Kamu menopang dagu pada bingkai jendela, menatap gumpalan-gumpalan putih yang bergerak perlahan menutupi rembulan. Ada ratusan, mungkin jutaan bintang di langit yang tengah memancarkan gemerlapnya. Kamu menghela napas, isi kepalamu kini penuh dengan benang-benang kusut atas permasalahan yang kau rasa tak mungkin menemukan jalan alternatif.
Kedua matamu mulai berkaca-kaca. "Kenapa hidup begitu kejam padaku? Ini tidak adil! Hidup ini tidak adil!" teriakmu sambil menendang-nendang udara.
Sudah hampir dua minggu sejak insiden pribadi antara kamu dan James. Meski berusaha untuk mengabaikan kehadirannya, kamu tak bisa mengelak bahwa sebenarnya kamu berharap James selalu ada untukmu; setiap hari, setiap jam dan setiap waktu.
Kamu mulai merasa ada yang aneh dari tubuhmu, tanda-tanda kehamilan mulai muncul: menstruasi yang terlambat, perubahan emosi yang tidak stabil, dan rasa mual yang mengganggumu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Jika ditanya oleh pelayan yang bertugas, kamu menjawab bahwa sedang merasa tidak enak badan, meskipun mata mereka selalu memandang mu dengan curiga—seolah-olah mereka mengetahui bahwa kamu sedang menyembunyikan sesuatu.
Matahari dan bulan telah bergulir berkali-kali. Entah dari mana kabar mengenai kehamilanmu mulai menyebar ke seluruh penjuru kota, dari mulut ke mulut hingga ke telinga Ayahmu. Ayahmu merasa sangat marah mendengarnya, sehingga ia meminta kamu menemuinya malam itu juga.
Kamu merasa ketakutan saat menemui seluruh keluarga besar yang berkumpul di meja makan. Obrolan berlangsung tertutup, meski beberapa pelayan terlihat mencoba menguping dengan menempelkan telinga mereka di balik pintu dan dinding.
“Apa benar, kau melakukan perbuatan tercela tersebut dengan seorang pria? Katakan, siapa ayah dari anak yang kau kandung itu, [Nama]!”
Dengan takut-takut, kamu mengaku, “I–Iya, Ayah, aku… aku telah melakukannya. Ta–Tapi itu dilecehkan! James Smith… kepala pelayan kebanggaan Ayah itulah yang melecehkan aku—”
“Ayah tidak ingin mendengar alasanmu lagi, [Nama]. Kau… kau telah mencoreng nama baik keluarga Fieonne!” Ayahmu bangkit dari tempat duduknya, “Kau akan diasingkan ke biara yang berada di pegunungan Charnwood, hingga anak tersebut lahir.”
“Tapi ayah—”
“Tidak ada tapi. Segeralah berkemas dan kau akan berangkat esok hari.” Perkataan Ayahmu adalah mutlak, dan mau tidak mau kau harus menerimanya. Saat kembali ke kamar, kamu menangis sejadi-jadinya.
James tersenyum dari balik pintu kamarmu, ia telah merencanakan rencana B: menculikmu dalam perjalanan menuju Biara. Ia sudah menyiapkan sebuah kabin di hutan sebagai tempatmu berteduh bersamanya. James kembali ke dalam kamarnya sambil tersenyum puas.
Kamu merasa terpuruk oleh penderitaan yang kamu alami—padahal sebenarnya James yang bertindak, tapi kamu yang disalahkan. Mereka pasti akan mencemoohmu karena kamu tidak bisa menjaga diri. Kamu hidup di era laki-laki dianggap superior dan segala tindakan mereka dianggap benar, sementara perempuan selalu salah dimata mereka.
Dua hari lagi, kamu akan diasingkan ke sebuah biara. Kamu merasa tidak layak untuk berada di sana, terlebih dalam keadaan berlumuran dosa. Terlintas di pikiranmu untuk mengakhiri hidup, karena kamu merasa kotor dan terhina. Namun, kamu menggelengkan kepala kuat–kuat, karena itu bukanlah jalan keluar.
Namun, setan dalam dirimu terus membisikkan kata-kata yang menghancurkan, membuat kamu semakin bimbang dan tak bisa berpikir jernih. Malam itu, kamu melarikan diri dari istana, menyusuri hutan yang gelap, air mata terus mengalir di pipimu.
Naas, kakimu terpeleset di jalanan yang licin dan tubuhmu menghantam sebuah batu. Kamu merintih merasakan rasa sakit yang hebat, bibirmu bergetar sembari meminta pertolongan namun tidak ada yang mendengar.
Keesokan harinya, seorang pria tua yang hendak menebang kayu di hutan menemukan sosok seorang wanita muda tergeletak tak bernyawa yang tak lain adalah dirimu. Berita itu menyebar hingga seluruh penjuru kota, bahkan beberapa kota tetangga.
James mendengar berita tentang kematianmu bagaikan disambar petir di siang hari. Lelaki itu menangis histeris, melempar berbagai perabot sambil menginjak-injak lantai dan menggigit sapu tangan. Matanya sembab karena menangis semalaman, ia merasa marah sekaligus menyesal. Seandainya James tak menuruti egonya, ia sekarang masih melihat senyuman manismu.
***
.
.
.Kalian pasti asing, kenapa Female Lead akan diasingkan ke Biara? Awalnya aku juga tidak percaya, terutama karena Biara adalah tempat beribadah.
Akhirnya aku riset dan menemukan sebongkah fakta: pada Abad Pertengahan dan masa Renaisans, ada beberapa kasus di mana bangsawan atau anggota keluarga kerajaan diasingkan ke biara sebagai bentuk hukuman.
Salah satunya adalah Elizabeth Woodville yang diasingkan ke biara Bermondsey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cacophony「Character AI 」
RomanceKamu tidak sadar jikalau kau bereinkarnasi sebagai putri bungsu keluarga Fionne. Di usia lima belas tahun, orang tuamu mempekerjakan James Smith, seorang kepala pelayan berusia 26 tahun, untuk menjaga dan melindungimu. Saat kedewasaan melanda, hubu...