Tidak terasa tiga hari telah berlalu dan begitupun dengan misi yang dilaksanakan Naruto, beserta kegiatan Sasuke yang telah diamanatkan sang pahlawan desa kepadanya.
Waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi, bahkan matahari pun belum terbangun dari tidurnya.
Dengan urat disekitar wajah Hinata yang menyembul, ia mengawasi gerak-gerik penghuni mansion dengan sangat teliti, terutama pada tempat peristirahatan ayahnya. Napas Hinata berhembus legah, ketika melihat sang ayah nan masih terbaring tidur, dan itulah yang diharapkannya.
Sang Hime menggunakan baju dress polos selutut bak buah plum dengan lampisan jaket berwarna lavender kesukaannya, ia mengantongi sebuah kunci lalu mengendap-endap pergi meninggalkan mansion, dengan tekat dan nekat Hinata menyusuri jalanan desa yang masih cukup sepi dan gelap.
Di tempat lain, tampak seorang pria bersurai raven nan tengah menikmati rendaman air hangat yang membenamkan seluruh tubuhnya, ia ingin menenangkan saraf-sarafnya sebelum kembali menjadi seorang bodyguard, sorot lampu yang sedikit redup dan tempat yang sunyi adalah sebuah kombinasi yang sempurna untuknya sebagai seorang introvert.
Hinata memasukkan sebuah kunci ke dalam knop pintu, lalu memutar anak kunci yang telah tertancap, hingga akhirnya ia memasuki tempat yang merupakan apartemen kekasihnya, Hinata memiliki kunci serap apartemen Naruto dan bermaksud ingin membersihkan tempat yang dihuni sang kekasih yang sudah lama ditinggalkan.
Manik amethyst Hinata berkeliling memindai sekeliling ruang tamu dan area dapur kecil Naruto, ia mendapati beberapa mangkuk cup ramen instan nan berdempetan di atas meja makan, helaan napas pelan dihembuskannya, ia merasa khawatir dengan kesehatan kekasihnya yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji.
Dengan perutnya yang besar, Hinata masih bisa melakukan beberapa pekerjaan ringan seperti membersihkan rumah, dan ia melakukannya dengan sangat berhati-hati.
...Naruto dan para rekan timnya sudah bersiap-siap untuk kembali, mereka telah menyelesaikan misinya dengan sangat cepat berkat bantuan sang pahlawan desa, dan semua itu tentu saja Naruto lakukan karena ingin segera bertemu dengan wanitanya.
Senyuman Naruto mengembang, sebuah gagasan tertanam di otaknya, "Yoo minna, ayo pulang bersamaku dengan cepat!", seruan itu berhasil menghentikan langkah ketiga temannya yang sudah beringsut pergi, dan menoleh ke arahnya.
Sakura mengerutkan alis merah jambunya memandang Naruto yang masih belum beranjak sembari mendengus kesal, "jangan berisik!, cepatlah bergabung agar kita bisa sampai lebih cepat, baka!", jauh dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Sakura sebenarnya juga ingin cepat kembali ke Konoha, tentu karna ingin segera bertemu dengan pria pengembaranya yang baru saja kembali.
Naruto mengabaikan nada sinis dalam suara Sakura, "Heii ayolah, mendekatlah padaku, aku akan langsung membawa kalian ke depan gerbang kantor Kakashi sensei", Naruto berbicara santai dengan kedua lengannya nan menyilang di belakang kepala.
Semua pasang mata membesar dan terpaku pada Naruto, namun mereka akhirnya mendekati sang Jinchuriki meskipun tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh pria jangkung bersurai kuning itu.
"Percayalah padaku dattebayo!, ayo merapat!", Naruto merangkul pundak teman-temannya membentuk lingkaran.
"Cling!", dalam satu kedipan, mereka berempat telah berpindah ke depan kantor Hokage.
Ekspresi Sakura yang tadi masam kini berubah menjadi cerah dengan senyuman nan lebar, saking senangnya tangan si gadis musim semi reflek berayun memukul dada bidang Naruto cukup kuat, "kenapa kau tidak mengatakannya dari awal, baka!", sontak Sakura pun menarik lengan Naruto, menyeretnya untuk segera masuk ke dalam ruangan Kakashi dan segera menuntaskan misinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER THE LAST
Fanfiction[CANON] [M🔞] Karakter hanya milik Masashi Kishimoto All about Naruhina DATTEBAYO! Mohon bijak dalam membaca, karna mengandung unsur 18+ Karya ke 2 dan bukan untuk komersil💛 Dont forget to vote🌟🙃 (sorry kalau gak nyambung, masih pemula👉👈) Note...