adik kelasnya.

"Iya, Kak. Gimana? Masih pusing atau ada keluhan yang lain?"

Nadira menggeleng. "Nggak ada kok. Pusingnya juga udah mendingan. Gak separah pas tadi upacara."

"Syukur deh kalau gitu."

Bersamaan dengan selesainya pembicaraan mereka, Arjuna kembali dengan sekantong plastik berisi air mineral dan sebungkus roti di tangannya.

"Udah bangun?"

Nadira yang tidak tau apa-apa pun merasa terkejut dengan kehadiran laki-laki itu. "K-kok ada Juna?"

"Yang bawa Kakak ke sini tadi ’kan Kak Juna."

Mendengar jawaban itu, pipi Nadira langsung memanas. Berarti tadi Arjuna gendong gue dong? batin gadis itu.

Jantung Nadira langsung berdegup kencang, membayangkan bagaimana Arjuna membopongnya tadi. Pasti terlihat sangat tampan dan gagah.

"Gimana kondisi lo? Masih ada yang sakit?"

Mendapat pertanyaan demikian, Nadira hanya bisa mengangguk dan menggeleng. Entah kenapa, lidahnya selalu terasa kelu jika berada di dekat Arjuna. Sedahsyat itukah pesona Arjuna di mata Nadira?

Sialnya, iya.

Pesona itu masih sama seperti saat pertama kali Arjuna menolongnya dulu. Nadira ingat betul bagaimana Arjuna juga menggendong dirinya, karena kakinya terkilir saat mengikuti kegiatan MPLS satu tahun yang lalu. Bisa dibilang, itulah momen yang akhirnya menumbuhkan rasa suka di dalam diri Nadira dan tetap konsisten sampai sekarang.

[02] Gardenia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang