Bab 7

3.4K 10 0
                                    

Di rumah.

"Sha, dari mana kamu?" Tanya mas Andre.

"Dari mall beli buku referensi buat tugas terus ke kosan Radit bikin tugas barengan." Jawab Marsha bohong. Duh.. mampus gue! Gue lupa bikin tugas, mana besok pagi-pagi dikumpulin lagi. Terpaksa begadang deh malam ini. Batin marsha.

"Tadi Reza dari sini cari kamu, hp kamu juga gak bisa di hubungin. Kayanya dia khawatir banget sama kamu." Kata mas Andre.

"Hp aku lowbet mas, ini mati." Kata Marsha menunjukkan handphone nya."

"Ya udah cas dulu hp kamu, terus hubungi Reza bilang kamu baik-baik aja supaya dia gak khawatir sama kamu."

"Iya mas, ya udah aku ke kamar dulu." Kata Marsha langsung naik ke atas.

Di kamar, Marsha menyalahkan handphone nya yang tidak lowbet, sengaja dimatikan agar bang Rere tidak menelponnya. Ia pun memblokir bang Rere dalam kontak maupun medsosnya. Ia tidak ingin berhubungan dengan yang namanya Reza lagi atau bang Rere.

Keesokan harinya dikampus.

"Dit.. udah bikin tugas Lo?"

"Udah, emang Lo belum?"

"Belum.. gara-gara bang Rere sialan itu gue jadi lupa bikin tugas terus malah indehoy sama Lo!"

"Terus Lo nyalahin gua? Kan Lo duluan yang mulai mancing-mancing gua sha."

"Iya! Iya! Killer gak yah nih dosen."

"Gua juga belum tau, ini kan kali pertama dia ngajar.. Minggu lalu kan dia gak datang karena ada sesuatu gitu makanya ngasih kita tugas."

Beberapa menit kemudian seorang pria dengan tubuh atletis, berjambang dan kumis tipis masuk kelas Marsha dan Radit.
Semua mahasiswi memperhatikannya tanpa berkedip termasuk Marsha.

"Hallo.."

"Halloooooo..." Mahasiswi serempak.

"Selamat pagi semuanya."

"Pagiiiiiii.." mahasiswi serempak.

"Karena ini kali pertama saja mengajar, dan mohon maaf Minggu lalu saya tidak dapat hari karena ada sesuatu dan lain hal, tapi saya sudah memberi kalian tugaskan?"

"Namanya siapa pak.." kata salah satu mahasiswi.

"Ohh..nya, sorry.. saya lupa memperkenalkan nama saya. Nama saya Gani Harianto."

"Pak udah punya pacar belum? Kalau belum saya mau jadi pacarnya."

"Huuuuu... Hahahah.." berisik celotehan.

"Saya sudah menikah istri saya namanya Asri Rahayu, dan anak saya 2 perempuan namanya Hana dan Hani mereka kembar." Kata pak Gani.

"Ya ampun pak Gani tipe gue banget, berkharisma, manis, ganteng badannya juga atletis banget cool, seru juga kalau gue sama pak Gani bisa begituan, gimana rasanya?" Batin marsha.

Kelas pun dimulai, para mahasiswi memperhatikan betul-betul orang yang sedang memberikan materi. Termasuk marsha.. bahkan otaknya sedang bergerilya ria.
Beberapa menit kemudian tidak berasa kelasnya habis.

"Baik, silahkan kumpulkan tugas kalian di depan dan kalian boleh langsung keluar." Kata pak Gani.

Semua mahasiswi dan mahasiswa pun berjalan ke depan mengumpulkan tugas mereka di depan pak dosen dan langsung keluar meninggalkan kelas.

Marsha paling terakhir maju ke depan setelah yang lain lebih dahulu.

"Kamu.. mana tugas kamu?" Kata pak Gani.

"Maaf pak, tugas saya masih di dish, masih belum selesai tapi tinggal sedikit lagi kok pak, saya ketiduran soalnya."

"Kamu gak bohong kan?" Dengan wajah serius.

"Enggak kok pak."

"Kamu bawa dish sekarang?"

"Bawa kok pak, ini.." kata Marsha menunjukkan dish berwarna hitam yang ia bawa.

"Kamu bawa laptop?"

"Enggak pak."

"Ya udah kita ke ruangan saya sekarang, kebetulan laptop saya ketinggalan disana, saya cek dulu apa kamu benar-benar jujur atau bohong ke saya."

"Ke ruangan bapak? Iya pak."

Sepertinya biasa outfit Marsha feminime, ia selalu memakai rok atau dress, tapi kali ini ia memakai rok kain berwarna coklat sepaha dan  kemeja berwarna coklat susu dan sepatu kets putih.

"Sekalian kamu bawa tugas-tugas temen-temen kamu ke ruangan saya."

"Iya pak." Jawab Marsha.

Marsha pun mengikuti pak Gani berjalan dibelakangnya dengan membawa kumpulan kertas ditangannya.

Di ruangan pak Gani.
Pak Gani mengambil laptop dan langsung duduk di kursi dekat mejanya.

"Pak, ini mau taro di mana?" Kata Marsha.

"Ohh.. iya taro disini, di meja saya saja." Kata pak Gani menepuk sisi meja.

Marsha pun berjalan ke arah meja pak Gani dan menaruh kumpulan kertas itu sesuai instruksi pak Gani. Saat Marsha hendak melangkah mundur tidak sengaja kakinya tersandung kaki pak Gani sehingga ia jatuh tepat dipangkuan pak Gani yang sedang duduk.

Gbrakkk...

"Aduhhhh...!!" Rintih Marsha saat jatuh dipangkuan pak Gani, dan pak Gani refleks langsung memegang perut marsha dan mereka berdua sempat saling memandang satu sama lain dan terdiam selama setengah menit.

"Ka-mu gak apa-apa?" Tanya pak Gani.

"Ap-pa? Ohh.. iya pak maaf kaki saya ke sandung tadi, saya mundur ke belakang gak liat jalan." Kata Marsha yang masih dalam pangkuan pak Gani.

"Kaki kamu tadi kesandung sama kaki saya, saya yang harusnya minta maaf.. udah bikin kamu hampir jatuh, untung ada saya.. jadi kamu jatuh di pangkuan saya gak jatuh dilantai." Kata pak lembut.

"Ohhh.. maaf pak." Kata Marsha yang tiba-tiba bangun dari pangkuan pak Gani. Tapi karena saking terburu-buru ia bangun karena rasa tidak enak, tangannya malah menyentuh kumpulan kertas, sehingga beberapa kertas itu terjatuh dan berserakan dilantai.

"Aduhhh!! Bodoh banget sih kamu Marsha.. jangan terlalu keliatan saltingnya dong!! kamu kaya orang tolol di depan dosen ini tau gak, gimana kamu mau cari perhatian dia kalau tingkah kamu seceroboh ini, Marsha... Marsha.. bikin malu aja terus." Batin marsha merutuki kecerobohannya.

"Aduhhh...  Maaf pak." Kata Marsha langsung turun kebawah mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan dilantai.

Saat Marsha mengumpulkan kertas-kertas dilantai, diam-diam pak Gani memperhatikan paha sexy dan mulus milik Marsha. Apalagi Marsha mengenakan rok mini sehingga kemolekannya terekspose begitu saja.

Karena terlalu lama berjongkok, saat Marsha hendak berdiri tiba-tiba keseimbangannya goyah, alhasil kembali ia terjatuh diatas pangkuan pak Gani.

Pak Gani yang sedari tadi memperhatikan Marsha, melihat Marsha goyah dan akan terjatuh langsung sigap untuk menangkapnya.

Marsha pun ditangkap oleh pak Gani tepat diatas pangkuannya, bahkan entah sengaja atau tidak tangan kanan pak Gani tepat menyentuh payudara sebelah kiri Marsha.

Mereka pun saling memandang, saling menatap satu sama lain kali ini lebih dalam dari sebelumnya. Seperti ada hasrat yang terpendam.

Dan Marsha merasakan ada remasan halus sebuah tangan di payudara kirinya, yang tidak lain tangan dari pak Gani.

Pandangan pak Gani pun berubah, matanya kini memandang bibir Marsha yang berwana merah muda, wajahnya pun semakin maju mendekati wajah Marsha bahkan, remasan yang halus di payudara kiri Marsha kini semakin terasa.

Marsha pun terbawa suasana itu, ia pun memandang bibir pak Gani yang sexy, Marsha semakin memajukan wajah mendekat pada wajah pak Gani.


 Cinta MarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang