26. Luka

857 53 12
                                    

"Eh tau gak? Katanya, hari ini kalandra bakal balik ke sekolah."

"Masa sih?"

"Iya, katanya juga tunangan dia bakal sekolah disini."

"Gila, gue penasaran banget sama tunangan kalandra."

"Sama! Kayaknya tunangannya jauh lebih cantik daripada sebelumnya."

"Ya jelas lah, begitu juga kalandra selera nya berkelas."

"Mungkin sama yang dulu cuma buat mainan aja."

"Hahahaaha, udah. Tuh liat, ceweknya lewat."

Suara orang-orang itu terlihat semakin memuakkan hari ke hari bagi kara. Dia ingin berteriak di depan muka orang orang itu bahwa dia juga lelah seperti ini.

Brengsek. Itu adalah kata kata yang kara rapalkan setiap harinya sepanjang saat, dia berjanji bahwa dia akan menampar kalandra tepat di wajahnya.

Laki-laki benar benar menghilang selama hampir tiga bulan ini. Dan tentu, hidup kara benar benar penuh cacian setiap saat di sekolah.

Sejak semalam, grub angkatan sangat ramai membahas mengenai kalandra yang kabarnya akan kembali masuk ke sekolah.

Kara juga penasaran, apakah itu semua benar atau tidak.

Banyak sekali pertanyaan yang ada di benaknya sekarang, mungkin dia juga akan bertanya lebih lanjut mengenai perkataan neneknya.

Ketika Kara sampai di kelasnya, semua tatapan teman kelasnya membuat dia sedikit merasakan sesak. Kara tak menyukai tatapan yang menatapnya seperti gadis menyedihkan.

"ASTAGA!! WOI LIHAT ITU KALAN."

"DIA DATANG SAMA SIAPA!"

"MINGGIR, GUE MAU LIHAT AYANG GUE."

Dengan serempak teman sekelasnya segera melihat kalandra dari jendela kaca. Kara yang penasaran, mencoba melihat dari tempat yang kosong diantara teman temanya.

Ada beberapa mobil yang memasuki halaman sekolah. Mobil mobil itu berbaris dengan Bugatti La Voiture diantara beberapa mobil itu.

Ketika seseorang keluar dari sana dengan pakaian rapi khas murid sekolah ini dan seroang gadis di sampingnya.

"Jancok! Kalandra makin ganteng aja!"

"Ceweknya cantik banget, tipe elegan elah."

"Siapkan bendera putih kawand, lebih baik mundur perlahan."

Kara tak menghiraukan ucapan teman temanya. Dia memandang gadis di samping kalandra, gadis itu memang benar benar sangat cantik dan elegan.

Rambutnya tertata rapi dengan separuh rambut atasnya di kucir. Gadis itu terlihat tinggi dan anggun ketika berjalan.

Namun, ketika gadis itu terlihat mulai ketakutan karena tatapan murid disana. Tangan kalandra terlihat memegang tangan gadis itu dengan erat seperti yang pernah kalandra lakukan padanya.

Mata Kara terpaku pada genggaman tangan itu.

Ternyata bukan hanya dia yang mendapat perlakuan seperti itu.

Mata Kara menatap tepat mata kalandra yang ternyata juga memandangnya. Tatapan mata itu tak bisa Kara tebak apa maksudnya tetapi yang pasti hal itu menyakitkan

Ternyata benar perkataan orang bahwa jatuh cinta akan selalu beriringan dengan patah hati.

Bel berbunyi sehingga membuat Kara memutuskan untuk pergi ke dalam kelasnya dengan pikiran yang berkecamuk.

The Darkness Of The KalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang