Author POV.
"Ahh...kepalaku". Jimin bergumam pelan kemudian membuka kedua matanya.
"Apa ini kamar ku?..". Jimin langsung bangun kala ia menyadari bahwa dia sudah berada di dalam kamarnya. Ia terdiam sejenak, mengingat kejadian-kejadian sebelumnya.
"Oh iya, tadi pagi aku pulang kan karena badan ku benar-benar sakit. Tapi aku tidak ingat jika aku memasuki kamar ini". Jimin sedikit curiga pada Seulgi, pasalnya siapalagi kalau bukan wanita itu yang membawanya kemari.
Tunggu!!
"Bajuku?". Kecurigaan Jimin ternyata benar. Pagi tadi saat Seulgi membawa Jimin ke kamarnya, ia langsung mengganti pakaianmya dengan yang baru agar Jimin bisa tidur dengan nyenyak. Apakah Jimin menerimanya? Oh tentu tidak.
'Wanita itu!! Semakin ku biarkan, semakin kurang ajar!!'. Jimin bangkit dari ranjangnya dan pergi keluar mencari Seulgi. Namun tak ada siapapun, rumah terasa sangat sepi, biasanya tiap pagi maupun siang ia selalu mendengar suara peralatan masak dan bau masakan dari Seulgi, tapi hari ini benar-benar sepi.
'Kemana wanita itu?'. Jimin berpikir kalau Seulgi mungkin pergi karena sudah tau ia akan dimarahi Jimin setelah apa yang Seulgi perbuat tadi pagi. Karena wanita yang dia cari tidak ada, Jimin lantas menelpon Sowon.
"Di tolak?". Jimin mengernyitkan keningnya, tidak biasanya Sowon menolak panggilannya. Kemudian Jimin kembali mencoba lagi, dan lagi-lagi kembali di tolak.
Dengan perasaan khawatir, Jimin dengan cepat membersihkan dirinya dan kembali pergi menuju apartemen Sowon.
Ting..tong
Ting..tong
Setelah beberapa kali membunyikan belnya, pintu akhirnya terbuka dan Jimin langsung memeluk erat wanita yang ia khawartirkan itu.
"Sayang!!.. Kenapa tidak menjawab telpon ku hmm? Kau tau aku sangat khawatir?". Jimin mengusap punggungnya juga sesekali mengecup pundak Sowon.
"Apa sudah merasa lebih baik?". Jimin menyentuh keningnya yang ternyata panasnya sudah turun.
"Syukurlah". Sowon tiba-tiba melepaskan pelukan Jimin dan pergi meninggalkannya tanpa menjawab semua pertanyaan Jimin tadi.
"Sowon ah, ada apa?". Ia benar-benar heran dengan sikap Sowon sekarang.
Grep..
"Ada apa sayang? Hmm?". Jimin memeluknya dari belakang.
"Kenapa kau kemari?". Ia terkejut mendengar suara dingin Sowon. Kenapa tiba-tiba begini? Jimin melepaskan pelukannya.
"Memangnya kenapa? Tentu saja karena aku khawatir". Sowon menatap Jimin kesal.
"Seharusnya kau diam saja dirumah, dan tidur bersama istrimu. Tidak usah kemari". Apa maksudnya?
"Tenang dulu, ayo katakan padaku kenapa kau seperti ini hmm?". Jimin berusaha menenangkan Sowon.
"Kau bahkan pergi tanpa berpamitan denganku". Sowon memalingkan wajahnya dan berusaha menahan tangisnya.
"Maafkan aku hmm, aku tidak memberitahumu tadi pagi itu karena aku tidak ingin membangunkanmu. Kau sedang sakit, aku tak tega jika aku membangunkanmu hanya untuk berpamitan". Jimin kembali memeluk Sowon.
"Bohong! Kau seperti itu karena kau ingin tidur dengan istrimu bukan?". Jimin melepaskan pelukannya.
"Coba jelaskan kenapa kau sampai berpikir kesana?". Jari tangannya mengusap air mata Sowon dengan lembut.
"Tadi pagi aku menelponmu, lalu istrimu mengangkatnya. Dia bilang kau sedang tidur dengannya. Apa itu benar?". Apa? Apa benar Seulgi bicara seperti itu? Jimin menahan rasa marahnya terhadap Seulgi. Ia berjanji jika ia bertemu dengannya, ia akan memberi pelajaran pada Seulgi. Tapi tunggu!! Bukankah tadi pagi Seulgi tidak ada di rumah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulmin••Love Hurts
FanfictionSeumin__Hurt (Love Hurts) [Rewritten] ================================ "Sekalipun! aku tidak pernah menganggap mu sebagai istri!. Yang aku inginkan adalah istri manusia, bukan seekor beruang sirkus yang bodoh! Kau hanya hewan bodoh yang sudah mengha...