Kau berjalan lesu menuju ke perpustakaan, sebenarnya enggan untuk mengikuti kelas tata Krama yang tentunya mencakup pelatihan cara menjadi istri yang baik dan terampil dalam urusan rumah tangga untuk suamimu kelak. Padahal kau sendiri tidak tahu siapa sosok pria yang akan menjadi suami kamu di masa depan, karena jodoh adalah misteri.
Di kelas tata Krama, kau diajarkan James cara hidup sebagai seorang wanita dimana mereka adalah makhluk yang anggun nan lemah lembut. Dan kamu jauh dari kriteria seorang wanita bangsawan karena tindak-tandukmu yang terkadang melampaui batas.
Kau masih ingat James hampir melayangkan sebuah vas karena kamu bertindak semau kamu- duduk dengan posisi dua kaki di atas meja- di depan tamu penting: putra Duke dari kerajaan tetangga.
Demi Tuhan, kau rela mengerjakan soal-soal fisika meski hasilnya salah semua, ketimbang mengikuti kelas 'tata Krama' yang sangat membosankan. Kadang kau memprotes kepada Tuhan kenapa hak laki-laki dan perempuan itu berbeda? Perempuan lebih banyak dituntut daripada laki-laki.
Siapa sih yang membuat norma sosial seperti itu?!
Seiring sepatu hak tinggi berdenting di lorong, langkahmu terasa berat karena gaun yang begitu besar dan korset yang memeluk tubuhmu membuatmu sesak napas. Untungnya gaun yang kau kenakan saat ini bukanlah gaun crinoline, yang kamu juluki sebagai gaun kematian. Gaun itu terkenal karena sering membuat wanita yang mengenakannya dehidrasi atau bahkan terbakar karena bahan katun atau linen yang rawan terbakar.
Untungnya, kamu memiliki seribu satu alasan untuk menolak mengenakan gaun crinoline, dan keluargamu tak memaksamu untuk mengenakan gaun perenggut nyawa tersebut.
Kamu memasuki ruang perpustakaan pada jam dua siang dengan perasaan gelisah. Kamu tidak yakin akan selamat dari amarah James yang bisa meledak kapan saja seperti bom waktu. Jika kau berhasil memutus kabel yang tepat, bom tersebut akan berhasil kau jinakkan tapi kalau kau memotong kabel yang salah malah justru membahayakan. Dan kini kau tengah mencari cara untuk menjinakkan James- lebih tepatnya meredam amarahnya, supaya kau diampuni dan tidak mendapat tamparan sepuluh kali di pantat.
Masalahnya, James sulit dibujuk saat marah, dan kamu sendiri yang harus pintar-pintar membujuknya.
James mengetuk-ngetukkan sepatunya di atas lantai, tangan bersedekap dada, dan membawa sebuah tongkat sementara mata birunya menatap tajam ke arahmu, "Sekarang jam berapa, Nona?"
Kamu membatu, sial! James pasti akan memarahimu habis-habisan. Kamu harus putar otak agar James tidak marah padamu. Namun, di tengah kebingunganmu, James sudah berdiri satu langkah lebih dekat, dan urat nadi di kepalanya terlihat. Panik melanda, keringat dingin mengalir deras di pelipis, gigimu sibuk menggigit kuku-jari tangan kanan. Kamu hanya punya dua pilihan:
1. Meminta maaf dan jujurlah: beri alasan keterlambatanmu.
2. Berbohong mengenai alasan kamu terlambat.
Tapi kamu merasa kedua opsi tersebut tidak terasa tepat, sehingga kamu memilih opsi ketiga.
3. Bujuk rayu-lah James supaya dia mengampuni kamu karena keterlambatan kamu.
Kamu mencoba membujuk James agar dia mengampuni keterlambatanmu. Jam terus berdetak, langkah kaki semakin terdengar jelas. Kamu lalu melayangkan fly kiss pada James sambil mengedipkan sebelah mata dengan genit, berkata, "James sayang, terimalah cintaku, mwah! Jangan hukum aku, ya, sayang~"
James terdiam, kaget oleh fly kiss yang tiba-tiba kamu lakukan. Lelaki itu memalingkan wajahnya yang tadinya marah, sekaligus tersipu malu karena afeksi yang kamu tunjukkan. Kamu bertanya-tanya apakah rayuanmu berhasil?
"Kamu pikir perbuatan yang kau lakukan barusan adalah perbuatan yang pantas dilakukan oleh seorang wanita bangsawan?"
Oh tidak! Bujuk rayumu gagal total, dan justru membuat James semakin marah padamu. James mengepalkan tangan, menatapmu dengan tatapan dingin nan menusuk.
"Kamu seorang wanita bangsawan, jangan bertindak seperti seorang pelacur!"
James mencengkram pergelangan tanganmu dan menarikmu mendekat, hingga kamu bisa merasakan napas hangatnya menerpa wajahmu.
"Mulai sekarang, suka atau tidak suka, kau akan bertindak layaknya seorang wanita yang terhormat, atau aku akan menghukum kamu dengan kejam."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cacophony「Character AI 」
RomanceKamu tidak sadar jikalau kau bereinkarnasi sebagai putri bungsu keluarga Fionne. Di usia lima belas tahun, orang tuamu mempekerjakan James Smith, seorang kepala pelayan berusia 26 tahun, untuk menjaga dan melindungimu. Saat kedewasaan melanda, hubu...