Aeseol sedang merapikan barang-barangnya ketika sesorang tiba-tiba memasuki kelasnya.
Jangsoo berlari memasuki kelas, hanya tersisa Aeseol di dalam kelas karena dia piket dan menyelesaikan tugasnya paling akhir. Ilha juga belum muncul karena itu juga Aeseol sedikit memperlambat pekerjaanya. Dia tak ingin mengakuinya tapi dia menunggu Ilha.
Jangsoo menghampiri Aeseol, wajahnya menunjukan kepanikan, matanya membulat dan nafasnya tersengal.
"Seol, Chiyeol sama Deokjoong Seol, mereka....." kata Jangsoo masih sambil terengah.
Aeseol ikut panik melihat Jangsoo yang berantakan, insting dalam dirinya mengatakan bahwa ada bahaya mendekat.
"Kenapa? Mereka kenapa??" tanya Aeseol panik.
"Mereka ditahan gengnya kak Kitae." Ucap Jangsoo
Saat itulah Aeseol merasakan seluruh tubuhnya merinding, bulu kuduknya berdiri. Aeseol merasakan bahaya apa yang mengincarnya.
Kitae adalah musuh terbesar Ilha di sekolah, selama ini dia selalu ada di bawah Ilha, namun semua orang tau ia masih mencari celah untuk bisa mengalahkan Ilha. Sekarang, ia telah mendapatkan kesematanya.
Kitae terkenal ganas, lebih ganas dari Ilha, dan saat ini Chiyeol dan Deokjoong ada di tangan mereka.
"Kenapa? Kok bisa?" tanya Aeseol panik.
"Kayanya mereka disuru buat manggil lo tapi mereka ga mau, jadinya mereka ditahan." Ucap Jangsoo.
Mendengar ucapan Jangsoo Aeseol langsung teringat perkataanya pada Chiyeol, bagaimana ia menyuruh Chiyeol untuk melawan balik, dan seketika itu pula rasa bersalah mengalir di seluruh tubuhnya. Chiyeol telah melawan balik, mencoba melindunginya.
"Di mana mereka? tanya Aeseol.
"Di gedung belakang."
"Gua ke sana duluan, lo panggil ka Ilha." Ucapnya bersiap melangkah pergi.
"Maslahnya.."
"Masalahnya?" tanya Aeseol menahan langkahnya.
"Ka Ilha tadi jatuh pas pelajaran olahraga, tanganya luka dan dia langsung di bawa ke rs. Jadi, dia ga ada di sekolah." Jelas Jangsoo.
Mata Aeseol membulat, ia harus berpikir cepat, tak mungkin baginya mengalahkan geng Kitae sendirian.
"Temen-temenya yang lain Taeman? Heerak?" tanya Aeseol lagi.
"Heerak nemenin dia, gua ga tau kalo Taeman sama Wootaek."
"Oke cari Taeman kalo gitu, kalo dia ga ketemu, cari Pak Jang. Bawa dia ke sana."
"Elo?"
"Gua ke sana duluan."
"Yang bener aja! Mana bisa lo ngelawan mereka."
"Gua bisa ngulur waktu. Karena itu gua butuh lo buat nyari Taeman atau Pak Jang. Tolongin gua Soo, nasib gua ada di tangan lo." Ucap Aeseol sambil memandang lekat mata Jangsoo.
Jangsoo mengangguk, setelah melihat keteguhan di mata Aeseol, ia tak bisa menolak.
Aeseol langsung melangkah maju bersiap pergi. Sebelum mencapai pintu kelas, ia melihat sapu. Ia mengambil sapu itu dan mematahkan kepalanya, hingga hanya tersisa gagangnya. Kemudian ia langsung melangkah pergi.
***
Chiyeol dan Deokjoong tersungkur di tanah, dikerubungi 4 orang yang tak henti-henti menendangi mereka.
Chiyeol mendekat ke arah Deokjoong mencoba melindungi tubuh Deokjoong, menjadikan tubuhnya perisai bagi Deokjoong. Namun, tendangan itu perlahan berkurang, dengan takut Chiyeol mengangkat kepalanya mencoba melihat apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun and The Fire Keeper
FanfictionAeseol tak pernah peduli dengan keadaan sekitar. Ia hanya ingin bersekolah, lulus dan melanjutkan hidup. Ia tak memiliki teman dan tak merasa membutuhkanya, hingga suatu hari ia bertabrakan dengan Ilha. Ilha, kakak kelasnya, pria yang ditakuti hampi...