Author POV.
"Kau..!!". Mendengar nada bicara Jimin yang menakutkan, Seulgi langsung menundukkan kepalanya.
"Apa kau sadar dengan apa yang kau perbuat?". Jimin mulai kesal karena Seulgi tak menjawabnya dan hanya menunduk diam.
"Kau tau? Sedari tadi sikap diam mu membuat keluarga ku curiga! Apa kau sengaja? Kau ingin mengadukan ku secara tidak langsung begitu?". Jimin benar-benar kesal. Memang bagus Seulgi menjadi pendiam, tapi menurut Jimin ini terlalu berlebihan.
"Aku tidak bermaksud begitu Jimin ssi. Maaf aku terlalu berlebihan". Walaupun Seulgi sudah meminta maaf, tetap saja mungkin keluarga Jimin sudah mulai sedikit curiga.
Jimin tau kalau mereka berdua sedang di perhatikan dari kejauhan, maka dari itu..
"Keluargaku sedang memperhatikan kita. Sebaiknya kau bersikap seperti biasa". Jimin berbisik tepat di telinga Seulgi. Angin bertiup dengan kencang, membuat aroma parfum Seulgi tercium dengan sangat jelas kemudian Jimin memeluknya. Ini hanyalah pengalihan saja agar keluarga Jimin tidak curiga lagi pada mereka.
Seulgi sangat terkejut, tapi dia tau kalau pelukan ini bukan untuknya bahkan dia pun tak membalas pelukan Jimin.
"Dengar, ini hanyalah sandiwara, kau harus bertanggung jawab. Gara-gara kau mereka semua menyalahkan ku". Seulgi mengangguk pelan. Jimin menuntun Seulgi kembali menuju tenda yang langsung di sambut hangat oleh ibu Jimin.
"Seul ah! Kau baik-baik saja?". Tanya ibu mertuanya.
"Aku baik-baik saja ibu. Maaf sudah membuatmu khawatir". Secara tidak langsung, Seulgi mengakui kalau tadi itu ia memang sedang tidak baik-baik saja dan itu hanya di sadari oleh nenek Jimin yang sedang memperhatikan Seulgi.
"Hmm kau mau cerita pada ibu?". Seulgi terdiam sambil menatap raut wajah ibu mertuanya yang benar-benar mengkhawatirkan Seulgi.
"Bukan apa-apa Bu, hanya masalah pekerjaan saja. Maaf seharusnya aku tidak membawa masalah pekerjaan ke sini". Paling tidak keluarganya tidak curiga lagi. Tapi sampai kapan Seulgi harus berbicara seperti ini?
"Aku sudah berbicara dengannya Bu, jangan khawatir". Ucap Jimin.
"Baiklah kalau begitu kau makan dulu ya. Kau harus makan".
"Aku belum merasa lapar Bu, tapi nanti aku akan makan". Jawab Seulgi.
"Hmm baiklah. Oh iya, Jimin dan Seulgi kalian tidur di tenda itu ya,".
"Ibu, aku tidak keberatan jika Seulgi dan Jimin tidur di dalam van". Ucap Hyo na
"Tapi kau sedang hamil nak".
"Tidak apa-apa, justru aku sangat ingin tidur di tenda".
"Jangan Unnie, aku.."
"Seul ah, tidak apa-apa kau tidurlah di dalam Van ya". Mau bagaimana lagi, Seulgi akhirnya mengalah setelah sedikit berdebat. Seulgi dan Jimin akhirnya masuk ke dalam Van, dimana mereka mau tak mau harus tidur bersama.
"Jimin ssi, kau tidurlah aku akan ke luar dulu". Jimin tak memperdulikan Seulgi dan langsung berbaring. Seulgi duduk di depan api unggun sendirian dan tak lama nenek Jimin datang menghampirinya.
"Kenapa tidak tidur? Ini sudah malam". Seulgi terkejut.
"Nenek? Ada apa kemari?". Tanya Seulgi.
"Nenek hanya ingin kemari saja, dan nenek punya marshmellow". Nenek mengeluarkan sekantung marshmellow dari dalam jaketnya untuk di bakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulmin••Love Hurts
FanfictionSeumin__Hurt (Love Hurts) [Rewritten] ================================ "Sekalipun! aku tidak pernah menganggap mu sebagai istri!. Yang aku inginkan adalah istri manusia, bukan seekor beruang sirkus yang bodoh! Kau hanya hewan bodoh yang sudah mengha...