(04.) Setelah Insiden

7.3K 386 11
                                    

Niatnya mau besok update nya tapi aku lagi happy banget sekarang, jadi update aja karena udah nggak sabar lanjutin ceritanya

Sebelum lanjut boleh dong tes ombaknya duluuuu ...

Dibaca pelan-pelan ya ...





Selamat membaca ...






***

Millan terbangun dengan kondisi mengenaskan. Kemeja yang terbuka, kepala yang berdenyut nyeri, tenggorokan yang terasa sangat kering. Dia mengerang saat berusaha duduk, tubuhnya benar-benar sangat pegal dan nyeri.

Dia tidak lupa dengan kejadian semalam, meski samar, Millan mengingat saat dia meminta seorang pria asing mengajarinya berciuman, bahkan membiarkan pria itu menyentuh tubuh bagian atasnya. Yang menjadi masalah adalah dia tidak mengingat dengan jelas wajah pria itu.

Millan menarik rambut panjangnya dengan kasar, kesal pada dirinya sendiri kenapa harus berakhir disebuah club malam. Dari semua tempat, kenapa dia harus ke sana?

Dengan tertatih dia berjalan menuju kamar mandi. Di depan cermin, dia dapat melihat pantulan dirinya yang terlihat menjijikan. Ada beberapa kissmark di lehernya, di dadanya, di bahunya. Seputus asa inikah sampai dia merelakan harga dirinya direnggut begitu saja? Bahkan oleh pria asing, orang yang bahkan tidak Millan kenal dan baru dia temui kemarin.

Dia ingin menyalahkan Kenan karena semua ini terjadi akibat penghianatan pria itu, namun dia juga sadar bahwa keputusannya tidur dengan pria asing adalah keinginannya sendiri.

Ingatan kejadian semalam kembali berputar di kepalanya. Bagaimana mereka berciuman, bagaimana pria itu menyentuh tubuhnya, bagaimana pria itu akhirnya meninggalkannya. Millan menatap nanar pantulan dirinya di cermin.

Rasa rendah dirinya kembali menguasai. Lalu kalimat Kenan kembali memasuki indra pendengarannya.

“Aku nggak tertarik sama tubuh kamu. Kamu pikir pria mana yang mau tidur sama kamu dengan tubuh yang nggak menggairahkan sama sekali?”

Pria itu juga melakukannya. Pria asing itu meninggalkannya saat mereka bisa saja berlajut ketahap yang lebih jauh. Pria itu, tidak tertarik pada tubuhnya.

Millan tahu dia seharusnya bersyukur karena tidak terjadi hal yang lebih buruk, namun satu bagian dari dirinya merasa kalah. Mati-matian dia menyangkal bahwa apa yang Kenan katakan tidak benar, bahwa apa yang Kenan katakan hanya omong kosong belaka. Mati-matian dia meyakinkan dirinya bahwa dia menarik, dia cantik, dia pintar, dan pantas mendapatkan yang jauh lebih baik dari pria berengsek seperti Kenan. Namun saat dia ditinggalkan begitu saja setelah pria itu menyentuhnya membuat harga dirinya terluka.

Dia tidak lagi bisa menahan tangisnya. Setelah kemarin memutuskan untuk tidak lagi menangisi Kenan, hari ini, dia kembali menangis. Menangisi dirinya sendiri, menangisi kekalahan yang dia alami.

***


Setelah menangis seharian, Millan berhasil memaksa dirinya untuk segera mengemasi barang-barangnya. Dia harus segera ke bandara atau tiket gratis yang diberikan Abhiguna Group akan hangus begitu saja. Setelah kehilangan calon suami dan harga dirinya, Millan tidak akan membiarkan dirinya kehilangan uang untuk membeli tiket pengganti seandainya dia ketinggalan pesawat.

Perjalanan dari Bali ke Surabaya hanya memakan waktu kurang lebih dua jam dengan pesawat terbang. Millan tidak punya waktu untuk beristirahat. Dia harus segera ke rumah sakit setelah pesawat lepas landas.

The Dark Side of KalinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang