CHAPTER 27🔞

2.8K 238 87
                                    

"Apa lagi kali ini", tanyanya pada diri sendiri, mata sayu pria bermasker hitam terlihat tidak menaruh minat sedikitpun, tim 7 memang mendapatkan panggilan darinya, namun dari raut dan gestur pria nan membawa bayi yang notabene adalah anaknya itu membuat firasatnya berkata, pasti ada sesuatu, sesuatu yang buruk.

Belum beberapa detik yang lalu firasat itu bergema di benaknya, dan benar Naruto mendengus sebelum berkata,

"Kakashi sensei aku sedang dalam..,

masalah..",

Nada cemas kalimat terakhirnya terdengar lirih, namun masih bisa di dengar oleh si lawan bicara, ya frustasi, pria bersurai pirang diseberang sana menunjukkan wajahnya yang kentara sangat terlihat tidak baik-baik saja, intuisi pria bergelar Hokage keenam tersebut memang tak bisa diremehkan, bagaikan cenayang kemampuan menerawangnya sangat akurat, meski tak seakurat gadis peramal bernama Shion dari negeri Iblis.

Wajah pemimpin desa Konoha itu tetap tenang, "apa yang terjadi?", dengan tangan bertaut membentuk kepalan di atas meja dan tatapan terpaku pada pria di seberang singgasananya, ia siap mendengarkan dan menampung keresahan yang melanda anak sang mantan guru Yondaime hokage.

Berbagai ekspresi di tunjukkan Kakashi pada saat mendengarkan cerita Naruto, yang sesekali manggut-manggut, menghela napas, mendesis bak ular, bahkan mendesah pasrah, muridnya itu memang benar-benar dalam masalah.

"Lalu apa rencanamu sekarang?", celatuk pria bersurai putih bak uban yang kini mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke atas meja coklat mengkilat yang hampir dipenuhi gunungan lembaran kertas diatasnya, sejujurnya Kakashi pun merasa bingung harus memberikan pendapat ataupun solusi apa disaat seperti ini, mungkin dirinya adalah pria yang ahli dalam berperang, menyusun strategi dan melumpuhkan musuh, tapi tidak dengan urusan pribadi apalagi menyangkut dengan HATI, PERASAAN, CINTA, dia bukanlah orang yang tepat, meski bacaan favoritnya adalah Icha-Icha tactics.

Tiap inci badan tegap Naruto memanas mengingat betapa bodohnya mulut Konohamaru, meskipun semua ini juga bukan sepenuhnya kesalahan bocah lelaki itu, ia sadar bila semua ini terjadi karna kelalaiannya dalam menjalani peran ayah yang tengah di embannya. Naruto mengendikkan bahu lemah seiring mendesah pasrah, "entahlah bagaimanapun juga aku akan menghadapinya.."

Berselang beberapa detik kalimat kepasrahan terucap, pintu berderit, menampilkan sepasang manusia yang tadi sempat bertemu dengan Naruto kembali bergabung bersama, selain memenuhi panggilan dari sang Rokudaime mereka juga berniat mencari keberadaan pria yang kini terjerat masalah itu, "kau sudah sampai Naruto!", sapa Sakura sekedar berbasa-basi sembari mengusap surai blonde keemasan bayi yang terlelap.

"Hn", gumam Naruto layaknya jawaban andalan si bungsu Uchiha, dingin dan datar. Manik emerald Sakura memancarkan sedikit tatapan kagum melihat Naruto mode dingin dalam kekalutan, ia terlihat hampir sama kerennya dengan sang pria rinnegan pujaan hati.

Tiba-tiba keheningan singkat dipecahkan oleh pria pucat yang acap kali memasang jutaan senyuman polos penuh arti diwajahnya, hingga Kakashi harus berkelit menggigit lidah karna kalah cepat dari putra Shimura, "Naruto datanglah ke rumah Ino nanti malam, kami akan mengadakan pesta perayaan kecil sebelum acara pernikahan kami berdua di bulan depan", undangan spontan itu langsung merubah reaksi galau Naruto menjadi terperangah, bahkan dirinya yang sudah berbuntut satu masih dalam status melajang.

"Kalian benar-benar akan menikah?", sentak Naruto dalam nada serius.

Tanpa anggukan Sai menjawab dengan enteng dan seringan kapas, "Uhm, karna perut Ino akan semakin membesar", kali ini Sakura ikut kaget, awalnya si pria pelukis handal itu telah mengundangnya, tapi tidak dengan penjelasan jika Ino telah berbadan dua.

AFTER THE LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang