(Keesokan harinya)
"Kemana kita akan pergi?",
Gaara mengekori langkah kakak sulungnya yang hendak mengajaknya ke suatu tempat, Kankuro dan Ankyo juga ikut berada disana.
"Ikuti saja, nanti kau juga akan tahu", ketus Temari tanpa melirik orang yang mengajukan pertanyaan.
Gaara melirik ke arah kakak laki-lakinya, menatap meminta penjelasan, namun pria dengan cat bergaris diwajah itu hanya mengangkat kedua bahunya dengan cepat mengisyaratkan tidak tahu.
..Dahi Gaara mengkerut saat melihat gerbang mansion yang bertuliskan Hyuuga, yang sebenarnya mereka telah sampai ke tempat tujuan tanpa sepengetahuannya, "kenapa kita berada disini?", mata hijaunya memindai sekitar lokasi mansion, hingga akhirnya pandangannya kembali menatap Temari.
"Kita akan melamar Hinata hari ini!", tanpa basa-basi, atau sekedar menjelaskan, Temari langsung menarik lengan Gaara untuk segera masuk, tapi aksinya ditepis dengan sangat cepat oleh sang adik.
Gaara melotot, terkejut tak menduga, "apa maksudmu!", telinganya memanas saat mendengar hal konyol yang sangat tidak masuk akal itu.
Temari berdiri sembari berkacak pinggang, "kau akan menikahi Hinata!", teriaknya tanpa merasa bersalah, dan tak mempedulikan betapa hebohnya isi kepala pria bersurai merah dihadapannya.
"Berhentilah membicarakan omong kosong!", nada suara sang Kazekage meninggi, ia mulai melangkahkan kaki hendak meninggalkan kediaman Hyuuga dan semua bualan kakaknya yang tidak masuk akal.
Kankuro tersenyum miring menyaksikan hal yang telah ia duga akan terjadi sebelumnya, siapapun tahu relasi yang telah terjalin antara seorang pemimpin Suna dan sang pahlawan perang.
Temari mengepalkan tinjunya, sebisa mungkin menahan emosi, "Jika kau tak ingin melakukannya, maka kau akan dilengserkan!", delik si gadis berkepang empat mulai mengancam Gaara, namun sang adik hanya bergeming dan tetap berjalan tak mempedulikan.
Temari mendengus dan tersenyum masam, "ini semua adalah permintaan dari ibu dan ayah!", mereka telah menjodohkanmu dengan Hinata sejak kalian di dalam kandungan, dan Hiashi-sama telah berhutang nyawa pada ayah!, lakukanlah demi ibu!, aku tahu kau sangat menyayangi ibu", akhirnya Temari mengeluarkan kartu andalannya, ucapannya berhasil menghentikan langkah kaki yang terayun, mata hijaunya membola besar cukup lama saat mendengar kata ibu yang keluar dari mulut kakak sulung nya itu.
Gaara membalikkan badan, menatap ke arah kakak sulungnya itu sepenuhnya, "jangan membodohiku dengan alasan seperti itu!", sentaknya geram, suara baritonenya yang serak menggelegar di udara, yang diiringi dengan napas nan kian memburu.
"Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja langsung pada Hiashi-sama!, kau akan mendapatkan jawabannya!, maka dari itu aku membawamu ke sini bodoh!", pekik Temari tak kalah kerasnya, hingga si wanita berkepang empat itu kembali menarik lengan yang sempat gagal diraih, namun cengkeraman tangannya kembali ditepis oleh Gaara. Mantan Jinchuriki Shukaku beranjak, berjalan terlebih dahulu ke dalam mansion tanpa paksaan, dan disaat itulah senyuman Temari mulai merekah, keinginannya tampak berjalan sesuai dengan rencana.
***
Naruto berdiri di atas balkon apartemennya dengan kelopak mata berwarna oranye, ia tengah melacak sesuatu, mencari chakra seseorang,
"Yyooosshh.., aku harus segera menyelesaikan misi ini dengan cepat!,
HInata semakin terlihat cantik saja, aku menjadi sangat berat untuk meninggalkannya dattebayo", helaan napas berat terhembus, menjalankan misi kini terasa menyebalkan baginya."Kage bunshin no jutsu!",
"Ppiuuww..", Satu kloningan telah tercipta, hadir dari balik asap dan berdiri dihadapan Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER THE LAST
Fanfiction[CANON] [M🔞] Karakter hanya milik Masashi Kishimoto All about Naruhina DATTEBAYO! Mohon bijak dalam membaca, karna mengandung unsur 18+ Karya ke 2 dan bukan untuk komersil💛 Dont forget to vote🌟🙃 (sorry kalau gak nyambung, masih pemula👉👈) Note...