06

780 101 19
                                    

WARNING! MATURE CONTENT!

Tidak cocok untuk anak dibawah umur 17 tahun. Mohon bijak dalam membaca. 

.

.

.

Kau berlari menjauhi dua orang yang sangat membuatmu kesal itu. Kau terus berlari dengan air mata yang mengucur deras. Kepalamu penuh dengan adegan menjijikan yang kau lihat tadi. Kau tak mampu menahan semuanya sehingga kau memilih untuk pergi.

Kekecewaan mu tak terbendung lagi. Yang kau inginkan saat ini hanya pergi menjauh dari mereka, kemanapun asal tidak melihat wajah Vernon dan Minji lagi karena kau sudah muak.

Dalam kegelapan itu, kau tersandung sebuah batu yang membuat tubuhmu jatuh terhempas ke tanah.

Di saat itu pula lah, kau terbangun dari tidurmu dengan napas tak beraturan.

"Huh... huh... huh...."

"Ada apa? Kenapa kau terbangun?"

Sontak kau menoleh dan menemukan Vernon di sebelahmu. Kau menyadari bahwa apa yang kau hadapi tadi hanyalah sebuah mimpi buruk. Tapi hal itu justru membuatmu semakin menaruh kecurigaan pada Vernon.

Kau ingat semalam kau tidur bersama Vernon namun dengan pikiran yang berkecamuk. Hatimu berkata bahwa kau harus mempercayai Vernon tapi pikiranmu menolak usulan itu. Alhasil kau mendapat mimpi tak menyenangkan itu.

"Aku akan kembali ke kamarku." Ucapmu ingin menenangkan diri. Tapi Vernon menahan bahumu sehingga kau masih terduduk di posisimu.

"Kau bermimpi buruk?" tanyanya lembut dan kau balas dengan anggukan kecil.

Vernon lantas memelukmu dan mengusap punggungmu pelan. Ia berusaha membuatmu agar sedikit lebih tenang dan itu cukup berhasil, tapi pikiranmu masih berpusat pada mimpi tersebut.

"Kau menyebut namaku terus menerus dan memintaku untuk pergi karena aku jahat padamu. Kejahatan macam apa yang ku perbuat di dalam mimpimu sehingga saat bangun kau ingin tidur sendirian, hm?" tanyanya dengan begitu lembut

"Kau melakukan hubungan badan dengan Minji karena aku belum siap melakukannya denganmu. Kau selingkuh di belakangku dan rasanya sakit sekali Vernon." ujarmu ingin menangis ketika mengingat detail dari mimpimu tadi.

"Aku tidak akan pernah melakukan hal itu dengan Minji sekalipun kau belum siap, (y/n). Kau terlalu memikirkan masa laluku yang bahkan tidak ada artinya lagi. Lebih baik sekarang kau kembali tidur ya? Aku akan selalu disini, menjagamu."

"Tapi, Vernon..."

"Shttttt. Kembalilah tidur, sayang. Ini masih terlalu awal untuk bangun."

Vernon lantas menuntunmu untuk kembali berbaring di sebelahnya sedangkan ia menjadikan tangannya sebagai bantalan kepalamu agar ia bisa memelukmu lebih leluasa. Ia mendekapmu seperti sedang mendekap bayi manjanya.

Selama beberapa menit kau tidak bisa kembali tertidur. Kau termenung menatapi wajah Vernon dari jarak sedekat itu. Napasnya yang berhembus secara teratur menyiratkan ketenangan dalam tidurnya. Kau tidak ingin mengganggu sehingga kau hanya memandanginya dalam diam.

"Apa kau begitu menyukai wajahku hm?" Tiba-tiba saja Vernon bersuara.

"Ku pikir kau sudah tidur." balasmu agak kaget.

Vernon pun akhirnya membuka mata dan membalas tatapan intens mu sejak tadi.

"Bagaimana mungkin aku bisa tidur, jika kesayanganku ini belum tidur." Ucapnya sembari mencubit pipimu gemas

Undefined Universe [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang