CHAPTER 11 AKSARA & ASKARA

261 200 60
                                    

CHAPTER 11


Mereka sampai di sebuah kafe yang dekat dengan rumah mereka. Aksara memarkirkan motornya.

“Mas, satu Coffee Caramel Macchiato,” kata Aksara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mas, satu Coffee Caramel Macchiato,” kata Aksara.

“Gue satu Coffee Latte,” tambah Askara.

“Baik, ditunggu ya, Kak,” jawab barista.


Tak lama kemudian, mata Askara tertuju pada seseorang yang dikenal. “Lah, ada Elea di sini toh. Ngapain lo, El?” tanyanya.

“Buta mata lo?” balas Elea tanpa menoleh.

Mereka pun duduk di meja yang sama dengan Elea.

“Gue cuma nanya, santai aja,” kata Askara.

Tak lama kemudian, pesanan mereka datang. “Permisi, ini Coffee Caramel Macchiato dan Coffee Latte-nya,” ucap barista sambil meletakkan minuman di meja.

“Makasih, Mas,” ujar Askara sambil melirik Elea. “Gue baru tau, cewek suka Coffee Americano, El. Nggak biasa.”

"Gue baru tau kalo cewek suka Coffee Americano anjir" ucap Askara

"napa? ga suka? pergi lo" Elea

"Santai napa anjir, mirip Aksa lo lama lama njir" Askara

“Napa? Nggak suka? Pergi aja lo,” jawab Elea datar.

“Napa bawa-bawa gue?” tanya Aksara, menoleh.

“Canda doang, bro. Ngobrol sama lo kadang kayak ngomong sama tembok,” balas Askara, lalu melirik Elea lagi. “Oh ya, El, lo udah lama kayak gini?”


“Maksud lo?” tanya Elea.

“Ya, sifat tomboy lo ini,” jawab Askara.

Elea terdiam sebentar sebelum menjawab, “Sebenernya, ini perubahan diri gue. I wasn’t like this before.”

Askara menatapnya penuh perhatian. “Lo mau cerita dulu lo kayak gimana?”


“Dulu gue ceria banget,” kata Elea, menghela napas panjang. “Tapi waktu SMA, gue jadi korban bully di sekolah lama. Pas libur panjang, gue ubah diri gue, latihan karate biar bisa ngelawan mereka. Gue capek sama sikap mereka, dan akhirnya gue pindah ke sekolah lo.”

AKSARA & ASKARA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang