CHAPTER 15

1.3K 261 22
                                    

Kiba tersulut emosi, buku-buku jarinya memutih menahan amarah, "Brengsek kau!", langkah kakinya bergerak cepat menghampiri Naruto, ia sangat ingin segera memberikan pelajaran, namun Hinata menghentikannya, gadis bersurai indigo itu berdiri tepat di hadapan kekasihnya, merentangkan kedua lengannya seolah-olah melindungi Naruto, manik amethyst Hinata menatap Kiba penuh mohon.

Langkah Kiba terhenti, ia meremas kuat kepalan tinjuannya karna sangat kesal.

Naruto memperhatikan kepalan tangan Kiba yang tertahan, lalu melirik kekasihnya, "Hinata tidak apa-apa", ia mendorong tubuh Hinata mendekat ke arah Sakura, "Sakura chan, tolong bawalah Hinata ke kamarku", ia memberi isyarat pada Sakura hingga gadis musim itu mengerti.

Sakura meraih lengan Hinata, "Hinata, ayoo..", sang gadis musim semi memapah Hinata bersama Ino dan Tenten masuk ke kamar Naruto, meskipun Hinata terpaksa dengan berat hati meninggalkannya.

Naruto mendekati Kiba, ia hendak membuka mulut untuk menyapa pria bertato segitiga berbentuk taring dihadapannya, namun sebelum satu kata meluncur dari mulut Naruto, tinjuan Kiba lebih dulu menyapa mulut pria Jinchuriki Kyuubi itu,

"Bbuuuuggghh....",

Naruto jatuh tersungkur ke lantai dengan sudut bibir nan berdarah.

Iris Hinata membola, suara hantaman keras mengejutkannya, "Naruto kun..", lirihnya, darah Hinata berdesir saat mendengar bunyi yang terdengar cukup keras berasal dari luar, hingga wajah cantiknya tampak sangat khawatir dan cemas, tubuhnya bergerak hendak menghampiri Naruto, namun niatnya dihentikan oleh Sakura.

Kedua tangan Sakura menahan tubuh Hinata, hingga kemudian salah satu tangannya berpindah mengelus-elus bahu Hinata perlahan, "tidak apa-apa Hinata, mereka akan menyelesaikannya", gadis bersurai pink itu menatap Hinata sangat dalam meyakinkan.

Ino mengangguk, "Iya benar, percayalah pada mereka, mereka akan baik-baik saja, khawatirkan saja dirimu dan anak ini", tangan Ino bergerak menggosok-gosok lembut perut Hinata yang menyembul seraya tersenyum tulus.

"Bbbuuuuugghhh.....",

"Brengsek!, aku sangat menyesal telah menemanimu minum saat itu!", Kiba menyeringai hingga taringnya terlihat jelas.

Naruto tersenyum lebar dan kembali bangkit berdiri, "Oii Kiba.., terimakasih telah mengkhawatirkan Hinata", deretan giginya dipenuhi berwarna merah nan telah diwarnai darah, Naruto meregangkan rahangnya memastikan jika rahangnya masih dalam kondisi baik-baik saja.

Kiba mengangkat kerah baju Naruto kuat-kuat, ia kembali mengayunkan tinjunya untuk yang kesekian kalinya, namun kali ini tinjuannya terhenti dan nyaris mengenai wajah Naruto yang babak belur, ia menyeringai menatap Naruto tajam, "Pecundang!, bahkan kau bersembunyi dan menghilang tak bertanggung jawab!", Kiba menghempaskan tubuh Naruto sangat kuat dari cengkeraman tangannya.
Naruto hanya diam dan pasrah menerima semua serangan Kiba, ia tak membalas sedikitpun menerima kesalahannya.

Kiba berdecih, masih tak puas, amarah memenuhi hatinya, "Pecundang tak bertanggung jawab sepertimu tak pantas menjadi Hokage!, bahkan dalam mimpimu!", ia menyeringai sinis meremehkan Naruto seraya melemaskan jari-jarinya yang kebas setelah menghatam Naruto.

Shikamaru sangat tahu bagaimana ambisi dan usaha keras Naruto untuk ingin menjadi seorang Hokage, ia tahu persis pernyataan menyangkut cita-citanya itu sangat sensitif untuk di komentari, lalu si nanas pun menarik bahu Kiba berniat melerai, "Hoi kiba sudahlah", namun tangan Shikamaru ditepis sangat cepat oleh Kiba.

Naruto tertunduk, mengepalkan kedua tangannya sangat kuat, hingga tak lama kemudian bibir merah kecoklatannya menyunggingkan senyuman, "Aku sangat ingin melakukannya..!, aku ingin menikahinya!, aku ingin hidup bersama membesarkan anakku!!!....,"

AFTER THE LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang