Chapter 3: apresiasi

171 16 0
                                    

Hari ini hasya menyediakan salah satu menu makanan khas dari kalimantan selatan, yaitu soto banjar. Berhubung haksa masih flu, ia ingin memasakkan sesuatu yang berkuah untuk adiknya agar ketika haksa memakan nanti hidungnya tidak tersumbat.

Selesai menata piring dan tetek bengeknya di atas meja makan, hasya pergi dari ruang makan dan naik ke lantai dua rumahnya, dia menuju ke kamar haksa.

Hasya mengetuk pintu kamar sang adik, kemudian membukanya pelan. Di dalam kamar itu, haksa sedang asik menulis di meja belajarnya. Hasya berjalan pelan ke arah haksa agar tak mengganggunya, kemudian mengintip sedikit ke buku yang tengah di penuhi tulisan oleh haksa.

"Haksa, lagi ngerjain PR, ya?" Tanya-nya begitu sadar haksa sedang tak asal-asalan menulis di bukunya.

Haksa bergumam kecil, kemudian menolehkan kepalanya ke arah hasya. "Ngapain lo kesini?"

"Ayo makan, aku sudah masakin haksa makanan berkuah. Supaya hidung haksa agak mendingan." Ajak hasya dengan senyum lebarnya seperti biasa.

Haksa diam sesaat, kemudian mendesah lelah. "Dibilang gue bisa cari makan sendiri."

Haksa merucutkan bibirnya, "Tapi makanan haksa enggak bergizi tau! Mending makanan rumah dari pada junkfood."

"Tapi enak."

"Tapi gak sehat."

"Tapi kalau di order cepat datang! Kalau makanan rumah harus nunggu dulu."

Hasya berdecak kesal, "jangan keseringan order junkfood haksa! Cintai makanan khas negara kita!"

"Kan yang penting guenya bisa makan!"

Hasya menghela nafasnya, "ah, terserah lah. Ayo kita makan, nanti makanannya dingin." Dia menarik tangan haksa agar adiknya itu berdiri.

Haksa merengut, "kayak gue bakalan makan masakan lo aja."

•••

Haksa memakan soto itu pada akhirnya, dengan lahap pula.

Hasya tertawa dalam hatinya. Duh, ternyata adiknya ini tipe yang tsundere ya? Di awal saja dia berlagak tidak mau, tapi ujung-ujungnya di makan juga dengan lahap.

"Makanan aku enak gak?" Hasya bertanya kepada haksa ketika keduanya telah selesai makan. "Kamu nambah 4 piring loh, masa masih mau bilang masakanku enggak enak?" Godanya kepada haksa yang kini pura-pura mengalihkan pandangannya dari piring bertingkat di depannya.

"...hmm..."

"Hmm???"

"...enak, dikit."

Hasya tersenyum sumringah dengan mata berbinarnya. Setelah berkali-kali memasakkan makanan untuk haksa, ini pertama kalinya haksa mengatakan masakkannya enak. Hasya senang luar biasa!

"Tapi jangan pede ya lo! Masih enakkan juga junkfood!" Haksa segera menyela ketika melihat wajah kesenangan hasya.

"Hehe~ haksa bilang masakan aku enak~"

"Di bilang jangan pede dulu!"

"Hehehe~"

"Anjir lo, dengerin gue!"

Hello My Bro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang