02

721 123 14
                                    

Kau masih tak mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi. Berdasarkan penjelasan Dewa Vernon, ia menculikmu karena tertarik padamu sejak pertama kali melihatmu. Cerita ini mirip seperti kisah cinta Dewa Hades dan Dewi Persephone. Yang kau ingat kisah cinta salah satu Dewa Yunani Kuno itu memang seperti ini. Tapi apa benar jiwamu tertukar dengan Dewi Persephone? Bagaimana bisa? Kalaupun dilogikakan, bukannya tak masuk akal?

"Cerita itu adalah mitologi yang sudah sangat lama. Orang-orang modern juga mungkin sudah tidak mempercayai hadirnya dewa dewi. Lantas aku ini siapa dan untuk apa kau disini?" gumammu sendiri

Saat ini kau sedang beristirahat di tempat pertama kali kau bangun sebagai seorang Dewi. Mulai saat ini, tempat itu menjadi kamarmu.

"Apakah aku punya misi rahasia yang tak aku ingat? Kenapa aku terbangun dalam tubuh seorang Dewi yang mungkin telah lama mati?"

Sungguh kau tidak bisa menemukan petunjuk apapun. Jika Tuhan dan semesta memberikanmu kesempatan untuk hidup, kenapa kau harus kembali ke jaman dahulu kala?

Tok tok tok

Kau menoleh saat seseorang mengetuk pintu kamarmu.

"Permisi, Yang Mulia Ratu. Yang Mulia Raja menunggu Anda di ruang penjamuan." Ucap manusia kerdil yang kau ketahui bernama Xion

"Baiklah, aku akan segera datang. Tunggu aku, Xion. Aku masih belum hafal seluruh wilayah dan ruangan di istana ini." Serumu

"Baik, Yang Mulia. Saya akan menunggu Anda." Balasnya

Setelah itu kau bergegas memperbaiki penampilanmu agar terlihat lebih layak dipandang, mengingat kau akan menghadap Dewa Vernon, penguasa alam ini.

Tak berselang lama, kau langsung keluar dari dalam ruangan dan meminta Xion untuk menuntunmu ke arah ruang penjamuan.

Sesampainya disana, kau langsung disambut tatapan tajam Vernon. Bahkan sejak muncul dari balik pintu hingga duduk di meja yang sama dengannya, tatapan mata Vernon tak pernah lepas. Kau tak tahu salahmu dimana, tapi ia menatapmu seolah kau sangat bersalah padanya.

"Hm... maaf?" takut canggung, kau pun akhirnya memulai pembicaraan.

"Maaf untuk apa?" tanyanya dingin

Kau sendiri tak tahu salahmu dimana, tapi yang jelas kau merasa bersalah setelah Vernon mempelototimu seolah kau sangat bersalah.

"Tidak langsung datang saat anda memanggil saya?" ucapmu berakhir dengan bertanya. Berharap tebakanmu benar dan Vernon akan dengan murah hati membebaskanmu dari tatapan tajamnya itu.

"Aku tidak marah."

Jawaban Vernon membuatmu akhirnya bisa bernapas lega. Berhubung sekarang kau akan tinggal dan hidup sebagai pendampingnya, kau rasa kau harus mulai beradaptasi dengan rasa kewaspadaan tingkat tinggi. Salah salah, kau bisa berakhir menjadi salah satu penghuni alam kematian. Jangan sampai kau mati mengenaskan dua kali.

"Tapi kau tetap terlambat." lanjutnya yang membuatmu kembali diserang rasa panik.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya telah lalai. Lain kali saya akan berusaha untuk tepat waktu. Saya harap anda mau memaafkan saya kali ini." ucapmu cepat

"Sudah ku bilang aku tidak marah. Sudahlah." Balasnya masih dengan nada dingin.

Kau memberanikan diri untuk mendongak menatapnya lebih detail. Wajah tampannya tidak menampilkan emosi apapun. Sayang sekali. Jika ia lebih sering tersenyum, ketampanannya akan bertambah berkali-kali lipat. Tapi apa yang kau harapkan dari Dewa Alam Kematian?

"Kau tidak makan apapun sejak kemari kan? Aku takut kau sakit, jadi aku mengundangmu untuk makan malam. Aku tidak tahu kau menyukai makanan seperti apa, tapi hanya ada makanan-makanan seperti ini disini. Jadi, makanlah."

Undefined Universe [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang