Kau bangun di siang hari dengan badan yang terasa remuk. Pergulatan semalam benar-benar panas dan menjadi yang pertama kalinya bagimu bersentuhan dengan pria sampai sejauh itu.
Kau mencoba meregangkan otot-otot tubuhmu agar rasa sakitnya berkurang. Pagi tadi, Vernon sudah meminta ijinmu untuk pergi ke bumi karena ada hal yang harus ia selesaikan. Menyisakan mu seorang diri bersama dengan sisa memori panasmu semalam.
Kau tak bisa berdiam diri dan membiarkan pikiranmu larut dalam imajinasi tak senonoh mu sepanjang hari, maka dari itu hari ini kau putuskan untuk menghabiskan banyak waktu di taman khusus milikmu. Entah untuk sekedar menyiram atau membersihkan daun-daun yang sudah layu. Saking asiknya, kau sampai lupa waktu dan tak menyadari bahwa Veron sudah kembali.
"Ekhem."
Kau terhenyak dan langsung mengedarkan pandanganmu.
"Vernon? Kapan kau pulang?" Tanyamu dengan polosnya
"Sudah sejak tadi. Aku mencarimu kemana-mana, ternyata kau sedang asik disini." balasnya sembari mendekatimu.
"Aku sedang menyibukkan diri di taman, jadi aku tidak dengar pelayan memberitahuku bahwa kau sudah kembali. Maafkan aku tidak menyambut kepulanganmu." Ungkapmu merasa bersalah
Vernon mengusap keringat yang membasahi keningmu dengan telaten sambil berkata, "Tidak masalah, sayang."
Kau dan Vernon lantas berdiam diri untuk sesaat sampai akhirnya kau membuka suaramu lagi.
"Vernon, aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi diantara kita semalam." ucapmu yang kemudian mengalihkan pandangan karena merasa malu
"Kenapa? Kau ingin lagi?"
"Vernon!"
Ia hanya terkekeh kecil setelah melihat reaksimu pada perkataannya yang tanpa filter itu.
"Kau ini menggemaskan sekali. Semalam juga seperti itu."
Kau mengingat kembali kejadian semalam dan hal itu sukses membuat pipimu berubah warna menjadi merah padam. Kau tidak menggemaskan sama sekali karena kau hanya dapat menikmati segala yang ia lakukan padamu dengan wajah yang... astaga, memalukan.
"Bisakah kita sudahi pembicaraan tentang semalam? Wajahku rasanya sangat panas." keluhmu
"Tidak bisa, aku sangat suka wajahmu yang merah seperti ini. Biarkan aku melihatnya dengan jelas."
"Aku tidak mau, Vernon. Ini memalukan."
"Tidak. Kau terlihat menggemaskan sekali."
"Vernon, aku tidak mau."
"Percayalah padaku, aku bisa membuat wajahmu merona setiap malam."
"Vernon!"
Pada dasarnya Vernon memang suka sekali menjahili mu, ia akan terus seperti itu sampai ia mendapatkan apa yang ia inginkan, yaitu melihat wajah merona mu dengan jelas. Dan kau pasti akan selalu mengalah dan menunjukan wajah memalukanmu.
Jika ada penghargaan wanita paling bodoh karena cinta, mungkin kau akan menjadi pemenangnya. Setelah diingat-ingat kembali, kau jatuh cinta dengan cara yang aneh. Kau melupakan fakta bahwa kau mencintai laki-laki yang menculikmu. Tidak hanya mencintai, tapi kau juga telah memberikan segalanya untuknya. Terbuktilah bahwa cinta memang kadang membuat orang menjadi bodoh.
.
.
.
.
.
Sudah enam bulan lamanya kau habiskan waktumu bersama Vernon, kini saatnya kau kembali ke istana langit sebagai tahanan sangkar emas Ibumu. Kau tak bisa menjadi dirimu sendiri yang bebas jika kau kembali ke Istana langit, tapi mau bagaimana lagi? Kau selalu mengafirmasi dirimu sendiri bahwa kembalinya dirimu ke langit adalah demi bumi dan penghuninya. Sama seperti Vernon, kau juga tidak ingin orang yang belum seharusnya mati justru mati karena kesengsaraan berkepanjangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undefined Universe [M]✔
FanfictionHidupmu hancur begitu dokter mengatakan kau menderita penyakit mematikan. Sempat terpikir untuk mengakhiri hidup tapi kau mengurungkannya. Nyatanya takdir berkata lain, di hari kau mengurungkan niatmu itu ternyata di hari itupula lah ajal menjemputm...