Down

121 13 2
                                    

Author POV.

Masih dalam pelukan Seulgi. Perasaan Jimin benar-benar hancur dan campur aduk. Sebelumnya, di acara musik siang tadi, dia membuat kesalahan lagi dimana Vita suaranya kembali sakit. Jimin benar-benar sangat kesal pada dirinya, juga merasa sudah kembali mengecewakan fansnya untuk kedua kalinya.

Kekecewaan pada dirinya sendiri bukannya mereda, tapi malah di tambah lagi! Jimin melihat kekasih yang selalu dia sayangi, bermain dengan pria lain di belakangnya. Apa Sowon sudah tak mencintai Jimin lagi? Apa rasa sayang Sowon pada Jimin hanyalah alibi?

Apa Sowon menyayangi Jimin?

Sejauh ini, Jimin lah yang selalu berkorban. Hanya Jimin lah yang mencintainya. Sowon tidak pernah memperhatikan Jimin sekali pun. Apa Jimin sadar? Tidak! Jimin memang tidak sadar karena dia terlalu terobsesi pada kecantikan Sowon. Bahkan saat Jimin sakit pun, Sowon tidak pernah mengurus atau memperhatikan Jimin dengan baik sekali pun. Yang selama ini memperhatikan Jimin hanyalah Seulgi seorang.

Tangan Seulgi perlahan mulai membalas pelukan Jimin. Ia sangat mengerti apa yang harus dia lakukan di saat seperti ini. Satu tangannya dengan ragu-ragu mengelus lembut punggung Jimin, guna untuk menenangkannya. Merasa ada respon, Jimin mulai menitikkan air matanya.

Ini!! Inilah yang Jimin sebenarnya butuhkan..

Hikkss..hikkss..

Pelukan Jimin semakin mengerat membuat Seulgi menepuk juga mengelus nya dengan pelan dan lembut. Seulgi merasakan kalau bahunya mulai basah, dan mengerti kalau saat ini Jimin tengah menangis. Sebenarnya Seulgi merasa sangat pegal di posisi ini, dimana ia juga harus menahan tubuh Jimin yang sangat berat ini.

"Ji.. Jimin ssi, kita pindah ke sofa ya". Perlahan Seulgi sedikit mendorong bahu Jimin dan mulai menuntunnya menuju sofa. Setelah mereka berdua duduk, Jimin kembali memeluk Seulgi lagi.

"Em.. Kau benar-benar hebat Jimin ssi. Semua fans mu pasti sangat bangga". Ucap Seulgi setelah lama terdiam sambil mengelus punggunya dengan lembut.

"Kau sangat hebat. Kau bisa menutupi semuanya dengan baik. Kau tidak salah sama sekali Jimin ssi, jangan menyalakan dirimu". Ini pertama kalinya dalam hidup Seulgi selama menikah dengan Jimin, ia melihatnya seperti ini, menangis sejadi-jadinya dalam pelukannya. Bahkan ini pertama bagi Seulgi ia di peluk erat oleh Jimin. Seulgi sangat sadar bahwa pelukan ini bukan untuknya, tapi hatinya terasa sedikit senang walau pada akhirnya ini tidak akan bertahan lama.

"Aku mengacaukan semuanya hiks..hiks..". Akhirnya Jimin mulai berbicara. Walaupun suara Jimin pelan, tapi Seulgi bisa mendengarnya dengan jelas.

"Tidak ada yang kau kacaukan, semuanya sempurna. Aku sudah melihat semuanya. Kau benar-benar hebat. Para fansmu pasti sangat bangga dan akan selalu mengerti, karena mereka semua mencintaimu Jimin ssi".

Deg...

Mendengar perkataan barusan, dada Jimin langsung berdebar. Bagaimana bisa wanita yang paling ia benci bisa membuatnya merasa setenang ini?? Yang Jimin harapkan adalah Sowon. Seharusnya Sowon lah yang bersikap seperti ini, bukan Seulgi.

Jimin melepaskan pelukannya lalu memalingkan wajahnya. Seulgi mengerti, ia beranjak dari sofa menuju dapur dan membawakan segelas air minum untuk Jimin.

"Minum lah Jimin ssi". Jimin hanya melirik sekilas gelas itu, kemudian berpaling lagi. Apa Seulgi berusaha mencari kesempatan dengan berpura-pura peduli padanya? Tentu tidak, Seulgi selalu peduli, dan akan selalu seperti itu. Semua pelukan, dan kata-kata penyemangat tadi adalah sungguhan, tidak di buat-buat.

"Aku mengerti, aku.. aku akan pergi ke kamarku". Seulgi benar-benar sangat mengerti Jimin. Ia berfikir bahwa Jimin saat ini butuh waktu untuk sendirian.

Seulmin••Love Hurts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang