Clek ( pintu dibuka) dan menampakan Marsha yang basah juga menggigil akibat kedinginan.
"Marsha??" Kata Radit.
"Raditttttt!!! Hiks.. hiks.. hiks.." Marsha langsung memeluk Radit dengan pakainanya yang basah. Barang belanjaan yang di bawa ia jatuhnya dilantai.
"Lo kenapa sha? Lo sendirian kesini?" Kata Radit seraya menutup pintu kosnya setelah melihat kiri kanan tidak ada orang lain selain Marsha.
"Radittt... Hiks.. hiks.. hiks.." Marsha masih menangis tersedu-sedu. Ia mengeluarkan air matanya yang tertahan selama dalam perjalanan.
"Iya sha, tenang.. tenang ya, Lo bisa cerita pelan-pelan nanti, ya udah sekarang Lo puas-puasin dulu deh nangisnya." Kata Radit mencoba mengerti Marsha.
Marsha cukup lama menangis dalam pelukan Radit, hingga saat ini pun baju Radit sudah menjadi basah dan mereka masih terus berdiri dibelakang pintu. Marsha pun sudah merasa agak tenang.
"Tadi gue telpon tapi hp Lo mati, Lo dimana?" Tanya Marsha yang masih dalam pelukan Radit.
"Hp lowbet sha, jadi gua cas.. terus gue tidur. Lo sendiri kenapa datang-datang ke kosan gua dalam keadaan basah kehujanan begini? Terus nangis-nangis lagi.. gua jadi kepikiran yang macem-macem."
"Emang Lo mikir apa?"
"Gua pikir terjadi sesuatu sama mas Andre sampe Lo nangis begini."
"Kalau gara-gara mas Andre yang kenapa-kenapa gue gak mungkin disini dit, pasti gue dirumah."
"Iya juga sih, terus kenapa dong Lo nangis-nangis begini?"
"Bang Rere nyelingkuhin gue dit." Kata Marsha dengan berkaca-kaca.
"Gua kira gak mungkin Abang Rere bikin Lo begitu, secara gua liat Lo bahagia gitu semenjak pacaran sama dia."
"Gue kira juga begitu, tapi ternyata dibelakang gue dia ada yang lain."
"Lo tau dari mana?"
"Gak sengaja ketemu di mall tadi, ya mungkin udah jalan-jalannya juga kali dia ketahuan sama gue."
"Jadi Lo dari mall?"
"Iya, niatnya cari buku referensi tugasnya pak Warno. Eh.. malah ketemu mereka lagi mesra-mesraan di muka umum."
"Ya udah, Lo tunggu sini dulu.. gua mau keluar bentar."
"Mau ngapain? Jangan tinggalin gue sendirian.. gue butuh banget seseorang disamping gue sekarang dit."
"Manja banget sih Lo, udah gede juga.. lagi pula kalau ada masalah ini bikin dunia Lo ancur apa? Banyak ikan dilaut sha, masih banyak cowo yang ganteng yang pasti mau sama Lo."
"Sorry dit, gue sensitif banget.. lagian mau ngapain sih keluar? Masih hujan deres juga."
"Mau beli baju buat Lo, liat tuh baju Lo basah kuyup, nanti Lo sakit.. sekalian mau beli makanan juga, pasti Lo laper kan? Apalagi dingin-dingin enaknya kan makan."
"Gak usah.."
"Kenapa?"
"Kalau baju gue ada kok, tadi sempet beli di mall, makanan juga ada kok.. jadi Lo gak perlu keluar lagi." Kata Marsha.
"Oke, ya udah Lo ganti baju di kamar mandi sana, nanti gua ganti baju disini aja, laki-laki kan cepet biasanya."
Kosan Radit terdiri dari 3 petak. Petak pertama gak terlalu luas hanya ada karpet sebagai alas lantai, televisi diatas bufet dan lemari sepatu. Petak kedua kasur yang lumayan lebar dan lemari pakaian. Petak ke tiga kamar mandi dan dapur, disana ada meja makan minimalis, 1 kompor, 1 kulkas, 1 lemari piring.
Di kamar mandi ada kaca. Marsha melihat dirinya yang mengenakan lingerie berwarna merah dengan belahan dadanya yang besar menyembul keluar. Namanya lingerie, pasti sangat sexy.. begitulah penampilan Marsha saat ini, ia memandangi dirinya. Marsha seperti haus sentuhan. Vaginanya terasa gatal. Ia ingin disentuh dan dibelai.
Ia pun berkhayal bagaimana reaksi Radit melihat penampilan dirinya mengenakan lingerie yang sexy ini. Ia membayangkan Radit yang menyentuh dirinya.
Tok.. tok.. tok..
"Sha, masih lama? Udah belum? Jangan nangis dikamar mandi, Yook keluar.. gua udah siapin nih makanan yang Lo bawa tadi, makan dulu yuk.." kata Radit dari luar pintu kamar mandi.
Clek (pintu terbuka) menampilkan Marsha yang sangat sexy dan menggoda.
"Shaaa.." Radit terdiam melihat pandangan yang indah di depan matanya, bahkan matanya tak berkedip.
"Ditttt... Dingin." Kata Marsha memeluk Radit yang hanya memakai celana pendek sepaha, ia belum sempat mengenakan kaosnya yang ada di tangannya.
Radit terhipnotis dengan kecantikan Marsha, bahkan ia bisa merasakan kedua buah payudara Marsha di dadanya yang bidang.
Begitu pula dengan Marsha yang merasakan mulai ada yang mengeras dibawah sana."Dit, gue kedinginan.. di kasur yuk, gue mau selimutan dulu." Marsha memegang tangan Radit dan menuntunnya ke kasur. "Dit, Lo mau kemana? Sini tidur di samping gue, gue butuh temen dit." Kata Marsha menepuk kasur dengan tangan kirinya.
"Gua mau nyalain lampu dulu sha.. udah mulai gelap soalnya, gara-gara hujan cuaca mendung, jadi baru jam 4 sore udah gelap."
"Gak usah, gue gak suka terang sekarang.. sini cepet tiduran disamping gue dit." Radit pun tiduran disamping Marsha dengan menutup tubuh mereka dengan selimut.
Marsha langsung memeluk Radit mencari kehangatan.
"Shaaa.." panggil Radit dan Marsha pun menoleh ke arah Radit, tiba-tiba saja Radit mengecup kening Marsha. Marsha membalasnya dengan mencium bibir Radit.
Radit pun membalas ciuman Marsha, lidah mereka saling berpaut, saling mengisap, saling mengemut satu sama lain.
Marsha berhenti mencari udara untuk bernafas. Tapi Radit terus mencumbu Marsha. Ia menjilati telinga dan leher Marsha. Membuat Marsha semakin meremang dan terangsang menikmati setiap servis yang Radit berikan untuk dirinya.
Tangan Radit mulai meraba payudaranya, Radit sangat bernafsu, ia tidak menyangka bisa menyentuh tubuh dari sahabatnya ini. Yang sebenarnya ia cintai selama ini, menurut Radit ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Karena nyatanya tubuh Marsha selalu menjadi khayalan seksual Radit saat oral seks.
Radit meremas-remas payudara Marsha, ia bahkan bermain di ujung puting payudaranya.
"Gua boleh isep tete Lo sha?" Kata Radit dengan muka mupengnya. Marsha hanya menganggukkan mengiyakan permintaan Radit.
Radit pun mengisep payudara Marsha dengan rakus dan rasa memiliki. Tangannya mulai meraba area bawah Marsha. Ia mendapati vagina Marsha yang tak terlindungi.
"Sha, Lo gak pake celana dalam?" Kata Radit meraba.
"Celana dalam gue kan basah dit." Radit pun langsung berpindah ke bagian bawah Marsha, ia membuka kaki Marsha melebar dan mulai menciumi vaginanya serta menjilatinya dengan penuh gairah dan nafsu.
"Ahhh.. ahhh.. ahhh.. ahha.. dit, enak banget.. ahh.. ahh.. ahh.. geli dit." Kata Marsha yang meramas kepala Radit dibawah sana.
Slruuuppll... Slruuppp..
"Mhhhh... Mhhhh... Ahhh.. ahhh.. ahhh.. dit gue keluar, ahhh.. enak dit, ahh.. ahhh.. ahhh..!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Marsha
RomanceMarsha seorang perempuan berusia 20 tahun, ia yatim piatu dari usianya 7 tahun. Lalu kakak dari mamanya bernama Resti merawatnya. Ia seorang single mom beranak 1 bernama Andre yang berusia 31 tahun saat ini. Resti pun meninggal dunia 3 tahun lalu...