Sebelumnya, mohon perhatian teruntuk orang-orang yang mau membaca cerita ini.
Kisah ini murni adalah fiksi dan imajinasi penulis. Ide cerita murni hasil pemikiran dari otak penulis! Tempat (Bentalun) yang di sebutkan hanyalah khayalan semata dan tidak terdapat didunia nyata, maupun bahasa dari tempat yang di sebutkan hanyalah karangan.
Jika ada kesamaan tokoh, tempat atau kejadian, atau yang lainnya, saya minta maaf sebesar-besarnya karna yang jelas itu adalah kebetulan yang tidak disengaja.
Dan saya mengingatkan bahwa cerita ini mengandung homoseks dan kekerasan. Banyak kata yang tak baik, dan perbuatan yang jelek pula. Cerita ini bukan untuk ditiru!
Jadi saya mohon, untuk anak yang belum cukup umur di skip saja! Mohon bijak dalam membaca!
Jikalau genre penulis tidak cocok denganmu, cukup tinggalkanlah dan carilah tulisan yang sesuai dengan seleramu.
Saya pastinya akan selalu berusa menyajikan yang terbaik, jadi saya mohon untuk menghargai karya saya.
Kalau ada typing atau perkataan yang tidak sesuai, tolong dikoreksi. Mohon diberikan kritikan dan saran agar saya dapat menyajikan yang lebih baik lagi kedepannya.
Maaf dan terima kasih. Buang yang buruk, ambil yang baik!
Selamat membaca.
***
Bintang Utara
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Larenza Wizara Arkhanza
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bentalun
Desa itu, merupakan tempat dimana kisah mereka terjadi, Kisah yang menyedihkan nan tragis.
Tentang dua daksa dan atma yang saling mencintai Tetapi harus dipisahkan oleh persamaan yang memadai.
Pertemuan mereka layaknya Estuari Mereka sama, namun dibedakan.
Jika dia tawar dan asin Maka dia terima dan tidak terima.
Kehilangan adalah kata yang menyadarkan Bahwa penyesalan adalah hal yang paling menyakitkan Dan terima adalah hal yang paling sulit dilakukan
Cinta yang kuat tidak mampu menggantikan Bertahan, hanya menyakiti diri sendiri Dan hilang, adalah jalan terakhirnya.
