03

686 113 8
                                    

Hari-hari berganti dengan begitu cepat dan kau masih terjebak dalam dunia kematian. Sebenarnya tidak terjebak, kau merasa cukup nyaman berada di bawah sana. Hanya saja suara-suara yang berdengung di dalam kepalamu selalu memerintahkan mu untuk segera pergi jika kau memiliki celah. 

“Yang Mulia, sebenarnya anda ingin membawa saya kemana?” tanyamu pada Vernon yang masih tak menjawab 

Kalian sedang berjalan menyusuri Sungai Ratapan. Tapi sejak tadi Vernon masih bungkam kemana ia akan membawamu. Kau sebenarnya merasa penasaran atas kebungkamannya itu, tapi kau takut jika kau terlalu cerewet Vernon akan marah. 

Kau masih mengikutinya dengan patuh. 

“Kau akan bertemu dengan kesayanganku yang lain.” ucapnya di tengah keheningan. 

“Kesayangan anda yang lain?” tanyamu memastikan 

Vernon mengangguk, “Kalian harus akur.” 

Ia menyebut seseorang yang kau temui nanti adalah ‘kesayangan’nya, bukankah itu artinya kau bukan satu-satunya wanita yang ada disisinya? Kau agak kecewa dengan hal itu. Kau pikir setelah apa yang ia lakukan untukmu, kau menjadi satu-satunya Ratu. Ternyata, ia tidak jauh berbeda dari saudara-saudaranya, sama-sama tidak setia.

Vernon masih menuntunmu berjalan sepanjang tepian sungai. Entah sudah berapa sungai yang kau lalui, hingga Vernon akhirnya menghentikan langkahnya di sebuah batu pijakan yang cukup lebar. 

“Kenapa anda berhenti, Yang Mulia?” tanyamu penasaran 

Vernon menolehkan kepalanya ke belakang dan menatapmu intens. 

Kau yang ditatap sedemikian rupa lantas kembali bertanya, “Apa ada yang salah, Yang Mulia?” tanyamu 

“Tidak. Aku hanya ingin memperingatimu. Kadang kesayanganku ini tidak terkendali saat melihat orang asing. Maka kau harus mengalah dan merendahkan egomu jika berhadapan dengannya. Jika tidak, kau bisa saja mati.” tuturnya dingin 

Kau semakin merasa kesal. Sebenarnya kau adalah Ratu alam ini atau bukan sih? Kenapa juga kau harus merendahkan egomu dihadapan wanita yang menjadi kesayangannya? Apa Vernon menganggapmu sebagai selingkuhannya? 

“Baik, Yang Mulia.” Balasmu sekedarnya

Vernon terkekeh sebentar kemudian kembali melanjutkan perjalanannya. Kau seperti anak ayam yang mengikuti induknya kemanapun ia pergi. Vernon mungkin tak tahu bagaimana ekspresimu saat ini. Kau merajuk kesal. 

Beberapa menit kemudian, kalian akhirnya sampai di sebuah tebing yang tak terlalu tinggi. Dari sini kau bisa melihat dengan jelas kelima sungai dunia kematian. Tempat ini cocok untuk dijadikan sebagai tempat penghilang penat ataupun sebagai pos jaga dan pengamat dunia kematian.

“Yang Mulia, apa wanita itu tinggal disini?” tanyamu sembari mencari-cari letak rumah atau tempat tinggal lainnya. Hasilnya nihil. Itu hanya tebing curam tak berpenghuni. 

“Wanita?” tanya Vernon padamu. 

Kau mengangguk, “Iya, wanita kesayangan anda. Tapi saya tidak melihat ada tempat tinggal di dekat sini.” balasmu 

Tawa Vernon seketika pecah setelah mendengar penuturan mu itu. 

“Jadi, kau pikir ‘kesayanganku’ itu adalah seorang wanita?” tanyanya 

Kau mengernyit bingung. Jika bukan wanita, tidak mungkin laki-laki kan? Dewa Vernon bukan seseorang yang seperti itu kan? Kau berusaha untuk tidak berpikiran buruk. 

“Dia bukan manusia, kau akan segera bertemu dengannya. Dia seekor anjing lucu bernama Chibi.” Ucap Vernon mengenyahkan pikiran buruk tadi.

“Oh… Seekor anjing. Saya pikir anda memiliki wanita lain yang anda sukai selain saya.” Balasmu sembari mengusap leher belakangmu canggung.

Undefined Universe [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang