Author POV
Setelah kepergian orang tuanya, Jimin langsung kembali ke dalam ruangannya meninggalkan Seulgi yang seharusnya Jimin bantu, masih terduduk di sofa seorang diri..
"Walaupun tadi hanya pura-pura, tapi menurutku rasanya seperti sungguhan". Betapa hebatnya akting Jimin tadi sampai membuat Seulgi sedikit terbawa suasana, namun ia juga kembali mengingat dimana Jimin memeluk Sowon tepat dihadapannya.
Tes..tes.."Hikkss.. hiksss, kenapa kau seperti itu padaku? Hikkss..". Seulgi menangis pelan sambil mengelus pelan pipinya yang tadi di tampar.
Dap..dap..
Derap langkah berat dan terburu-buru membuat Seulgi langsung menghapus air matanya saat menyadari seseorang akan menghampirinya.
"Ahkk Jimin ssi". Kedua tangan Seulgi di tarik paksa oleh Jimin untuk berdiri dan itu sangat menyakitkan. Tidak peduli bagi Jimin kalau Seulgi itu sedang sakit, yang ada dipikirannya saat ini adalah..
"Sakit Jimin ssi". Ringis Seulgi sambil menangis.
"Sakit? Dasar tak tau diri.."
PLAK..
Seulgi kembali mendapat tamparan hingga dirinya tersungkur ke sofa, kemudian kembali dipaksa berdiri lagi.
"Kurang ajar kau j*Lang sialan!! Lihat pundakku, LIHAT!! Apa yang kau lakukan padaku hah?". Jimin menurunkan sedikit kerah bajunya hingga menampilkan luka cakaran di pundaknya. Luka cakar yang tak seberapa di bandingkan luka yang Seulgi rasakan saat ini.
"Kau sengaja melakukan ini padaku? Mencoba balas dendam padaku? Kau tau kalau luka ini akan berbekas makanya kau melukaiku agar aku di permalukan saat tour nanti, iya kan??". Seulgi merasakan kakinya kembali sakit, bahkan meringis pun tidak di dengar oleh Jimin.
"Kenapa diam? Pura-pura tidak tau hah? Ini semua gara-gara kau! Gara-gara kau juga Sowon menjadi sangat ketakutan, sialan!!". Seulgi masih menangis. Hatinya benar-benar sakit, sangat berat sekali untuk membela diri. Tubuh Seulgi di hempaskan kembali ke sofa dengan kasar.
"Ahh ini benar-benar gila!! Kenapa aku harus dipersatukan olehmu? Kenapa, kenapa, KENAPA?? Hahh..hahh.. Dan kenapa juga kau harus ada didunia ini". Gumam Jimin lalu menendang meja kaca di depannya hingga pecah, setelah itu pergi membawa Sowon keluar dari apartemennya.
Prankk..
Setelah kepergian Jimin, Seulgi menangis sejadi-jadinya. Ia benar-benar tak menyangka akan mendapat cacian yang sangat menyakitkan. Kata-katanya tadi itu sungguh sangat kasar dan tak seharusnya itu di lontarkan pada gadis sebaik Seulgi. Memang apa salahnya sampai Jimiin semarah itu, Seulgi benar-benar tidak mengerti.
Tentang luka yang di alami Jimin tadi, Seulgi memang melakukannya, tapi itu tanpa disengaja karena pada saat itu kakinya terinjak dan sontak membuat Seulgi meremas kedua pundak Jimin hingga sedikit berdarah.
"Kenapa kau berkata seperti itu Jimin ssi hikkss.. hikkss.. kenapa kau menyalahkanku hikkss..hikkss.. kenapa kau menyalahkanku atas hadirnya aku di duniamu.. hikkss... hikkss.. kenapa kau setuju dengan perjodohan ini? aku tidak bersalah Jimin ssi hikkss..hikkss.. jangan salahkan aku...hikkss.. hikkss.."..
.
.Setelah kejadian dua hari yang lalu, Seulgi sama sekali tidak mendengar kabar Jimin, atau mungkin sudah berangkat tour. Pagi ini Seulgi masih berada di ranjang, dan kakinya terasa semakin sakit. Maka dari itu Seulgi meraih ponselnya dan segera menelpon ayahnya.
'Ayah..'. Seulgi berusaha menahan tangisnya.
'Ada apa sayang?'.
'Ayah, bisakah ayah ke apartemenku? Kaki ku sakit lagi'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulmin••Love Hurts
ФанфикSeumin__Hurt (Love Hurts) [Rewritten] ================================ "Sekalipun! aku tidak pernah menganggap mu sebagai istri!. Yang aku inginkan adalah istri manusia, bukan seekor beruang sirkus yang bodoh! Kau hanya hewan bodoh yang sudah mengha...