CHAPTER 25🔞

3K 272 155
                                    

Hari berganti dan minggupun bertukar, Hinata tengah bersiap-siap, ia tampak cantik menggunakan baju lavender terang bergaya kimono nan diikat dengan obi berwarna ungu gelap di sekitar pinggangnya, hingga gundukan payudaranya yang membukit terlihat jelas.
Hinata telah mendapatkan izin untuk bertolak ke Sunagakure setelah insiden lima bulan yang lalu yang ditentang oleh Hiashi.

Lima bulan terakhir Temari sempat mendatangi Hinata hingga menciptakan suatu insiden dan kehebohan di mansion Hyuuga, yang diakhiri dengan negosiasi dan kesepakatan antara Temari dan Hiashi yang menentang, jika Hinata akan mendatangi Sunagakure pada saat lima bulan berikutnya, tepat pada hari ulang tahun Gaara sekaligus kematian Karura ibu dari sang Kazekage ke lima.

Dengan tubuh lunglai Naruto mengedarkan pandangan ke dalam mansion yang sepi, mulutnya menganga cukup besar karna rasa kantuk masih menguasainya, Naruto harus bangun pagi-pagi sekali karna memaksa ingin mengantarkan Hinata di hari itu.

"Naruto kun, kau sudah datang.....".

Deg.

Sialan, ini adalah pertama kalinya Hinata kembali menggunakan baju misinya, setelah sekian lama bahkan sudah lebih dari satu tahun mengabsen, tiba-tiba kantuk Naruto menghilang, ia tertegun dan merasakan keinginan tak tertahankan ketika melihat kulit putih dan tubuh sintal Hinata yang menggoda, rasanya ia ingin menggiring wanita itu cepat-cepat ke atas ranjang, menciptakan kesenangan yang intens disana.

Sepasang mata biru melontarkan tatapan tajam ke arah wanita yang berdiri beberapa meter di hadapannya itu, ia menatap seperti seekor binatang buas yang hendak menerkam, sangat lekat dan nyaris tak berkedip. Hinata berpaling disaat Naruto mendekat, ia sangat tahu dengan apa yang diinginkan oleh pria itu, wajah putihnya menjadi merah menyala.

Punggung jemari Naruto nan besar perlahan mengelus pipi Hinata yang memerah, lalu matanya yang biru menurunkan pandangan ke arah payudara ranum yang bergelantungan di dada Hinata. Naruto menatap Hinata seperti sebuah hidangan lezat, tangan tan kecoklatannya dengan lembut mendongakkan wajah Hinata sehingga sang wanita terpaksa bertatap dengan manik sebiru lautannya, "sebentar saja..", bujuk Naruto terdengar pelan dan lembut, gairahnya yang membara tampak jelas terlihat dimatanya.

Hinata sedikit menunduk agar Naruto tak bisa menatap amethystnya yang takut-takut, namun Naruto lagi dan lagi memaksakan Hinata untuk menatapnya, ia menancapkan tangan kanannya yang berbalut perban ke dalam saku celana orange yang ia kenakan, merogoh dan mengais sebuah benda kecil nan terbungkus plastik di dalam sana, menyodorkannya ke hadapan Hinata, "apa kau ingin menyiksaku?", terdengar lembut dan menuntut.

Tak dapat jawaban, Hinata masih saja diam dalam keheningan pagi yang sunyi, jantungnya berdebar kencang dua kali lipat, hingga kemudian tiba-tiba Naruto memeluk dan menempelkan tubuhnya erat, sehingga Hinata dapat merasakan sesuatu yang telah sangat mengeras dari balik celana bak pinang masak milik si pria.

Dentuman jantung Hinata semakin meningkat drastis, organ kecil itu mengetuk-ngetuk liar di balik dadanya yang berukuran jumbo, ia bisa merasakan kerasnya sesuatu yang menempel di perutnya saat ini, dan kini gadis bersurai indigo itu sudah tampak pasrah.

Dan waktu yang tepat, bahkan Hiashi dan Hanabi sedang berada di luar desa untuk kepentingan klan hingga seminggu ke depan, Bibir merah kecoklatan Naruto pun tersenyum membentuk kurva penuh kemenangan.

Naruto menjatuhkan tubuh Hinata di atas ranjang beralaskan seprai lavender, ia tak sabar ingin melihat Hinata tanpa busana dan kedua tangannya bebas untuk menjelajahi tubuh wanita itu.

Tangan tan Naruto mulai bergerak menyingkap baju misi yang telah terpasang lengkap di tubuh sintal Hinata, melucutinya tanpa meninggalkan sehelai benangpun. Sesaat bibir Naruto menyapu habis kulit Hinata yang telanjang, menghisap puting yang mengeras dan menjilati lubang yang sudah lembab dan basah di bawah sana.

AFTER THE LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang