01

864 133 8
                                    

DISCLAIMER: cerita ini terinspirasi dari salah satu cerita Mitologi Dewa Yunani. Tidak bermaksud menyinggung kelompok kepercayaan tertentu. Cerita ini murni hanya imajinasi semata.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-Author POV-

Tibalah hari dimana Dewa Vernon akan melancarkan rencana yang disusun Dewa Jaeyoon untuknya. Sebelumnya, ia telah meminta pada Dewi Bumi untuk menumbuhkan satu bunga indah yang tidak akan tubuh di tempat lain. Bunga itu adalah bunga bakung. Bunga indah yang khusus ditumbuhkan hanya untuk menarik perhatian Dewi (y/n).

Sesuai dugaannya, Dewi Daehee dan Dewi (y/n) memisahkan diri karena Dewi Daehee akan memeriksa kesuburan pertanian di berbagai belahan dunia. Sementara Dewi (y/n) dititipkan pada seorang peri laut bernama Sioun.

Saat Dewi (y/n) sedang asik memetik bunga, ia terpana melihat satu bunga yang nampak asing di matanya. Didekatinya bunga tersebut agar ia bisa melihatnya dengan jelas.

"Wah... Aku tak pernah melihat bunga seindah ini. Aku ingin Ibu melihat bunga ini juga."

"Jangan berjalan terlalu jauh Dewi." Ucap Sioun dari kejauhan. Ia tidak diperkenankan untuk mendekati Dewi (y/n) dalam jarak tertentu, jadi ia hanya bisa mengutarakan peringatannya dari jauh.

"Aku tahu Sioun. Aku hanya akan memetik bunga ini kemudian menunjukkannya pada ibu. Ibu pasti senang sekali melihat tanaman bunga disini tumbuh subur dan semakin bervariasi." Tutur Dewi (y/n)

Peri laut itu hanya tersenyum dan mengangguk sebagai balasan.

Dewi (y/n) pun mulai berusaha memetik bunga bakung tersebut. Senyum ceria Dewi (y/n) tidak pernah luntur dari wajah cantiknya tatkala membayangkan betapa senang ibunya ketika melihat bunga yang dipetiknya ini. Tapi ketika Dewi (y/n) telah berhasil memetik satu bunga bakung tersebut, di tanah muncul retakan bumi yang semakin lama semakin melebar.

"Dewi, Anda baik-baik saja kan? Saya merasakan adanya getaran singkat tadi." Ucap Sioun.

"Aku baik-baik saja. Hanya saja disini mulai ada-"

Perkataannya terhenti saat ia melihat kemunculan kereta aneh dari dalam celah retakan bumi tersebut. Kereta itu yang ditarik oleh empat kuda hitam dan ditunggangi oleh seorang pria yang dikelilingi oleh aura gelap di sekitarnya.

Dewi (y/n) tahu kemunculan sosok ini memberikan tanda bahaya baginya. Belum sempat Dewi (y/n) meminta pertolongan Sioun, mulutnya sudah dibekap oleh pria penunggang kereta itu.

"Si- Hmmpp!"

"Kau akan menjadi milikku." Bisiknya

Pria itu adalah Dewa Vernon. Sosoknya sempat menangkap basah Sioun yang melihat perbuatannya itu, tapi hanya dengan ditatap oleh Dewa Vernon, makhluk lemah itu langsung terdiam tak berani bersuara. Sehingga Dewa Vernon berhasil menculik dan membawa Dewi (y/n) masuk ke dalam celah retakan bumi tersebut menaiki kereta kudanya.

Setelah Dewa Vernon dan Dewi (y/n) masuk ke dalam tanah, celah retakan tersebut tertutup seperti semula.

"Tidakkkkk!!! Dewi (y/n)!!!" barulah setelah itu Sioun dapat kembali bersuara.

Peri laut itu menangis dan meratapi diri dengan penyesalan yang tiada akhir. Dia tidak kuasa melawan Dewa Vernon, sang penguasa alam kematian. Ia telah lalai dalam menjalankan perintah Dewi Daehee padanya.

"Maafkan saya, Dewi. Untuk menebus semua kesalahan saya, maka saya rela mati dan melebur menjadi danau di tempat ini. Sebagai penanda dan pengingat kesalahan saya pada Anda." Ucap Sioun

Makhluk itu kemudian menangis, meneteskan air matanya tanpa henti hingga air mata itu membentuk danau yang sekaligus menenggelamkannya bersama rasa bersalahnya.

Undefined Universe [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang