CHAPTER 3🔞

3.7K 289 5
                                    

Yota mengantarkan Naruto dan yang lainnya ke penginapan mereka. Penginapan yang berjarak hanya tiga rumah dari kediaman pria tampan Nadeshiko itu tinggal.

"Hinata!, ayo masuk kita akan tidur bersama malam ini!", seruan itu berasal dari bibir tipis Sakura, tangannya mengamit lengan Hinata erat hendak menjauhi Naruto sembari melemparkan tatapan tajam yang sinis pada pria bersurai kuning itu.

Tangan Naruto mengacak-acak surai kuning yang hinggap dikepalanya hingga menjadi berantakan. Tak bisa mengelak, serba salah, dan situasi tak memihaknya, "sudah kukatakan jika itu tidak benar dattebayo!", rengeknya frustasi.

Sai mengangguk. Meluncurkan senyuman jahil, "Sakura benar, jika tidak nanti kita akan membawa bayi saat pulang ke Konoha nanti", dengan ekspresi wajah sok polosnya si pucat Sai meledek Naruto dengan senyuman paling manis seperti gula, mengompori Sakura yang kian membara.

Naruto sedikit tersentak, "bayi?....", tiba-tiba saja wajahnya bersemu merah saat mendengar kata bayi yang diucapkan Sai. Kata itu membuat hatinya menghangat. Membayangkan bagaimana rasanya jika akan mendapatkan anggota dari keluarganya suatu hari nanti, "bukan ide yang buruk", cengir si pirang tersenyum-senyum tak jelas tampak membayangkan sesuatu.

Mata Kiba melotot, tawa nakal Naruto tampak mencurigakan, "Naruto! kau!", sebagai sesama pria ia sangat tahu arti dari mimik wajah nakal pria itu. Naruto tampak berkhayal dengan ekspresi mesumnya, sangat menggelikan.

Semua mata tertuju ke arah Naruto seakan-akan si pria kuning adalah seorang hidung belang, seperti gurunya yang selalu disebutnya sebut petapa genit, "hei ayolah, aku tak seperti yang kalian pikirkan dattebayo!", suasana menjadi kikuk, Naruto melihat teman-temannya satu persatu yang memandangnya sinis.

Naruto menghembuskan napas lelah, "Hmmnn.., terserahlah!", akhirnya ia bergerak pergi menuju kamar penginapan meninggalkan ruang tamu, membaringkan tubuh jangkungnya ke atas sebuah single bed, sembari meletakkan salah satu lengan bawahnya yang kekar ke atas dahinya.

"Bayi yaa?"

Naruto masih terngiang-ngiang dengan satu kata yang memunculkan rona merah jambu dipipi berguratnya. Kelopak mata tan-nya turun, ia terpejam mengingat wajah cantik Hinata dengan jantung berdedup kencang.
...

Tangan tan Naruto yang besar menangkup kedua payudara Hinata yang tampak penuh didadanya, ia membelai dan meremas payudara Hinata hingga membulat sempurna di telapak tangannya, jari-jari lihai itu memainkan puncak payudara merah muda Hinata dan sesekali menggigit-gigit kecil kedua puncak payudara sang kekasih yang tampak sudah menegang keras.

"Aawwhh....",

Hinata mendesah kuat hingga Naruto menyumpal mulut yang mengerang keras itu dengan bibirnya, Naruto melumat habis isi mulut Hinata dengan rakus bahkan tak memberikan celah untuknya bernapas.

Naruto membentangkan kedua paha Hinata yang telanjang, ujung kejantananya terasa berdenyut-denyut kuat, perlahan Naruto merebahkan tubuhnya dan mengarahkan alat kejantanannya pada area intim si wanita yang basah di bawah sana, Naruto menciumi Hinata habis-habisan kembali melumat mulutnya dengan sangat liar selagi memasuki tubuh sang wanita.

Hinata menggeliat di bawah tubuh Naruto yang kini sudah dimasuki, Naruto menghentakkan pinggulnya mendorong dirinya lebih dalam memasuki Hinata.

Naruto berkali-kali menghujam area dalam pangkal paha Hinata dengan gerakan naik turun yang sangat keras, membuat mulut Hinata meracau tidak jelas menikmati hentakan-hentakan dari pinggul Naruto.

"Mmmhh.., emmmhh.., eengghh",

"Naa.., Naru to kun..."

"Naaaruuto...kun",

AFTER THE LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang