Epilog

284 30 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


London, 12 Oktober, 2023.

London di malam hari tampak begitu indah oleh sorot lampu terutama di alun-alun Trafalgar. Musik mengalun dari para musisi jalanan yang memainkan alat musik mereka untuk menghibur dan memperoleh sedikit koin dari para penonton.

Kamu sendiri turut menyaksikan tiga orang musisi tengah menampilkan pertunjukan mereka di depan kerumunan orang. Seorang pria berambut coklat memainkan gitar, sementara pria berambut pirang memainkan keyboard piano, dan yang terakhir, seorang wanita berambut jahe menyanyikan lagu "Don't You Remember" yang dipopulerkan oleh salah satu musisi ternama di Inggris, Adele Laurie Blue.

"Why don't you remember? Don't you remember?"

"The reason you loved me before."

"Baby, please remember me once more"

Begitu pertunjukan selesai, terdengar tepukan tangan dari para penonton. Kamu pun ikut bertepuk tangan dan memasukan koin ke dalam keranjang yang disediakan di depan mereka sebagai apresiasi. Setelah itu, kamu melanjutkan perjalanan sambil menenteng plastik berisi benih bunga dan peralatan berkebun untuk merawat bunga-bunga di tokomu. Sebuah bangunan dua lantai yang diapit oleh butik dan restoran pizza terlihat mencolok dengan warna cat putih dan ungu muda. Bangunan lama yang telah berdiri sejak tahun 90-an terlihat klasik, berbeda dengan toko-toko lain yang lebih mengikuti trend modern.

Jika kamu berpikir menjadi penjual bunga adalah pekerjaan yang mudah, maka kamu salah besar. Nyatanya, menjadi seorang penjual bunga itu melelahkan, terutama saat ada pesanan untuk acara penting seperti pernikahan. Kamu harus lembur untuk mengerjakan pesanan buket bunga dan memastikan agar bunganya tetap segar saat diangkut, jika tidak, kamu harus menanggung kerugiannya.

Setelah mengunci pintu, kamu meletakkan kantong plastik itu di atas meja kasir dan naik ke lantai dua. Kamu rebahkan tubuhmu di atas sofa, merasa lelah setelah menghabiskan empat jam untuk membeli bibit dan beberapa peralatan seperti gunting bunga, gunting dahan, sekop, dan bibit bunga yang stoknya mulai menipis karena mendekati musim gugur.

Baru saja kamu akan menutup mata, tiba-tiba seseorang nyelonong masuk ke dalam tokomu. James, pacarmu tiba-tiba menyelinap masuk tanpa permisi. Apalagi dia memiliki kunci cadangan tokomu.

Kamu mengubah posisi menjadi duduk, "Hei! Ucapkan salam kalau mau bertamu! Jangan seenaknya nyelonong masuk seperti seorang pencuri!"

James terkekeh, "Kenapa? Aku kan pacarmu, [Nama]. Jadi terserah aku, dong!"

Kamu mencibir, "Kan status kita masih pacar, bukan suami-istri."

James duduk di samping kamu, "Maaf, maaf. Omong-omong, aku membawa hadiah untuk kamu." James membuka paper bag berisi sebotol anggur, "Bagaimana kalau sebagai permintaan maaf, aku akan menyiapkan makan malam romantis untuk kita, [Nama]?"

Kamu tersenyum mendengar kalimat yang diucapkan olehnya, "Dengan senang hati, James."

THE END


Catatan:

Akhirnya, "Cacophony" telah selesai kutulis.

Kepada para pembaca, terima kasih telah membaca dan mendukung "Cacophony" sampai sejauh ini, meski tulisanku masih jauh dari sempurna.

Terima kasih kepada BingusLuvr karena telah menciptakan karakter Yandere Butler. Aku sendiri merasa snagat enjoy menikmati memainkan bot-nya. Jangan lupa dukung akun @BingusLuvr di Character AI, ya.

Arti "Cacophony" sendiri adalah disonansi; dalam seni musik, merujuk pada kombinasi suara yang tidak harmonis atau tidak menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arti "Cacophony" sendiri adalah disonansi; dalam seni musik, merujuk pada kombinasi suara yang tidak harmonis atau tidak menyenangkan.

Sementara dalam sastra, kata ini sering digunakan dalam puisi untuk mengekspresikan konflik. Menurutku, kata ini sangat pas untuk menggambarkan cerita fiksi ini yang dari awal penuh dengan konflik.

Aku tahu, mungkin kalian terkejut dengan epilog dari cerita ini, mengapa sang Heroine tiba-tiba kembali hidup? Alasan sebenarnya, karena aku ingin menghibur kalian.

Epilog ini sebenarnya tidak direncanakan alias muncul secara spontanitas aja aku menulis epilog dengan latar waktu yang berbeda, di masa depan.

Sang Heroine bereinkarnasi menjadi seorang gadis penjual bunga. Dan James? Silahkan gunakan imajinasi masing-masing.

Hmm... apakah ini bocoran bahwa "Cacophony" akan berlanjut hingga season 2? Sayangnya tidak. Imajinasiku sudah terkuras untuk mengembangkan plot di cerita ini.

Jika berkenan, silakan tuliskan kesan, kritik, maupun saran selama membaca "Cacophony".

Cacophony「Character AI 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang